Minggu, 28 Februari 2016

My Personal Angel : Chapter 1



Semuanya berawal dari sini. Surga, tempat yang indah dan hanya dihuni oleh mereka yang terpilih, tempat yang penuh dengan kedamaian dan sukacita di mana orang-orang baik berkumpul sesudah mengalami kebangkitan kembali setelah mati, dan juga tempat berkumpulnya para Malaikat Tuhan yang mulia, tempat di mana Archangel Michael juga berdiam di dalamnya... Yup, tokoh utama saya kali ini adalah seorang Malaikat =)

“My Personal Angel : Chapter 1”


“Heaven”

Kisah ini tidak seperti kisah yang lain di mana dua orang bertemu lalu saling jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya. Well, kenyataannya hidup tak selamanya indah, benarkan? Sama seperti Romeo dan Juliet yang tidak akan pernah bisa bersama hingga maut memisahkan mereka. Lalu apa kau pikir kisah dongeng Cinderella, Snow White, The Sleeping Beauty adalah kisah yang indah? Tidak. Karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah “mereka bahagia selamanya”, adakah di antara kalian yang tahu kisah selanjutnya?

Kisah ini tidak seperti itu, pada kenyataannya kisah ini tidak akan berakhir begitu saja, mungkin ini justru adalah awal dari segalanya. Kisah ini dimulai di sebuah tempat yang sangat indah bernama Sanctuary, sebuah tempat yang terletak di antara bintang-bintang di angkasa, sebuah tempat yang tak kasat mata, yang dihuni oleh para Malaikat Tuhan dan hanya orang-orang baik dan terpilihlah yang berhak ada di sana.

Dan Sanctuary pun, atau yang lebih kita kenal dengan Surga memiliki beberapa tingkatan, dan para Malaikat ini tinggal di Surga keempat yang bernama Machen dan dikepalai oleh Archangel Michael. Tempat ini terbuat dari emas, dan dilapisi oleh dua belas dinding yang dialiri oleh sungai susu, anggur, dan minyak wangi.

Hari itu para Malaikat Utama Tuhan yang dikenal dengan nama “Seven Archangel” sedang berkumpul di sebuah ruangan untuk seperti biasa membicarakan tugas mereka yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, saat tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan seorang pria muda berwajah tampan, dengan rambutnya yang pirang keemasan dan sepasang sayap putih lebar dipunggungnya yang terlihat menyilaukan masuk dan duduk di ujung meja.

“Good Evening my Brother.” Sapa seorang Malaikat yang duduk di sampingnya dengan ramah saat dia bergabung bersama mereka.

“Maafkan aku karena terlambat. Good Evening too My Brothers.” Jawabnya ramah dan meminta maaf pada semua malaikat yang ada di sana. Hanya itu. Karena setelahnya dia tidak mengatakan apapun dan hanya diam termenung sambil sesekali menarik napas.

“Apa ada masalah? Kenapa kau tak tampak seperti biasanya? Apa para Iblis kembali membuat ulah?” Gabriel, yang duduk di dekat jendela menyadari sikapnya yang tidak biasa.

“Michael, whats wrong Brother? What are you thinking?” tanyanya lagi, menyadari ada ketidakberesan melalui sikap Michael yang aneh. Michael tidak menjawab, dia hanya terdiam sambil melamun. Semua Malaikat di sana hanya bertukar pandang dalam diam.

“Michael?” panggil Uriel lembut, tetap tak ada jawaban. 
“Michael?” kali ini Raphael yang duduk di sebelahnya, menepuk pundaknya pelan. Michael seolah baru tersadar dari lamunannya dan menyadari jika semua saudaranya sedang menatapnya aneh.

“I’m sorry. Aku hanya sedang melamun. Tadi apa yang kalian katakan?” tanya Michael dengan linglung, pikirannya sepertinya benar-benar tidak di sini.

“Apa yang terjadi Michael? Kami tak pernah melihatmu seperti ini sebelumnya.” Seru Gabriel dari ujung meja, terlihat cemas.

“Yeah right! Ini bukan sikap dari The Prince Of Seraphim,  Pemimpin Bala Tentara Surgawi dan Panglima Perang Tertinggi Pasukan Tuhan. Michael yang kami kenal adalah seorang Malaikat yang tegas, cepat tanggap, berwibawa dan membuat semua musuhnya gentar. Jangan lupa kalau kaulah yang pernah mengalahkan Lucifer dan mengusirnya dari Surga. Ke mana perginya Michael yang itu?” sambung Uriel dengan penasaran. Gabriel yang awalnya duduk di ujung meja segera berjalan mendekati Michael dan duduk di sampingnya.

“Katakan ada apa? Apa Lucifer kembali membuat ulah? Apa dia ingin menantang Surga sekali lagi?” tanya Gabriel dengan sabar. Michael terdiam dan menggeleng pelan.

“Tidak! Jujur, aku lebih suka jika Lucifer membuat ulah dan memaksaku bertarung melawannya, karena memang inilah tugasku sebagai Panglima Tertinggi Bala Tentara Surgawi, benarkan? Tapi tugas yang diberikan Tuhan kali ini sangat berbeda. Aku tak tahu bagaimana menjalankannya.” Jawab Michael lirih, dia terlihat sangat bingung saat ini.

“Dan apa tugas itu sehingga kau seperti terlihat tak berdaya seperti ini?” tanya Seraphiel semakin penasaran.
“Menyelamatkan seorang gadis dan menunjukkan padanya apa arti kehidupan.” Jawab Michael pelan.
“Tugas seperti apa itu? Kenapa harus kau, Michael? Bukankah tugasmu hanya berperang melawan Iblis?” tanya Zarachiel bingung.

“Yeah right! Yang Maha Kuasa ingin kau menyampaikan pesan padanya, sama seperti itu kan? Bukankah tugas itu lebih cocok untuk Gabriel sebagai Pembawa Pesan Tuhan?” sambung Phanuel sambil melirik Gabriel yang duduk di sebelah Michael.

“Well, kita tak bisa apa-apa jika itu perintah langsung dari Yang Maha Kuasa kan? Kau harus melaksanakannya suka atau tidak.” Jawab Gabriel bijaksana seraya menepuk pundaknya memberi semangat.

“Tapi aku tak tahu harus mulai dari mana. Ini jauh lebih sulit daripada harus berperang melawan sekumpulan pasukan Iblis. Selama ini aku hanya mengangkat pedang dan sekarang aku diberi tugas menyelamatkan seorang gadis dan menunjukkan padanya apa arti kehidupan. Bagaimana caranya?” untuk yang pertama kalinya Michael terlihat frustasi.

“Kurasa kau akan tahu jika kau sudah bertemu gadis itu. Turunlah ke bumi dan laksanakan tugasmu dengan baik. Aku tahu kau pasti mampu, kawan! Itu sebabnya Tuhan memilihmu.” Gabriel memberi semangat dengan tulus, walau dalam hati dia merasa ini lucu.

Michael yang selama ini hanya mengangkat pedang dan berperang melawan Iblis, kini diminta untuk turun ke bumi dan menunjukkan apa arti kehidupan pada seorang gadis yang tidak dikenalnya, Gabriel tahu saudaranya pasti kebingungan, tapi dia juga tahu kalau Michael adalah Malaikat yang cerdas, jadi dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.

“Baiklah! Aku tak punya pilihan kan?” jawab Michael pasrah. 
“Tapi tak perlu membawa pedang jika kau menemuinya, nanti dia pikir kau adalah pembunuh bayaran hahaha...” canda Seraphiel yang sukses mendapat tatapan tajam dari Michael, tapi juga sukses mencairkan ketegangan suasana di sana.

“Jika saat aku turun ke bumi, Lucifer dan pasukan Iblisnya...” kalimat Michael langsung terputus oleh suara Gabriel yang menenangkan “Aku tahu. Kami akan langsung memanggilmu untuk kembali. Pergilah laksanakan tugasmu dengan baik dan cepatlah kembali! Jangan lupa sembunyikan sepasang sayapmu dan tak perlu membawa pedang.” Pesan Gabriel pada saudaranya.

Well, Michael yang tak pernah turun ke bumi kali ini harus turun ke bumi untuk memulai visi mencari seorang gadis, menyelamatkannya dan menunjukkan padanya apa arti kehidupan. Michael menarik napas “Ini adalah tugas yang berat, tapi aku harus bisa.” Michael bertekad tidak akan gagal.

To Be Continued...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar