Still on Christmas
Day. Merry Christmas for all who celebrates, including Me hehehe ^.^ White Christmas in Korea. Bagaimana jika seandainya ada orang yang menyuruhmu untuk pergi ke Korea dan merayakan Natal di sana? Well, sayangnya itu hanya terjadi dalam Fanfiction semata hahaha ^.^ So, what about your Christmas day? Did you
already receive your Christmas Gift? What do you want for Christmas? What will
you do if your idol say “All I want for Christmas is you”? Well, maybe it will
only happened on Fanfiction hehehe ^.^ Apa reaksi Lily saat JB mengatakan
seperti itu? You will know if you read this story below...
“Christmas Miracle – Chapter 8 (GOT7 Christmas Edition)”
Chapter 8 : All I Want For Christmas Is You
One day before Christmas, Incheon Airport, South Korea...
Dan keajaiban
Natal benar-benar terjadi dalam hidup Lily saat tiba-tiba dia mendapat email
dari kepala sekolah yang memintanya untuk menggantikannya memenuhi undangan
kepala sekolah Ewha Girl High School untuk menghadiri acara Natal di sekolahnya
karena sang kepala sekolah terhalang oleh urusan keluarga.
Kepala sekolah
bahkan sudah mempersiapkan segalanya. Visa untuk Lily tak sulit untuk dibuat
mengingat dia pernah membuat visa sebelumnya, jadi pihak kedutaan besar Korea
Selatan sudah memiliki semua data-datanya dan hanya tinggal membuat visa
perpanjangannya.
Kepala sekolah bahkan
sudah mengirimkan semua yang Lily butuhkan yaitu Visa Korea, uang saku 200.000
Won, Tiket pesawat ke Korea, surat undangan dari Ewha Girl High School dan
beberapa mantel untuk musim dingin, mengingat Lily hanya membawa pakaian biasa
saat pergi ke Singapore.
“Kenapa harus
aku?” Lily bertanya terkejut saat kepala sekolah menelponnya.
“Pertama, karena
hanya kau yang menguasai bahasa Korea. Kedua, karena kau pernah ke Korea.
Ketiga, karena kau pernah mengunjungi Ewha Girl High School sebelumnya dan
keempat, karena kepala sekolah Kim sangat menyukaimu. Jadi kau adalah kandidat
yang paling tepat.” ujar kepala sekolah Maria, seorang wanita baik hati berusia
sekitar enam puluh tahunan.
“Berapa lama aku
harus ke sana?” tanya Lily ingin tahu.
“Kau akan
berangkat dari Singapore tanggal 23 Desember tapi sayangnya kami tidak bisa
mendapatkan tiket pulang untukmu karena semua sudah penuh.” Jawab Sang Kepala
sekolah dengan nada menyesal.
“Tapi jangan
khawatir, jika kau kehabisan uang, kau bisa menggunakan kartu kreditmu dan
sekolah akan membayarnya. Soal tempat tinggal, kepala sekolah Ewha Girl High
School bersedia menawarkan asramanya.” Jawab Kepala Sekolah Maria.
“Baiklah. Demi
menjalin persahabatan kedua belah pihak, sepertinya aku tidak punya pilihan.”
Jawab Lily akhirnya.
“Kau bisa kembali
setelah tahun baru, sayang. Sekolah akan dimulai tanggal 9 jadi kau masih
memiliki banyak waktu untuk pulang.” Kepala sekolah menenangkannya.
“Baiklah. Terima
kasih banyak, Kepala Sekolah.” Jawab Lily rendah hati.
“Kami yang
seharusnya berterima kasih karena sudah merepotkanmu.” Jawab Sang Kepala
Sekolah sebelum memutuskan sambungan teleponnya.
“Natal di Korea.
Aku iri padamu.” Ujar Stephanie dengan nada iri yang tidak ditutupi.
“Kau mau
berangkat? Akan kukatakan untuk mengubah tiketnya.” Ujar Lily.
“Kau gila! Aku tak
punya visa. Lagipula aku tak bisa bahasa korea.” Jawab Stephanie.
“Ah ya kau benar.”
Lily tampak merasa bersalah pada temannya.
