Selasa, 18 April 2017

Leptospirosis, bahaya yang mengintai di balik datangnya banjir



Beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan September 2016 lalu saya pernah mengalami demam tinggi selama 10 hari yang tak kunjung turun. Berbagai test kesehatan sudah ditempuh, dua klinik berbeda sudah saya datangi, namun semua test yang dilakukan baik itu test darah lengkap maupun test urine menunjukkan HASIL NEGATIF. Lalu apa yang menyebabkan tubuh saya mengalami demam tinggi selama 10 hari tersebut? Ada yang memiliki pengalaman seperti ini? Jika Ada, ada baiknya Anda membaca artikel di bawah ini karena barangkali apa yang pernah saya alami adalah apa yang Anda alami saat ini.

“Leptospirosis, bahaya yang mengintai di balik datangnya banjir”




Leptospirosis, penyakit yang bisa menyebabkan KEMATIAN jika tidak segera ditangani. Awalnya saya ragu untuk menulis pengalaman ini. Namun mengingat ada banyak sekali orang-orang di sekitar saya yang meninggal karena penyakit ini atau diduga mungkin karena penyakit ini, jadi saya memutuskan untuk membagi pengalaman ini agar bisa dijadikan peringatan bagi yang lain. Sebelum saya jelaskan tentang penyakit tersebut, ada baiknya Anda membaca lebih dulu pengalaman saya terinfeksi penyakit ini.

Penyakit ini termasuk penyakit YANG SULIT DIDETEKSI dengan hanya sekedar test darah dan test urine biasa. Karena pengalaman membuktikan, dua test darah dan test urine yang saya lakukan di dua kilinik yang berbeda memberikan HASIL NEGATIF alias semua baik-baik saja. Bukan Typus, bukan demam berdarah, bukan chikunguya, bukan juga infeksi saluran kencing ataupun batu ginjal, lalu apa yang menyebabkan saya demam tinggi selama 10 hari?


Berawal dari demam tinggi selama 3 hari berturut-turut. Saya memutuskan untuk mengunjungi dokter langganan saya dan berpikir mungkin saat itu saya terkena typus mengingat demam tersebut awalnya hanya terjadi saat malam. Namun setelah di test darah lengkap plus urine, menunjukkan HASIL NEGATIF. Tidak percaya dengan hasil test laboratorium di klinik pertama, di hari ke-4, saya memutuskan untuk mengunjungi klinik lain dan sekali lagi melakukan test darah dan test urine. Namun lagi-lagi hasil test lab tersebut menunjukkan HASIL NEGATIF.

Tak ada yang salah dengan tubuh saya, namun tubuh saya mengalami demam tinggi selama berhari-hari lamanya. Bagaimana mungkin tubuh manusia yang secara test kesehatan dinyatakan sehat mengalami demam tinggi selama berhari-hari? Pasti ada sesuatu yang salah yang terjadi pada tubuh saya namun dokter tidak bisa mengetahuinya berdasarkan hasil test kesehatan.


Karena dokter tak bisa menemukan penyebab penyakit saya akhirnya dokter kedua tak berani memberikan obat apa pun dan hanya berpesan agar memakan makanan yang halus. Selama sekitar 6 hari saya hanya bisa pasrah pada Tuhan, karena demam yang masih melanda, kakak sempat menyarankan agar dirawat di RS saja. Namun saya menolak keras karena takut dijadikan “Kelinci Percobaan” oleh dokter RS yang tidak mengetahui penyebab sakitnya namun hanya mengandalkan obat coba-coba.

Di hari ke-10, Mukjizat pun menghampiri saat Pendeta dan Penatua dari gereja saya datang untuk menjenguk. Dari Ibu Pendeta-lah, saya mendapat petunjuk tentang seorang Dokter yang menurut informasi dari orang-orang, dokter tersebut mampu menyembuhkan segala macam penyakit karena mendapatkan semacam anugerah dari Tuhan. Ibu Pendeta pun akhirnya mengantar saya ke sana keesokan harinya mengingat dokter tersebut tidak membuka praktek di Hari Minggu.

Dari sanalah, saya mengetahui jika saya terinfeksi BAKTERI LEPTOSPIROSIS. Dan berhubung gejala penyakit ini berlainan antara pasien yang satu dengan yang lain dan menyerang berbagai area yang berbeda pula pada setiap pasien, jadi sangat sulit untuk mendeteksi penyakit tersebut.



Selain gejala yang berbeda-beda, KETERBATASAN ALAT di Rumah Sakit untuk mendeteksi penyakit ini adalah beberapa penyebab yang membuat penyakit ini sulit ditangani. Karena dokter tak mengetahui penyebabnya dikarenakan KETERBATASAN ALAT alias TAK ADA SATUPUN RUMAH SAKIT DI INDONESIA YANG MEMILIKI ALATNYA maka umumnya Pihak RS hanya akan memberikan obat penurun panas.

Sebenarnya penyakit ini rentan sekali di Indonesia dan penyakit ini tidak akan berbahaya kalau penanganannya tidak terlambat. Namun karena KETERBATASAN ALAT tersebut sehingga banyak sekali pasien yang berakhir dengan meregang nyawa karena tidak mendapatkan pengobatan dengan cepat. Well, mari kita mencoba sedikit mengetahui tentang penyakit ini dan mencegah hal itu terjadi kembali.

Pengertian Leptospirosis :
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Leptospira yang ditularkan melalui air seni atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis, yaitu anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi, kuda, serta babi. 

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen genus Leptospira, yang dapat menginfeksi secara langsung atau tidak langsung dari hewan kepada manusia.


Bakteri genus Leptospira ini menginfeksi saluran darah melalui luka, kulit  yang lecet dan bisa juga melalui mata, hidung dan mulut. Selain itu, cara yang paling umum terkena penyakit ini adalah melalui GENANGAN AIR yang di dalamnya terdapat air seni hewan yang membawa bakteri ini. Khususnya genangan air setelah hujan dan air banjir. Tempat yang kotor dan tidak terjamin kebersihannya lebih berisiko tinggi untuk menjadi kawasan Leptospira.

Gejala Leptospirosis : 
Gejala penyakit Leptospirosis berbeda-beda pada setiap orang. Itu sebabnya ada yang menjuluki Leptospirosis sebagai “PENYAKIT DENGAN SERIBU WAJAH”. Aneka gejala ini bisa meniru gejala penyakit lain jadi menyulitkan diagnosa. Ada beberapa pasien yang mendapat gejala seperti demam dan sesak napas (seperti yang saya alami), ada pula yang mendapat gejala seperti demam dan sakit di bagian ginjal (seperti yang dialami kakak saya) dsb.

Dan ketika dilakukan test darah dan test urine, semua menunjukkan HASIL NEGATIF namun tubuh si penderita tetap mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun. Gejala yang berbeda-beda ini kerap kali membuat para dokter salah mendiagnosa hingga akhirnya berujung pada kesalahan dalam memberikan obat pada pasien.


Namun walau begitu, gejala dini Leptospirosis yang umumnya sama adalah demam tinggi dan sakit kepala parah. Walaupun ada beberapa sumber yang menambahkan nyeri otot, gerah, muntah dan mata merah (yang kesemuanya ini tidak saya alami). Bahkan ada penderita yang tidak mendapat semua gejala tersebut. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa semua Rumah Sakit di Indonesia tidak memiliki alat untuk mendeteksi penyakit ini.

Penyakit ini dapat berujung pada KEMATIAN jika penyakit ini tetap tidak berhasil didiagnosa dengan cepat dan sesegera mungkin diobati. Bakteri Leptospirosis menyerang seluruh sel tubuh di tempat yang berbeda-beda pada setiap pasien. Pada saya sendiri, bakteri tersebut sempat menyerang paru-paru yang berujung pada Bronkitis dan pada kakak saya, bakteri tersebut menyerang ginjal hingga menyebabkan terjadinya infeksi ginjal. Namun untunglah penyakit itu kini telah berhasil disembuhkan dan kondisi kami berdua sudah kembali sehat sekarang.


Penderita Leptospirosis yang lebih parah dapat menyebabkan penyakit Weil yakni kegagalan ginjal (seperti yang dialami kakak saya), sakit kuning (menguningnya kulit yang menandakan penyakit hati) dan perdarahan masuk ke kulit dan selaput lendir. Pembengkakan selaput otak atau Meningitis dan infeksi di paru-paru pun juga dapat terjadi (sama seperti yang saya alami). Kebanyakan penderita yang sakit parah memerlukan rawat inap dan Leptospirosis yang sudah terlanjur parah ada kalanya merenggut nyawa. 

Cara menyebarnya penyakit Leptospirosis : 
Dilansir dari berbagai sumber, Kuman Leptospira biasanya memasuki tubuh lewat luka atau kulit yang lecet, dan kadang-kadang melalui selaput di dalam mulut, hidung dan mata. Namun jika melihat kondisi di Indonesia yang rawan akan banjir atau mungkin hanya sekedar timbulnya genangan air di waktu hujan, genangan air tersebut juga bisa menjadi sarana penyebaran bakteri Leptospirosis. Umumnya air seni dari hewan yang membawa bakteri tersebut tanpa disadari ada di dalam genangan air.


Tips dari penulis : 
1. Ada baiknya saat Anda turun dari mobil atau berjalan di daerah yang rawan genangan air, anda selalu mengenakan sepatu dengan model boats/kets yang mampu menutupi seluruh mata kaki atau setidaknya sepatu ber-hak tinggi untuk wanita. Kenapa? Agar kaki anda tidak terkena genangan air tersebut yang kemungkinan besar terdapat bakteri Leptospirosis yang berasal dari hewan yang membawanya.

Karena sepertinya saya dan kakak saya terinfeksi oleh penyakit ini saat tidak sengaja menginjak genangan air yang di dalamnya terdapat air seni tikus, kucing atau anjing tersebut, mengingat setiap kali musim hujan tiba, saya kerap kali melepas sepatu yang saya kenakan ketika bekerja dan menggantinya dengan sendal jepit agar sepatu saya tidak rusak.

Namun begitu mengalami kejadian ini, saya tidak mau lagi melepas sepatu saya dan menggantinya dengan sendal jepit, mengenakan sepatu jelas lebih aman karena mata kaki saya tertutup rapat dan mencegah agar tidak terkena genangan air yang kemungkinan terdapat bakteri Leptospirosis yang berasal dari hewan yang membawanya.

2. Jika Anda memiliki gudang, ada baiknya Anda menata dengan rapi barang-barang di gudang Anda agar tidak ada tikus yang bersarang di sana. Karena jika anda tak sengaja menginjak air seni tikus tersebut, dapat dipastikan anda akan segera terjangkit penyakit ini 

Hewan-hewan apa sajakah yang membawa bakteri Leptospirosis : 
Dilansir dari berbagai sumber, berbagai binatang menyusui bisa mengidap kuman Leptospira. Beberapa hewan seperti : tikus, anjing, kucing, sapi, kuda bahkan babi adalah media umum yang membawa bakteri Leptospirosis. Namun binatang yang membawa bakteri ini mungkin sama sekali tak mendapat gejalanya atau sehat walafiat.


Itulah sedikit pengalaman saya tentang leptospirosis, jika di antara Anda saat ini ada yang sedang mengalami DEMAM TINGGI berhari-hari namun test darah dan test urine menunjukkan HASIL NEGATIF, kemungkinan besar Anda mungkin terinfeksi penyakit ini. Semoga artikel ini bisa membantu.

NOTE :
Jika Anda berdomisili di Surabaya dan sekitarnya dan ingin mengetahui Dokter tempat saya berobat hingga saya sembuh total seperti sekarang, Anda bisa menghubungi saya melalui IG : @Lilianatan1708 atau @Xians.corner dan saya akan memberitahu di mana lokasi dokter tersebut berada. 

Yang pasti Dokter tersebut berdomisili dan membuka praktek di wilayah tengah kota Surabaya. Jika Anda mengetahui lokasi Ayam Goreng Primarasa yang ada di jalan Kaca Piring, dokter tersebut ada di sekitar sana. Namun satu hal yang sangat penting adalah PASIEN HARUS PERCAYA jika dokter tersebut bisa menyembuhkannya. Jika Anda tidak percaya, maka semua pengobatan akan percuma.

Credit untuk pengertian Leptospirosis : berbagai sumber
Based On TRUE STORY,

Liliana Tan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar