Kamis, 20 Oktober 2016

Minum Obat Cacing? Siapa Takut?



Lagi-lagi melenceng dari tema blog ini. Well, saya hanya ingin berbagi tentang pengalaman pribadi yang saya jamin pasti ada banyak orang yang juga mengalami hal ini. Cacingan. Terdengar gak keren. Tapi saya yakin banyak di antara kalian semua yang merasakannya. Cacingan bukan hanya dialami oleh anak-anak saja, tapi sekarang orang dewasa pun banyak yang mengalaminya, termasuk saya sendiri. Malu? Gak lah. Kenapa harus malu ngakuin kalau cacingan? Toh cacingan masih mending daripada HIV/Aids kan? Karena lingkungan gak bersih? Gak sih, kalau saya pribadi mungkin karena kebanyakan makan daging babi. Well, I’m Chinese and Nasrani so makan babi sudah hal yang biasa bagi saya apalagi saya makannya sejak kecil hehehe =) Berikut ini saya akan berbagi pengalaman tentang minum obat cacing yang saya yakin mayoritas orang di luar sana masih takut banget minum obat cacing. Iya gak? Ngaku deh...

“Minum Obat Cacing? Siapa Takut?”



Well, diawali karena rasa penasaran karena sejak dulu sampai sekarang berat badan saya gak nambah-nambah, gak peduli walau saya sudah makan 4 kali sehari (pagi, siang, sore dan malam), ditambah makan banyak camilan plus kalau menunya enak kayak ayam/bebek goreng/panggang, babi kecap, babi goreng, siobak, gurami panggang/goreng, empal goreng dan menu-menu enak lainnya saya selalu makan banyak. Tapi anehnya walau udah makan banyak sekalipun, badan saya tetap kurus, walau anehnya perut gak buncit sih. Karena perut gak buncit itulah saya curiga yang membuat saya gak bisa gendut adalah sejenis penyakit bernama Tyroid, yang kata dokter sih emank bisa bikin gak bisa gemuk.

Tapi setelah di test hormon dan segala macem, kok hasil test menunjukkan Tyroidnya bukan penyebab saya gak bisa gemuk. Lalu apa dong? Bingung awalnya, lalu kemudian terbersit ide, “Apa jangan-jangan aku cacingan? Makanya gak bisa gemuk karena makanannya dimakan sama cacingnya,” Mengingat saya suka banget makan daging babi sejak kecil jadi saya rasa wajar kalau cacingnya banyak. Akhirnya walau jijik, saya putuskan untuk test feses di sebuah klinik di Surabaya. Saya diberi sebuah tempat kecil panjang yang berisi cairan formalin untuk kemudian contoh tinja tersebut dimasukkan ke dalam sana.

Dan tada, hasil test lab menunjukkan positif cacingan. Tidak !!! Akhirnya singkat cerita saya beli obat cacing Combantrin yang 500 mg sekali minum 2 tablet. Tapi gak langsung minum, takut soalnya. Apa yang saya takutkan? Simple. Karena sejak kecil mama selalu nakutin kalau minum obat cacing pasti tar cacingnya keluar dari mulut, mata, hidung, telinga dan dubur dalam keadaan hidup alias kluget-kluget. Lah? Siapa yang gak takut tuh? Apalagi setelah baca komentar orang-orang di blog-blog di internet yang sama horornya T___T Makin takut awalnya. Duh, tuh para manusia resek bisa gak sih gak nakutin orang lain? Kalau punya pengalaman horor gitu mbok ya jangan dibagi-bagi. Jadi kasian kan orang-orang yang pengen minum obat cacing jadi ketakutan setengah idup kayak gini? Gak punya ati banget sih yang nakutin gtu? *termasuk mama kale ya?*

Tapi karena saya pengen gemuk dan karena ada yang bilang kalau setelah minum obat cacing nantinya bakal bisa gemuk karena cacingnya uda ilang, jadi walau saya takut, tetap nekad minum sambil berdoa dulu dalam hati. Semoga yang diomongin mama gak bener dan cacingnya uda keluar dalam keadaan hancur seperti yang sudah dijanjikan oleh obatnya. 

Dan akhirnya SEMUANYA TERBUKTI BENAR !!! COMBANTRIN-NYA YANG BENAR maksud saya. Waktu buang air besar keesokan harinya GAK ADA TUH CACING KLUGET-KLUGET KELUAR DARI PANTAT !!! GAK ADA SAMA SEKALI !!! Semuanya kayak biasa. Oh ya, saya minum saat malam hari, jadi dengan harapan, saat saya tidur sekitar 8-9 jam itu semua cacingnya sudah digilas mati dan ancur lebur badannya. Soalnya ada yang bilang kalau cacingnya keluarnya hidup itu karena waktu minum obatnya berdekatan sama waktu buang air besar jadi obatnya belum sempet ngehancurin cacingnya, gitu. Jadi saya pikir malam adalah saat yang tepat. Kalau sudah tidur kan, gak bakal kebelet BAB tuh, itu kalau saya.

Tapi sayangnya, Combantrin kurang kuat atau mungkin karena cacing saya terlalu banyak, jadi yang terbunuh hanya setengahnya saja. Waktu saya test lab lagi ternyata masih ada. Dan akhirnya saya ganti minum Vermox 500 mg sekali minum yang mengandung MEBENDAZOLE yang konon LEBIH KUAT dari Pirantel Pamoat. Vermox obat kunyah yang manis dan tersedia dalam berbagai varian rasa, dan punya saya kebetulan rasa anggur yang enak banget kayak permen karet Lotte tahun 1990-an. Oh ya, kata dokter gpp minum obat cacing dalam jeda seminggu selama OBATNYA BEDA !!!

Walau udah pengalaman minum Combantrin dan gak terjadi apa-apa tapi tetap aja waktu mau minum Vermox, rasa takut itu masih ada. Apalagi di kemasan Vermox ada tulisan, “Jika infeksi cacing gelang sudah terlalu parah, cacing bisa keluar melalui mulut atau dubur.” Anjiiirrr !!! Horornya masih ada. Tapi kemudian saya mikir lagi, kan cacingnya uda kebunuh setengahnya tuh, jadi uda gak parah donk berarti? Well, bermodal nekat sama doa, akhirnya saya minum tuh Vermox di malam hari.

Dan tada, lagi-lagi SEMUANYA TERBUKTI BENAR !!! VERMOX-NYA YANG BENAR maksud saya. Waktu buang air besar keesokan harinya GAK ADA CACING KLUGET-KLUGET KELUAR DARI PANTAT !!! GAK ADA CACING KELUAR DARI MULUT, HIDUNG, TELINGA, atau MATA !!! GAK ADA CERITA CACING KELUAR DARI PANTAT DALAM KEADAAN HIDUP TERUS DITARIK SAMPAI PANJANG !!! GAK ADA SAMA SEKALI !!! Semuanya kayak biasa aja. Cacingnya uda mati, ANCUR LEBUR TANPA SISA !!! Lega deh, terima kasih Tuhan.

NB : Sorry, Capslock Jebol. Ini biar kalian yang merasa takut minum obat cacing gak perlu merasa takut lagi.

Saya sudah buktikan sendiri gak ada yang terjadi. Semuanya fine-fine aja. Semuanya aman terkendali. Jangan dengerin cerita horror yang kalian baca di blog-blog atau komentar-komentar negative di blog tersebut karena FAKTANYA OBAT CACING SEKARANG SUDAH CANGGIH !!! CACING SUDAH MATI DAN UDAH HANCUR TANPA SISA saat dikeluarin dari dalam tubuh. So jangan takut minum obat cacing mulai sekarang. Saya pun bertekad rutin minum obat cacing setiap 6 bulan sekali mengingat makanan favorit saya adalah babi dan saya sama sekali tidak berniat untuk berhenti makan babi (Habis enak sih ^.^) jadi solusinya adalah minum obat cacing aja secara rutin hehehe =)

Inti dari sharing kali ini adalah JANGAN TAKUT MINUM OBAT CACING ya guys… Trust me, semua cerita horror tentang cacing itu SALAH DAN GAK TERBUKTI BENAR !!! Setidaknya, itu GAK TERJADI PADA SAYA.

Based On True Story !!!

Liliana Tan

Bebek P*k J*ng**t : Spanduk Yang Menipu. According To : Liliana Tan

Agak melenceng dari tema blog ini, kali ini saya hanya ingin menceritakan uneg-uneg saya alias ketidakpuasan atas pelayanan sebuah Rumah Makan Bebek di daerah Kusuma Bangsa Surabaya. Bagi yang berdomisili di kota Surabaya pasti sudah bisa menebak dong ya Rumah Makan yang saya maksud hehehe =) Tapi bagi yang bukan penduduk kota Surabaya tak ada salahnya ikut menyimak agar apa yang terjadi pada saya, tidak akan menimpa Anda di kemudian hari. JANGAN TERTIPU OLEH SEBUAH SPANDUK PROMOSI !!! Itu yang ingin saya sampaikan di sini !!!

“Bebek P*k J*ng**t : Spanduk Yang Menipu. According To : Liliana Tan”

 Ini yang saya harapkan akan saya makan T___T
 Harusnya ini yang akan saya makan, lengkap sama nasinya T__T

Spanduk Yang Menipu. Well, memang seperti itulah yang saya rasakan, ditipu sebuah spanduk promosi yang dipasang di depan Rumah Makan. Bebek adalah makanan favorit sebagian besar orang Indonesia, termasuk saya. Tentu menemukan menu bebek dengan harga murah meriah adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang pecinta kuliner Bebek. Bermacam-macam bebek di Surabaya pernah saya coba dan beberapa di antaranya yang menjadi favorit saya adalah : Bebek Papin, Bebek HT, Bebek Cak Sandy yang ada di wilayah SMU Kompleks, Bebek Jiwasraya yang dulunya warungnya dibuka di depan Asuransi Jiwasraya tak jauh dari kantor Jayanata di Jalan Mawar tapi sekarang sudah pindah entah ke mana dan Bebek Sinjay yang pusatnya ada di Madura.

Tapi bebek yang akan saya bahas di sini BUKAN SALAH SATU DI ATAS. Sebenarnya saya sudah tahu tentang Bebek ini sejak lama tapi awalnya Rumah Makan ini hanya menjual Bebek Jumbo dengan harga Rp 25.000 (tanpa nasi) dan Rp 29.000 (dengan nasi). Karena mahal, jadi ya males nyoba hehehe =) Kalau sama mahalnya, saya lebih pilih Bebek HT di Karangempat yang menurut saya lebih enak dan merupakan favorit saya sejak kecil.

Tapi karena baru-baru ini mereka memasang spanduk promosi yang dipajang di depan pagar Rumah Makan berwarna coklat di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya yang menjanjikan paket-paket pilihan yang MURAH MERIAH jadinya saya tertarik nyobain.

Spanduk promosi tersebut bertuliskan 4 paket dari 4 macam menu yang berbeda yang menawarkan harga yang sama yaitu : Rp 19.500 
Paket 1 Rp 19.500 : Bebek goreng, nasi putih, Lalapan, Sambel gila, Es Milo/Es Lemon Tea. 
Paket 2 Rp 19.500 : Ayam goreng ¼ ekor, nasi putih, Lalapan, Sambel gila, Es Milo/Es Lemon Tea. 
Paket 3 Rp 19.500 : Lele goreng/Empal goreng, nasi putih, Lalapan, Sambel gila, Es Milo/Es Lemon Tea. 
Paket 4 Rp. 19.500 : Tahu, tempe goreng, Nasi putih, Lalapan, Sambel gila, Es Milo/Es Lemon Tea.

Siang itu saya masuk dengan santainya ke Rumah Makan di Jalan Kusuma Bangsa tersebut. Rumah Makan tersebut kosong melompong, gak ada 1 pengunjungpun dan terlihat mbaknya yang duduk-duduk santai sambil dengerin musik pake Headset. Saya samperin mbaknya dan mulai tanya : 
Liliana : “Mbak, saya mau beli PAKET 1 yang Rp 19.500 ada gak? Bungkus 1 bawa pulang tapi gak pake minumnya.” 
Mbak Bebek : “Oh, ada mbak. Silakan tunggu sebentar,”

Selang hampir 20 menitan nungguin mbaknya keluar sambil bawain bungkusan saya. Tapi dia malah bilang sesuatu yang gak masuk akal. 
Mbak Bebek : “Maaf Mbak, setelah saya lihat ternyata nasinya habis dari kemarin. Jadi ini gak pake nasi ya. Saya tadi lupa bilang kalau nasinya habis,” (Masuk akal gak seh? Masak tadi pagi dia buka dagangan gak nyadar kalau nasinya habis? ) 

Liliana : “Loh kok bisa nasinya habis tapi mbaknya lupa sih? Ya udah, kalau paket lengkap kan Rp 19.500 ya? Kalau cuma bebek doank gak pake nasi dan minum jadinya lebih murah dong?” 
Mbak Bebek : “Bebeknya Rp 25.000 mbk. Saya lupa juga kalau kemarin malem bebek yang buat Paket itu udah habis, adanya yang bebek JUMBO yang Rp 25.000 aja.” 

Liliana : “Hah? Lupa lagi? Mbaknya ini amnesia atau gimana sih? Masak tadi lupa nasinya habis dan sekarang lupa kalau bebeknya habis. Jangan suka ganti menu seenaknya dong mbak. Kalau gak ada ya bilang gak ada sejak awal. Kalau gini kan saya merasa ditipu mentah-mentah. Saya gak minta jumbo malah dikasih jumbo. Pengennya beli yang murah malah dikasih mahal kayak gini,” (Ngamuk dong saya digini’in. Masuk akal gak sih? Masak orang dagang lupa apa yang dijualnya? ) 

Mbak Bebek : “Saya kan lupa mbk. Terus gimana ini? Sudah terlanjur digorengin mbak. Nanti saya dimarahin atasan saya,” (sambil dengan wajah gak enak dan nada yang agak tinggi)

Akhirnya walau dengan kesal dan marah karena merasa DITIPU SPANDUK PROMOSI dan karena gak mau ribut-ribut siang hari, bikin malu, cari musuh, dengan terpaksa saya membayar tuh Bebek Jumbo Rp 25.000 disertai dengan sumpah dalam hati, “Aku gak akan pernah lagi makan bebek sialan penipu ini. Liat aja, nih bebek sialan bakal kumasukin blog biar setidaknya seluruh Surabaya tahu penipuan kalian dan betapa gak profesionalnya kalian,”

Kalau Anda di posisi saya emosi gak tuh? Sebel gak tuh digituin. DITIPU SPANDUK PROMOSI yang dipajang di depan pagar rumah berwarna coklat di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya ini. Udah jelas-jelas promosinya Rp 19.500 (paket komplit) tapi saya disuruh bayar Rp 25.000 (HANYA BEBEK) dan yang lebih parahnya lagi, pegawainya seenak jidat mengubah menu yang tadinya PAKET 1 yang MURAH jadi Bebek Jumbo yang mahal dengan alasan LUPA KALAU PAKET 1-nya HABIS BAIK NASI MAUPUN BEBEKNYA. Hadoh, masak sih orang jualan bisa lupa menu yang dijualnya sendiri? 19.500 ??? PALSUUUUUUUUUUUUUUU !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

INI BUKAN MASALAH UANG, tapi masalah konsumen yang merasa tertipu, masalah menu yang diganti seenak jidat dan pegawainya GAK JUJUR bilang kalau PAKETNYA HABIS SEJAK KEMARIN MALAM, mbaknya bilang ada tapi nyatanya gak ada atau emang gak diadain supaya bebek yang mahal laku terjual. Sebaiknya kalau pengen makan bebek, mending cari aja di tempat lain. Setidaknya walau mahal, gak bikin sakit hati T___T

Pokoknya yang pasti, saya gak bakal balik ke sana lagi. Uda terlanjur sebel soalnya dan pengalaman seperti ini gak akan pernah saya lupakan. Bagi Anda yang suka tergiur dengan spanduk-spanduk promosi yang menjanjikan harga murah, sebaiknya berhati-hati sebelum melakukan pemesanan sebelum Anda tertipu seperti saya. Pastikan dulu, bener gak barangnya ada dan pastikan juga kalau menunya gak bakal diganti seenak jidat dengan alasan makanannya habis dan dia lupa jadi menunya diganti gitu aja.

According to : Liliana Tan, konsumen yang tertipu. 
Credit Photos : As Tagged Google (gak sempet memfoto bebek saya sendiri karena sudah terlalu kesal, makanpun sambil dongkol)