“Jangan memasang
tampang seperti itu. Tidak apa-apa. Lagipula kau memang pantas ke sana. Kau
bisa bahasa korea, kau pernah belajar di sana saat SMU untuk pertukaran pelajar
dan kau juga mengenal kepala sekolah Ewha. Jadi memang kau kandidat yang paling
tepat. Pergilah. Bersenang-senanglah. Nikmati Natalmu di sana.” Ujar Stephanie
berbesar hati.
“Kuharap kau bisa
bertemu JB.” Lanjutnya lagi, menggoda Lily.
“APA?” Lily tampak
shock mendengar Stephanie menyebut nama JB, karena seingatnya dia tidak pernah
menceritakan apa pun pada Stephanie.
“Kenapa tampak
terkejut? GOT7 kan ada di Korea. Mungkin kau ingin mampir ke JYP.” Jawab
Stephanie dengan polosnya. Lily menarik napas lega mendengar kalimat temannya.
Dan di sinilah dia
sekarang, di Incheon Airport Korea. Lily berdiri di pintu kedatangan seraya
menunggu seseorang dari Ewha menjemputnya. Dan akhirnya dia melihat orang
tersebut saat orang itu mengangkat tinggi-tinggi sebuah kertas besar
bertuliskan, “Miss Liliana from Indonesia. Welcome to Korea.”
“Apa kabar? Aku
Liliana dari Indonesia. Apa Anda dari Ewha Girl High School?” tanya Lily dengan
sopan kepada seorang wanita muda yang kira-kira sebaya dengannya.
Wanita itu tampak
senang karena akhirnya tamu yang mereka tunggu akhirnya datang juga.
“Bahasa Koreamu
sangat lancar. Tak salah jika Kepala Sekolah kami pernah memilihmu sebagai
siswa pertukaran pelajar.” Puji gadis muda itu seraya membungkukkan badannya
memberi salam. Lily juga melakukan hal yang sama sebagai tanda sopan santunnya.
@@@@@@@
Malam itu, Lily
baru saja akan berbaring di tempat tidurnya setelah seharian lelah membantu
para staff di sekolah Ewha untuk mengatur dekorasi Natal untuk perayaan Natal
besok sore. Selama di Korea, Lily diijinkan tinggal di asrama sekolah hingga
dia mendapatkan tiket pesawat untuk pulang. Bukan hanya Kepala Sekolah Kim yang
sangat baik padanya tapi juga semua staff dan guru di sana. Khususnya pada guru
yang masih mengingatnya sebagai siswa pertukaran pelajar yang pintar namun
tertutup.
Tinggal di asrama
sekolah ini mengingatkannya pada masa-masa SMU-nya, hanya saja bedanya kali ini
dia hanya seorang diri tanpa teman-temannya seperti waktu itu. Merasa
kedinginan, Lily bangkit dari ranjangnya dan duduk di depan mesin pemanas
seraya menggosok-gosokkan tangannya. Tangan kanannya sudah mulai sembuh setelah
hampir 2 minggu berlalu.
Natal bersalju. A
white Christmas. Sejujurnya sudah lama Lily memimpikan hal ini. Salju, hal yang
tak pernah ada di Indonesia, ditambah lagi dengan suasana Natal yang damai dan
penuh sukacita.
Well, setidaknya
di Korea ini, Lily tak perlu takut dengan ancaman bom di gereja-gereja atau
ancaman sweeping dari FPI soal atribut Natal yang kerap terjadi di tanah
airnya. Lily menarik napas pasrah setiap kali mengingat semakin memudarnya
toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Lily muak dengan
sebutan China Kafir yang kerap ditujukan padanya. Tapi sebagai warga minoritas,
dia tak bisa melakukan apa-apa selain hanya mampu berdoa supaya orang-orang
yang memakinya segera sadar dan bertobat.
Jadi Natal
Bersalju di Korea bagaikan sebuah Keajaiban Natal yang lain untuknya. Suasana
yang damai, tenang tanpa ancaman bom dari teroris, dekorasi Natal yang sangat
indah, serta salju yang turun semakin menambah indah suasana Natal.
JB ada di sini,
Lily baru saja membaca info yang mengatakan kalau GOT7 baru saja kembali dari
Fanmeeting di Philipina dan aktivitas selanjutnya baru dimulai tanggal 26
Desember nanti.
“Baguslah. Mereka
butuh istirahat. Sangat tidak berperasaan jika menyuruh mereka tetap bekerja di
hari Natal.” Gumam Lily seraya membaca berita tentang GOT7 di ponselnya. Dia
baru saja akan menscroll layarnya untuk membaca berita yang lain saat tiba-tiba
sebuah pesan Whats App masuk dan mengejutkannya.
Nama Jae Bum GOT7
muncul di layar. Lily tersentak. Kenapa tiba-tiba ada nama JB dalam WA-nya? Lily
benar-benar lupa jika saat JB mengambil paksa ponselnya saat itu, JB telah
memasukkan nomornya sendiri ke dalam ponsel Lily.
Jae Bumie : “I
miss you.” Hanya 3 kata tapi membuat hati Lily berdebar kencang. Lily tak tahu
bagaimana harus menjawabnya.
Jae Bumie : “Aku
sangat lelah dan aku merindukanmu.” Lagi, sebuah pesan lain kembali masuk.
Jae Bumie : “Apa
kau sudah tidur? Kau ada di mana sekarang? Singapore atau Indonesia? Apa di
sana sudah malam?” lagi, pesan lain kembali masuk.
Jae Bumie :
“Baiklah. Jika kau sudah tidur maka aku takkan mengganggumu. Selamat malam.” JB
tampak menyerah saat Lily tak kunjung membalas pesannya.
Lily : “Aku belum tidur.” Lily akhirnya memutuskan untuk menjawab.
Jae Bumie : “Apa
yang sedang kau lakukan sekarang?” sebuah balasan kembali masuk.
Lily : “Mengobrol
denganmu.” Jawab Lily asal.
Jae Bumie :
“Sebelum itu, apa yang kau lakukan?” JB tampak tak puas dengan jawaban yang
diberikan Lily padanya.
Lily :
“Kedinginan.” Jawab Lily singkat.
Jae Bumie : “Kau
mau aku menghangatkanmu?” goda JB di pesannya demgan sebuah emoticon smile yang
imut.
Lily : “Dalam
mimpimu.” Jawab Lily sambil tersenyum lucu.
Jae Bumie : “Aku
merindukanmu. Apa kau tak rindu padaku?” JB kembali mengatakan dia meridukkan
Lily.
Lily : “Tidak.”
Jawab Lily sambil tersenyum pada dirinya sendiri.
Jae Bumie : “Kau
jahat sekali.” JB memprotes disertai dengan emoticon menangis.
Lily : “Aku tidak
merindukanmu karena aku melihatmu setiap hari.” Jawab Lily menghiburnya.
Jae Bumie : “Iya.
Hanya dari internet.” Jawab JB terdengar sedih.
Lily : “Bagiku itu
sudah lebih dari cukup.” Jawab Lily bersadar diri.
Jae Bumie : “Kau
benar akan datang ke Taipei? Kau akan datang pada hari ulang tahunku, kan?” JB
tampak tak sabar menunggu hari itu.
Lily : “Maaf. Aku
tak dapat tiketnya.” Lily sengaja berbohong untuk mengerjainya.
Jae Bumie : “MWO?
ANDWEE !!! You already promise me!” JB memprotes keras.
Lily : “But all
the ticket sold out, Jae Bumie...” Lily mengetikkan kalimat itu dengan
tersenyum geli membayangkan JB yang kesal di ujung sana.
Lily : “I’m really
sorry. Are you mad at me?” Lily kembali mengetik.
Jae Bumie : “Tak
ada gunanya aku marah.” Jawabnya, terdengar sedih.
Lily : “Apa yang
kau lakukan saat Natal? Apa kau pergi berkencan dengan pacarmu” Lily mengubah
topik.
Jae Bumie :
“Pacarku sedang ada di luar negeri. Dia tak peduli padaku. Dia tak peduli
betapa aku sangat merindukannya.” JB membalas. Deggg... Hati Lily serasa
dihantam ribuan pedang.
“Apa dia serius?
Benarkah JB GOT7 sudah punya pacar?” entah kenapa mendadak Lily merasakan sakit
di hatinya. Dia hanya menggenggam ponselnya dengan gemetar.
Jae Bumie : “Lily,
kau masih di sana? Kenapa tidak menjawab? Kau sudah tidur, ya?” JB tampak
bingung saat tak ada respon dari lawan bicaranya.
Jae Bumie :
“Aaahhh...Sepertinya pacarku marah padaku. Lihat! Dia bahkan tak mau membalas
pesanku lagi.” Lagi, JB mencoba memancing.
Jae Bumie : “Apa
kau tak ingin tahu siapa gadis itu?” pesan yang lain kembali masuk dan Lily
hanya menatap ponselnya tanpa ekspresi.
Jae Bumie : “Dia
adalah gadis paling unik yang pernah kutemui. Dia bilang dia menyukaiku, tapi
saat bertemu denganku, dia selalu tampak gugup dan takut seperti melihat hantu.
Saat fans yang lain akan bersorak girang, dia justru hanya menunduk malu.
Pertama kali bertemu, dia tak mau menatap mataku. Sepertinya lantai di bawah
sana lebih menarik daripada aku.” JB menjelaskan tentang gadis yang diakuinya
sebagai “Pacar”.
Jae Bumie : “Tapi
dia adalah gadis paling baik dan rendah hati di dunia. Demi aku, dia hampir
kehilangan tangan kanannya. Jika bukan karena dia, mungkin akulah yang
terbaring di Rumah Sakit saat itu. Tapi walau begitu, dia juga sangat
menyebalkan. Dia tak pernah percaya padaku saat aku berkata aku menyukainya.
Apakah aneh menyukai seorang fans?”
Lily tersenyum
geli membaca pesan yang ditulis JB untuknya.
Lily : “Karena
sepertinya kau sudah memiliki seseorang yang kau sukai. Aku tak mau gadis itu
cemburu padaku. Jadi kita akhiri saja obrolan ini. Selamat malam.” Goda Lily
sambil tersenyum mengerjai JB.
Jae Bumie : “Gadis
itu adalah kau, bodoh. I like you, Lily. Tidak bisakah kau percaya padaku?”
jawab JB dengan cepat.
Lily : “Aku tahu.
Aku tahu kalian mencintai Ahgase di seluruh dunia.” Ujar Lily seraya tersenyum
manis di depan ponselnya.
Jae Bumie : “Bukan
itu. Sudahlah. Aku tahu kau masih belum percaya.” JB tampak pasrah.
Jae Bumie : “Apa
yang kau lakukan di hari Natal besok?” pesan lain kembali masuk.
Lily : “Tak ada
yang istimewa. Aku akan ke gereja di pagi hari lalu merayakan Natal bersama
teman-temanku.” Jawab Lily menjelaskan apa yang akan dilakukannya besok pagi.
Jae Bumie : “Aku
mendapat libur selama 2 hari. Aku berharap bisa merayakan Natal bersamamu.”
Lily : “Semoga
hari Natalmu menyenangkan.” Jawab Lily dengan sebuah smiley di pesannya.
Jae Bumie : “You
too. Merry Christmas, Lily.” Tulis JB di pesannya.
Lily : “What do
you want for Christmas?”
Jae Bumie : “All I
want for christmas is you.” Jawab JB di pesannya.
Lily : “Do you
believe in Miracle?” tanya Lily ingin tahu.
Jae Bumie : “I
believe.” Jawab JB mantap.
Lily : “For me,
you are my Christmas Miracle. Jika kita bisa bertemu secara tak sengaja di Hari
Natal, maka aku akan memberimu kesempatan.” Jawab Lily di pesannya.
Jae Bumie : “You
are not here. How can...” JB tak melanjutkan pesannya.
Jae Bumie : “Wait
a minute. Where are you now?” sebuah pesan lain masuk, JB tampak penasaran
dengan kalimat yang dituliskan Lily beberapa saat yang lalu.
Lily : “Jaljayo,
Jae Bumie.” Tulis Lily sebelum mematikan ponselnya dan mulai naik ke atas
tempat tidur untuk tidur karena dia sudah sangat lelah hari ini.
“Dia pasti
penasaran setengah hidup hehehe...” batin Lily terkikik geli membayangkan
reaksi JB di ujung sana.
Dan seperti yang
dibayangkan Lily, JB tampak kesal karena Lily tak kunjung membalas pesannya.
Dia mencoba menelpon gadis itu tapi hanya pesan suara yang didapatnya.
“Let’s meet in our
dream, Jae Bumie...” ujar Lily sebelum mulai bermimpi indah.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar