The last teaser
from “Winter Memories”... Setelah berbagai penolakan, sakit hati dan airmata
yang dirasakan Xue Tung selama bertahun-tahun lamanya, akankah dia memberi Ji
Teng kesempatan kedua yang diinginkannya? Ataukah semuanya sudah terlambat?
Keajaiban, benarkah memang ada? Apakah Legenda Peri Salju itu memang benar
adanya? Jika benar, mampukah Peri Salju mempersatukan mereka kembali? Ataukah
justru semuanya telah berakhir? Saat Salju yang dingin menjadi saksi bertemunya
kembali sepasang kekasih... Do you believe in Miracle? If you were asked me, I
will say “YES! I believe in Miracle”... Saat sebagian orang menganggap bahwa
menanti itu membosankan, sebagian lagi meyakini “Asalkan kau percaya dengan
penantian, semua impianmu pasti akan menjadi kenyataan,” karena Tuhan pasti
akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya...” Well, itulah pesan yang
ingin disampaikan oleh Novel ini. For You, yang pernah menonton serial drama
Taiwan populer “Snow Angel” di tahun 2004 lalu dan gak trima dengan endingnya
yang berkesan gak adil, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk membeli Novel
ini sembari membayangkan si ganteng mantan personil Energy, TORO dan si cantik
keturunan Indonesia, Margaret Wang bertemu kembali dalam Novel ini....
“(Teaser) Winter
Memories : Chapter 4”
Ji Teng yang
berjanji takkan pernah lagi meninggalkan Xue Tung dan mereka akan bersama
selamanya, mendadak berubah pikiran saat mendengar percakapan antara Chi Xing
Feng dan Elaine yang mengatakan bahwa tanpa Xue Tung, Xing Feng takkan bisa
hidup. Asal Xue Tung ada di sisinya, Xing Feng sudah cukup bahagia.
Ji Teng yang
berpikir bahwa dia adalah orang ketiga dalam hubungan mereka akhirnya memilih
untuk meninggalkan Xue Tung sekali lagi. Xue Tung takkan pernah melupakan hari
di mana dia mendengar Ji Teng berkata dengan lantang di tengah konsernya, bahwa
dia pernah mencintai seorang gadis tapi itu hanyalah masa lalu baginya, mereka
takkan pernah bisa bersama.
“Aku ingin menceritakan sebuah kisah,
sebuah kisah nyata yang pernah terjadi dalam
hidupku.
Dulu, pernah ada seorang gadis.
Aku dan dia pernah melalui saat-saat indah bersama,
kami saling mencintai.
Dia adalah gadis dari keluarga kaya.
Kami pernah berpikir kami akan bersama selamanya
dan kami pun sudah melalui suka dan duka bersama.
Gadis itu benar-benar menawan hatiku.
Bagiku ini bagaikan sebuah mimpi yang indah.
Bila saja mimpi ini tidak berakhir,
kami mungkin
akan berkelana mengelilingi indahnya dunia bersama,
tapi sekarang semuanya
telah berakhir.
Aku tidak tahu apakah dia bisa mendengar semua ini.
Tapi aku hanya bisa mengatakan padanya bahwa masa
lalu bagaikan mimpi,
apa yang sudah berlalu tak bisa terulang kembali.
Aku benar-benar tak bisa
mengingat apa-apa lagi.
Yang aku tahu adalah bahwa kami takkan pernah bisa
bersama selamanya...”
Xue Tung hampir
pingsan saat mendengar apa yang dikatakan Ji Teng di atas panggung konsernya
saat itu. Hari itu adalah hari yang sama di mana Xue Tung mengetahui bahwa dia
telah mengandung anak Ji Teng untuk yang kedua kalinya. Bagaikan mimpi buruk,
Ji Teng memutuskan untuk meninggalkannya setelah apa yang mereka lalui malam
itu.
Xue Tung
mencoba menemui Ji Teng sekali lagi di taman bermain, tempat favorite mereka
saat berkencan dan dengan yakin berkata bahwa Ji Teng pasti sedang berbohong
saat berkata seperti itu.
Tapi Ji Teng
dengan dingin berkata, “Aku ingin kau melupakan aku. Kembalilah pada kakakku.
Dia sangat mencintaimu dan tak bisa hidup tanpamu. Semua yang pernah terjadi di
antara kita sudah berakhir, kita tak punya masa lalu juga tak punya masa
depan,” jawab Ji Teng dengan dingin.
“Aku tahu kau
sedang membohongi dirimu sendiri. Aku tahu orang yang paling kau cintai adalah
aku. Kenapa kau menyakitiku seperti ini?” Xue Tung tetap berjuang untuk
cintanya.
“Tidakkah kau
mengerti? Sekarang kau adalah istri kakakku. Lupakan aku! Lupakan masa lalu. Lupakan
semua yang pernah terjadi pada kita. Kembalilah pada Chi Xing Feng!” ujar Ji
Teng tanpa perasaan.
“Jika
seandainya saat itu kita mati, kita takkan menderita seperti ini. Kau takkan
melupakan aku, aku juga takkan terpaksa menikah dengan kakakmu. Sekarang aku
baru menyadari, Ji Teng-ku ternyata benar-benar sudah mati. Dia sudah mati saat
terjatuh ke dasar jurang. Dia tidak akan pernah kembali lagi,” ujar Xue Tung
lalu berlari pergi sambil menangis.
Saat itulah Xue
Tung membuat keputusan, bahwa apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan Ji
Teng tahu tentang anaknya. Mereka sudah berakhir. Sudah tak ada lagi yang
tersisa di antara mereka. Penolakan Ji Teng untuk yang kesekian kalinya adalah
jawaban untuk semua penantiannya yang sia-sia.
“Untuk
selanjutnya, aku hanya akan hidup berdua dengan anakku. Hanya kami berdua!” Xue
Tung membuat keputusan final untuk hidupnya selanjutnya.
Malam itu Xue
Tung kembali ke rumah untuk mengemasi semua barang-barangnya. Dia ingin pergi
ke sebuah tempat yang tenang untuk menenangkan dirinya. Xue Tung meninggalkan
sebuah surat cerai untuk Chi Xing Feng. Xing Feng berusaha menghentikannya tapi
tekad Xue Tung sudah bulat.
Tanpa
mengatakan apapun tentang kehamilannya pada siapapun, Xue Tung pergi menuju
sebuah biara. Dia ingin singgah sejenak di sana sebelum akhirnya menemukan tempat
lain yang lebih jauh.
Xue Tung tahu
dengan pasti keadaan mereka saat ini sudah tak sama seperti dulu lagi. Ji Teng
bukan lagi miliknya seorang, kini dia telah menjadi milik semua orang.
Tidak ingin
membuat karirnya hancur, Xue Tung pun tetap pada keputusan awalnya. Mereka tak
bisa kembali. Tak ada jalan untuk kembali. Tidak walaupun Chi Xing Feng sudah
mati. Xue Tung justru menggunakan kematian Chi Xing Feng sebagai alasan untuk
mengakhiri hubungan mereka selamanya.
Jika dulu Chi
Xing Feng-lah yang menghalangi cinta mereka, maka pada saat ini, karir Ji
Teng-lah yang menjadi penghalang terbesar bagi mereka.
“Kita tak punya
masa lalu, juga tak punya masa depan. Menjadi teman adalah satu-satunya pilihan
yang tersisa. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang telah kau
berikan,”ujar Xue Tung pada Ji Teng, saat dia mengatakan sebaiknya mereka hanya
berteman saja. Dengan menggunakan rasa bersalah terhadap Chi Xing Feng sebagai
alasan, Xue Tung diam-diam memutuskan untuk pergi dari hidup Ji Teng selamanya.
Benarkah kisah
mereka telah berakhir? Ataukah Peri Salju akan membawa mereka kembali suatu
hari nanti?
#Liliana Tan#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar