Jumat, 06 Januari 2017

Birthday Wish : Chapter 4 (GOT7’s JB Birthday Edition)



Author : Liliana Tan 
Cast : 
Im Jae Bum (JB) as Himself 
Lily (OC) 
All GOT7 member as themself 
Supporting Cast : 
JB’s Mother 
GOT7’s Manager

“Birthday Wish : Chapter 4 (GOT7’s JB Birthday Edition)”





Chapter 4 : The Surprise Party

Fulong Beach, Taiwan...
JB membuka matanya dengan heran, dia berada di dalam kamar yang gelap dengan tangan terikat. 
“Aku diculik? Tidak mungkin! Apa aku punya musuh?” tanyanya bingung.

“Apa ada yang membenci GOT7 atau mereka hanya membenciku?” ujarnya panik sambil berusaha membuka ikatan tangannya.

“Tapi aneh, kenapa ikatannya tidak erat? Kenapa mudah sekali dibuka? Kurasa penculiknya memang benar-benar bodoh.“ batin JB mencibir. 

Setelah ikatannya terbuka, dia segera berjalan mencari jalan keluar. Dia memandang keluar jendela. Tempat itu sangat indah, dari luar jendela, laut terhampar luas di hadapannya.

“Tempat apa ini? Siapa yang membawaku kemari?” batinnya bingung sambil menoleh kanan dan kiri. Lalu dia mendengar sebuah suara berasal dari dalam ruangan dan spontan mengikuti asal suara itu karena penasaran.

Begitu sampai ke ruangan gelap yang lain, tiba-tiba pintu menutup spontan. Tidak ada cahaya di sana. JB berteriak panik.
“Hei, lepaskan aku!” seru JB sambil menggedor pintu. 

“Oucchh...“ seru sebuah suara. 
“Jangan menabrakku Bodoh!” ujar suara yang lain. 
“Mianhe Hyung, gelap sekali.“ protes suara itu.

JB menoleh spontan. Dia tidak sendiri. “Siapa kalian?” tanyanya waspada. 
“Manusia atau hantu?” tanyanya lagi.

Lalu tiba-tiba sebuah bayangan putih melintas dan seseorang atau sesuatu dengan wajah menakutkan muncul di hadapannya. JB yang tak menduga akan “diserang” spontan menjerit kaget seraya memukul penyerangnya.

“AAAAHHHHH!” teriaknya kaget. Lalu bayangan kedua juga muncul. 
“Hihihihi…” ujarnya dengan gerakan mendekati JB yang sudah tersudut di jendela dengan tangan siap memukul. Tangannya hampir meraih tubuh sang penyerang sebelum akhirnya sang penyerang menghilang dalam kegelapan.

“PERGI KALIAN !!! Aku sedang kesal. Jangan sampai aku jadikan kalian pelampiasan.” Ujarnya spontan, seraya mengambil sebuah vas bunga yang ada di dekatnya.

Lalu kemudian terdengar suara tawa. “Ya ampun, kau bisa melukai kami dengan vas itu.” ujar seseorang.
“Jackson. Itu suara Jackson.“ batin JB. 
“Jackson-ah!!!” tebaknya liar sambil meraba-raba.

Dan tiba-tiba, “BOOOOO!!” Jackson yang memakai topeng muncul di hadapannya.
“Ini tidak lucu!” ujar JB sarkas seraya berusaha menarik topeng Jackson, membuat Jackson yang menghindar, berjalan mundur dan menabrak seseorang di belakangnya.

“Aku Alien. Mau ikut denganku?” seru seseorang di balik topeng alien sambil mencengkeramnya erat. 
“Kau tolol atau apa? Jae Bum Hyung ada di sana.” Umpat Jackson kesal. 
“Oh...Mianhe Hyung. Kan di sini sangat gelap.” Suara itu membela diri.

“Bambam? Keluar sekarang sebelum aku menghajarmu!” JB mengenali suara membernya satu per satu. 
“Aaahh...Ini sama sekali tidak seru.” Protes Jin Young dari seberang ruangan.

“Siapa yang mengusulkan ide ini? Aku akan menghajar orang yang berani mnegerjaiku.” Tuntut JB, meminta sebuah nama. 
“Ini sama sekali tidak lucu.” Lanjutnya kesal.

“Apa kau yakin kau akan menghajarnya jika tahu siapa orangnya?” tanya Jin Young lagi dengan penuh tanda tanya. 
“Apa maksudmu?” JB merasakan sesuatu yang tidak beres sedang terjadi di sini.

“Benarkah kau akan menghajar orang yang mengusulkan ide ini?” Mark sekali lagi bertanya mengkonfirmasi.

“Benar. Aku akan menghajarnya. Katakan siapa! Apa kau Jackson? Atau kau Jin Young?” tuduh Leader menatap Jackson dan Jin Young bergantian dalam cahaya remang-remang yang berasal dari jendela.

“Apa kau akan menghajarku juga?” tanya sebuah suara lembut lalu sedetik kemudian lampu dinyalakan dan Lily berdiri di sana sambil tersenyum dengan mendorong sebuah troli berisi kue ulang tahun dan berjalan dengan tersenyum manis ke arah mereka. Ibu JB berjalan di sampingnya dengan tersenyum manis.

“LILY!!!” JB tampak shock melihat kekasihnya muncul di hadapannya. 
“Aku tidak sedang bermimpi, kan?” lanjutnya kaget.
SURPRISE!!!” seru member GOT7 dan Lily bersamaan. 
“Lily, kau...” ujarnya terkejut lalu melihat kalau ruangan itu sudah dihias dengan dekorasi Ulang Tahun.

Pita, balon, kue tart, makanan, minuman dan bunga-bunga sudah menghiasi ruangan itu, agak jauh dari tempatnya berdiri, tapi masih di ruangan itu.

“Aku yang mengusulkan ide ini. Aku ingin memberimu kejutan, karena aku ingat aku belum memberikanmu hadiah Natal, kan? Jadi inilah hadiahku untukmu.” Jawab Lily dengan tersenyum malu dan manja.

 Dia meninggalkan trolinya di tengah ruangan dan mendekati JB yang masih terkejut dan berdiri kaku di depan jendela, lalu melingkarkan lengan kirinya di leher JB dan menatapnya dengan tatapan menggoda, “Apa kau tega menghajarku?” bisiknya lembut, dengan nada merayu.

“Saengilchukkae Hamnida Jae Bumie...Saranghae...” bisiknya lalu mencium bibir JB dengan lembut dan mesra, JB terkejut pada awalnya tapi kemudian dia memejamkan matanya dan membalas ciuman itu.

“Hei sudah! Jangan lama-lama!” protes Sang Ibu mengingatkan. Spontan kedua muda mudi itu memisahkan diri dengan malu-malu.

“Kenapa kau tidak bilang kalau ada di Taipei? Kau datang ke Fanmeeting kami, kan? Kenapa aku tidak melihatmu saat sesi High Five dan tanda tangan?” protes JB menuntut jawaban.

“Untuk apa aku meminta tanda tangan lagi jika aku sudah memilikinya? Dan untuk apa aku melakukan High Five jika aku bisa memeluk dan menciummu dari dekat. Aku tak butuh semua itu. Lagipula aku harus pergi lebih cepat setelah acara berakhir untuk mempersiapkan semua ini dengan Ibumu. Aku tak bisa mengikuti sesi High Five dan tanda tangan.” Jawab Lily menjelaskan.

“Kau memang gadis nakal.” Ujar JB, masih kesal karena merasa dikerjai seperti ini. Tapi dalam hatinya, dia bersorak girang karena gadis yang dirindukannya telah muncul di hadapannya di hari yang special ini.

“Kau tak suka melihatku di sini? Ya sudah, aku akan pergi.” Ujar Lily dengan mengerucutkan bibirnya, pura-pura marah. Gadis itu berniat berbalik dan berjalan pergi, saat JB menahan lengannya agar tidak pergi.

“Hey, kau sudah jauh-jauh datang kemari. Mana boleh pergi begitu saja? Kau sudah di sini dan kau juga yang merancang semua ini, sebagai Master Plannya, tidakkah kau harus tinggal hingga acara berakhir?” ujar JB memprotes.

“Aku akan pergi jika kau tetap marah.” Ancam Lily. JB menarik napas pasrah. Mengalah. 
“Aku tidak marah. Mana bisa aku marah padamu?” jawabnya seraya menarik tangan Lily dan membuatnya berhadapan dengannya.

“Jeongmalyo? Kau tak marah padaku, kan? Juga tak marah pada mereka, kan?” Lily mengkonfirmasi dengan mata berbinar senang. JB mengangguk mantap dan mengusap rambutnya sayang.

“Setelah melihatmu, kemarahanku langsung menghilang.” Jawab JB sambil tersenyum manis.

Saengilchukkae Hamnida...Saengilchukkae Hamnida...Saengilchukkae Im Jae Bum...Saengilchukkae Hamnida. Serempak para member GOT7 berjalan mendekat seraya mendorong Troli yang berisi kue tart ke arah Leader mereka.

“Terima kasih untuk kejutannya. Tapi sebelum kita mulai pestanya, aku ingin menanyakan 1 hal pada kalian.” Ujar JB seraya menatap membernya satu per satu.

“Siapa yang menculikku?” tanya JB dengan waspada. Lalu semua menoleh pada Jackson dan Yugyeom. 
“Jackson bilang dia  ingin berlatih menangkap penjahat, jadi kuberi dia kesempatan.“ jawab Mark santai. 
“Tapi aku bukan penjahat, Mark.“, protes Leader. 
“Intinya menangkap orang, kan?” Mark membela diri. 
“Aku hanya menyetir mobilnya dan mengikat tanganmu, Hyung.“ jawab Yugyeom, tidak mau disalahkan. 

“Jackson, kau...” JB tak sempat mengatakan apa pun saat Jackson memotong kalimatnya dan menunjuk Lily. 

“Ini ide Lily. Salahkan dia, Hyung.“ tuding Jackson curang, walaupun dia sangat mendukung ide ini. 
“Tapi kau berjanji takkan marah.” Protes Lily seraya mengembungkan pipinya cute. 

Melihat kekasihnya cemberut, JB akhirnya mengalah. 
“Baiklah. Lupakan! Ayo mulai pestanya.“ JB tak ingin membuat kekasihnya pergi bila dia terus marah. 
“Tiup lilinnya, sayang. Let’s make a wish first.” Ujar Sang Ibu dengan sabar.

JB memejamkan matanya sekali lagi lalu mulai meniup lilinnya, kali ini hatinya merasa sangat bahagia karena dua wanita yang dia cintai ada di sisinya di hari ulang tahunnya. Setelah lilin ditiup, sampagne mulai dibuka. 

“BERSULANG! Untuk Im Jae Bum. Untuk GOT7.” seru Jackson gembira. 
“LET’S PARTY!” seru Bambam ceria. Lalu merekapun memulai pestanya.

Memanggang barbeque, bersulang, bernyanyi, berdansa, berfoto bersama, main kejar-kejaran di laut, saling mengotori wajah dengan kue, mencipratkan air ke member yang lain sampai bergumul di pinggir laut dan main petak umpet di Villa itu. 

Mereka tertawa dan bermain seperti anak kecil. Sekilas mereka tidak terlihat seperti seorang bintang Idola Papan Atas yang diidolakan banyak orang tapi lebih mirip 7 orang anak muda yang kerjanya hanya bermain-main saja. Hari itu mereka bergembira bersama.

“Hey kids, terima kasih untuk semua ini.“ ujar JB terharu. 
“Berterima kasihlah pada pacarmu, dia masterplannya.” Jawab Jin Young. Saat itu mereka ber-8 termasuk Lily, sedang duduk di atas pasir dan memandang bintang di langit. 

“Benar. Terima kasih, sayang.” Ujar JB Seraya menggenggam tangan Lily yang duduk di sampingnya.
“Terima kasih kau menepati janjimu. Aku sangat bahagia. Sudah lama kita tidak bersenang-senang seperti ini.“ lanjutnya lagi. Lily hanya tersenyum malu mendengarnya.

“Jangan hanya padaku. Semuanya juga banyak membantu. Aku hanya memberikan ide dan mereka yang menyelesaikan sisanya. GOT7 member sangat perhatian padamu. Mereka ingin membuat hari ulang tahunmu special.“ sahut Lily bijak. 
“Tentu.“ lalu JB berjalan ke arah mereka dan memeluk mereka 1 per 1. Lily hanya tersenyum.

Malam itu mereka semua duduk diatas pasir seraya memandang bintang yang bertaburan dengan indah di langit malam.

“Ada begitu banyak bintang di langit.“ ujar Jin Young. 
“Benar. Tapi hanya ada 1 bintang yang akan terus bersinar terang.“ jawab Jackson dengan percaya diri. 
“Dan bintang itu adalah…” lanjut Yugyeom seraya menoleh memandang saudara-saudaranya. 
“GOT7.” jawab Sang Leader dan ke-5 member GOT7 bersamaan sambil tersenyum bangga.

“Ini adalah Ulang Tahun yang paling berkesan dalam hidupku. Gomawo My Brothers.“ ujar JB dengan mata berkaca-kaca. Hari itu adalah hari yang indah. Hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh mereka semua. Hari yang akan terus dikenang dalam hati masing-masing.

“SAENGILCHUKKAE HAMNIDA Jae Bum Hyung...teriak mereka semua serentak.

Setelah menghabiskan waktu beberapa saat memandang bintang, para member GOT7 dengan sangat pengertian memberikan waktu kepada Leader mereka untuk berduaan dengan pacarnya. JB dan Lily bergandengan tangan menyusuri pantai dengan gembira.

“Pantai ini sangat indah. Apa nama pantai ini?” tanya JB penasaran. 
“Fulong Beach.” Jawab Lily yang memang mengetahui namanya. 
“Kau pintar juga bisa menemukan tempat seindah ini.” puji JB bangga.

“Bukankah aku memang pintar? Jika tidak, aku tidak akan terpilih menjadi siswa pertukaran pelajar Indonesia-Korea.” Jawab Lily bangga.

“Baiklah. Baiklah. Kau memang gadis yang pintar dan manis, juga sangat rendah hati. Aku tak salah memilih kekasih.” Puji JB lagi.

“Jangan berbohong. Kau bicara seperti itu di depanku tapi di belakangku, kau berkencan dengan gadis lain.” Ujar Lily cemberut. 

“Hey, aku bukan pria seperti itu. Aku pria yang akan setia pada satu wanita. Tidak peduli walau kau ada di ujung dunia sekalipun, aku akan menjaga hatiku untukmu.” Jawab JB tulus, seraya menggenggam lebih erat tangan Lily.

“Benarkah itu?” tanya Lily sedih. 
“Jae Bumie, setelah ini, aku tak tahu kapan kita bisa bertemu lagi. Aku harus kembali bekerja. Dan kau juga akan sibuk dengan album barumu bulan Maret nanti, kan? Apa kau akan melupakan aku?” lanjutnya sedih seraya memandang pasir dengan tatapan hampa.

JB menghentikan langkahnya dan berjalan ke hadapan gadis itu. Dia mencengkeram pundak gadis itu dan mengangkat wajahnya, “Apa pasir itu lebih menarik dari pada aku? Tatap aku, Lily!” pinta JB tanpa bisa dibantah.

Lily mengangkat wajahnya dan bulir airmata ada di sana. “Kau menangis?” tanya JB sedikit shock melihat airmatanya. 
“Aku akan merindukanmu.” Ujar Lily lirih dengan malu-malu. 

“Apa yang harus kulakukan? Rasanya aku ingin meninggalkan semuanya dan pergi denganmu ke ujung dunia.” Ujar JB dengan nada sedih yang sama.

“Tidak. Jangan lakukan itu. Kau akan menghancurkan hati jutaan fans jika kau melakukannya. Kau adalah bintang yang bersinar terang di hati mereka. Tetaplah di sana. Tetaplah bersinar bagai bintang di langit malam.” Ujar Lily seraya menghapus airmatanya dan menggantinya dengan senyuman manis.

“Aku tak boleh egois. Aku tahu tak mudah menjadi pacar seorang Im Jae Bum. Dan aku juga tak pernah meminta banyak darimu. Cukup lakukan yang terbaik dan biarkan aku tetap melihatmu di TV. Dengan begitu, walau kau jauh dariku, aku akan merasa dekat denganmu.” Lanjut Lily pengertian.

“Kau memang gadis yang baik dan pengertian.” Puji JB terharu. 
“Aku tak mau menghancurkan karirmu yang sudah susah payah kau bangun. Aku tak mau menjadi orang yang egois seperti itu.” jawab Lily pengertian.

“Apa kau lupa apa yang kukatakan waktu itu?” tanya Lily dengan senyum manisnya. 
“Goodbye are not the end, goodbye are not forever. They simply mean, I will miss you until we meet again. I believe that we will meet again one day.” Lanjutnya sambil tersemyum penuh keyakinan.

“Akankah bisa seperti itu? Kau akan tetap menjaga hatimu untukku, kan?” tanya JB, masih tampak tak yakin. 
“Harusnya aku yang bicara seperti itu. Kau selalu dikelilingi wanita cantk.“ sahut Lily sewot. 
“Hey, bukankah sudah kubilang aku adalah pria yang setia?” JB membela diri. 
“Well, kita lihat saja nanti.” Canda Lily sambil tersenyum penuh arti.

“Kau tahu tidak? Ada pepatah yang mengatakan, “Tak peduli berpisah sejauh apa pun, cinta sejati tetap akan bertemu pada akhirnya. Bumi itu bulat, jadi ke manapun kita pergi, kita akan kembali ke tempat semula.” Lanjutnya penuh keyakinan.

“Kau paham maksudnya, kan?” tambahnya. JB mengangguk mengerti. Tapi tetap saja dia tidak rela harus berpisah seperti ini.

“Kau harus ke Vietnam besok pagi. Sebaiknya kita cepat kembali.” Usul Lily, mengingat jadwal GOT7 yang padat. Lily baru saja akan beranjak pergi saat tiba-tiba JB menarik lengannya dan memeluknya erat.

“Aku pasti akan merindukanmu. Jangan lupa tulis pesan untukku.” Pinta JB tak rela. Lily mengangguk di dadanya yang bidang.

“Sepertinya mimpi indahku harus berakhir malam ini. Terbanglah tinggi, bintangku. Terbanglah tinggi ke langit. Aku akan kembali mengagumimu dari jauh.” Bisik Lily lirih, setetes air jatuh dari matanya.

“Apa yang kau katakan? Bukankah kau bilang kita akan bertemu lagi suatu hari nanti?” protes JB, sedikit menjauhkan tubuhnya dan menghapus airmata Lily.

“Jangan menangis. Kau jelek jika menangis.” Gurau JB, mengucapkan kalimat JB di Dream High 2. 
“Itu dialog JB di Dream High 2.” Protes Lily dengan setengah senyuman, walau airmatanya masih mengalir. 
“Bukankah aku adalah JB? Jadi aku punya hak cipta untuk kalimat itu.” jawabnya percaya diri. Lily tersenyum mendengarnya.

“Kau tahu? Walaupun ada begitu banyak bintang di langit, bagiku hanya ada 1 bintang yang bersinar terang dalam hatiku.” Ujar Lily dengan tatapan penuh cinta.

“GOT7?” tebak JB. Lily menggeleng mantap. 
“Im Jae Bum. You are my star, the world brightest star.” Jawab Lily dengan tersenyum manis.

JB tersenyum mesra lalu menundukkan wajahnya dan mencium bibir Lily dengan lembut, lama dan hangat. Lily membalas ciuman itu dan mereka berciuman dengan bintang-bintang di langit sebagai latar belakang mereka.

“Thank You for being my most beautiful birthday gift. I Love You, Lily and I really do.” bisik JB setelah ciuman itu berakhir.
“I believe that we will meet again one day...” ujar Lily lirih.

“Right. You are my star, the world brightest star. Finally, I decide to send you away, back up to where you belong, in the galaxy, to be the shining star. In the galaxy, you are destined to be the speck of sparkling dust in the night sky while I am fated to be the speck dust on the ground.”

“Our paths were never be across, just like how we were never meant for one another. Everything merely went back to where it was supposed to be and where everyone expected to be. My place has always been in the audience’s stand.” Ujar Lily dalam hati, tanpa sadar airmatanya menetes pelan. Mimpi indahnya sudah berakhir dan sekarang saatnya dia kembali ke alam nyata.

"I guess it is time I woke up from this beautiful dream already. JB, thank you for giving me a dream I never thought I would have.” Lanjut Lily dalam hati.

“Happy Birthday once again for you, Jae Bum-ah...” ujar Lily seraya menyandarkan kepalanya di bahu JB saat mereka kembali berjalan beriringan di sepanjang pantai Fulong, Taiwan.

END