Bukan, ini bukan simbol cinta saya tapi maksudnya simbol
cinta dalam berbagai Novel yang pernah saya buat. Karena dalam menulis Novel
saya berkiblat ke drama Taiwan atau
Korea yang kebanyakan memakai perhiasan sebagai lambang cinta mereka, jadi saya
juga memakai benda-benda tertentu yang memiliki makna khusus sebagai lambang
cinta antara kedua karakter utama. Ingin tahu benda apa saja yang dijadikan
simbol cinta dalam novel-novel saya, pembaca setia saya pasti sudah tahu novel
mana saja dan benda apa saja yang menjadi simbol para karakter utama. Tapi bagi
yang belum tahu dan iseng pengen tahu, let’s check it out...
“Liliana Tan’s Love Symbol In Novel”
Drama Taiwan atau Drama Korea umumnya menggunakan
benda-benda tertentu sebagai simbol cinta mereka, sebut saja :
1. Winter Sonata ==> Kalung Polaris.
1. Winter Sonata ==> Kalung Polaris.
2. The Prince Who Turn Into A Frog ==> Cincin Cinta Sejati yang berbentuk Mahkota.
3. Snow Angel ==> Cincin lumba-lumba.
4. Mars/Chan Shen ==> Gelang Ling.
5. Dream High ==> Kalung berliontin huruf “K”, yang
walaupun bukan lambang cinta kedua karakter utama tapi ada ciri khas kalungnya.
6. 49 Days ==> Kalung berliontin airmata, bukan simbol cinta juga tapi
setidaknya ada benda yang menjadi ciri khas.
Dan masih banyak lagi yang lain.
Jadi berhubung saya adalah penggemar drama Korea dan Taiwan jadi sedikit banyak gaya berpikir dan cara bercerita saya juga gak jauh ma Drama Korea atau Taiwan hehehe =) Berikut ini adalah beberapa Novel saya dengan benda-benda yang menjadi simbol cinta antara kedua karakter utamanya :
1. Rain and Tears, Memories Of The Rain ==> Kalung Polaris.
Winter Sonata, boleh pinjam Kalung Polarisnya kan? Hehehe =)
Dari jutaan bintang yang bersinar di angkasa, hanya ada satu bintang yang
menjadi favorite saya, dia adalah POLARIS, sang Bintang Utara yang
melambangkang cinta dan harapan yang kuat untuk meraih sesuatu. Bagi pembaca
setia saya, yang sejak awal membaca Fanfiction atau Novel yang saya buat, pasti
sudah tidak asing lagi dengan bintang yang satu ini, karena dalam setiap
kesempatan, pasti saya selipin beberapa kalimat tentang nih bintang Polaris.
Sama seperti dalam Novel Rain and Tears. Adegan saat sang tokoh utama, Lu Yin
Feng melamar gadis pujaannya – Rainie Yang Thien Yu, dia memberikan sebuah
Kalung Polaris sebagai lambang cinta mereka.
Cuplikan dalam Novel :
“Oh ya, ada
sesuatu yang ingin kuberikan padamu.” lanjut Yin Feng teringat sesuatu. Dia
menjauhkan sedikit tubuhnya dari gadis itu lalu mengeluarkan sebuah kotak
berwarna merah berbentuk lonjong lalu menyodorkan kotak itu padanya.
Rainy menatap
kotak itu dengan ragu lalu kemudian meraihnya setelah Yin Feng berkata “Aku
punya hadiah untukmu. Bukalah!” serunya lembut seraya menyerahkan kotak itu
pada tunangannya. Rainy menerima kotak itu dan membuka isinya. Sebuah kalung
berliontin bintang yang sangat indah ada di sana.
“Untukmu, Andromedaku!” ujarnya seraya mengalungkan kalung
itu di leher Rainy
yang jenjang.
“Indah sekali, Yin Feng Ge. Apa ini Kalung meteor?” tanya Rainy
kagum sambil menggenggam erat kalung di lehernya.
“Kalung Polaris
lebih tepatnya. Kalung yang melambangkan
harapan. Sama seperti bintang
Polaris yang melambangkan harapan, kalung ini juga melambangkan harapanku agar
kita bisa selalu bersama selamanya. Mulai sekarang aku membagi Polarisku
denganmu.” ujar Yin Feng
lembut dan mesra.
“Dengan
memakai kalung ini, Polaris akan
selalu menemanimu kemanapun kau melangkah. Saat
kau tidak bisa menemukan Polaris di angkasa, genggamlah
kalung ini maka kau pasti merasa harapanmu akan kembali muncul.” lanjutnya dengan menatap mesra tunangannya yang hanya memandang kagum
tanpa berkedip kalung Polaris yang tergantung di lehernya.
( Rain and Tears,
Halaman 165 )
2. Winter
Tears ==> Kalung Bintang (Star Necklace)
Dalam Winter Tears, mungkin sang tokoh utama pria – Jing
Tian tidak memberikan kalung ini secara langsung pada kekasihnya – Yang Xue
Jian, tapi kalung bintang ini tetap menjadi lambang cinta mereka karena kalung
ini diciptakan sepasang, di mana mereka yang memilikinya sudah ditakdirkan
untuk bersama selamanya. Dalam novel dikisahkan, saat pertemuan pertama mereka
di malam hujan bersalju, Xue Jian tidak sengaja menjatuhkan kalungnya yang
akhirnya ditemukan oleh Jing Tian, sementara Jing Tian pun tanpa sadar
kehilangan kalungnya yang akhirnya ditemukan oleh Xue Jian. Takdir mereka
bertaut saat kalung pasangan tersebut mulai tertukar.
Cuplikan dalam Novel :
Gadis kecil itu
tersenyum dan menjawab “Little Snow,” ujarnya lalu menghilang ke dalam hutan. Begitu dia pergi,
anak laki-laki itu menyadari sesuatu terjatuh dari tempat gadis kecil itu
berdiri tadi. Dia memungut benda yang berkilauan itu dan menatapnya. Sebuah kalung
berliontin bintang separuh yang mirip dengan miliknya sendiri tapi di
belakang liontin itu terukir sebuah huruf Xue (雪) yang berarti “Salju”.
“Kenapa sangat
mirip dengan milikku?” ujar si anak laki-laki seraya menatap heran kalung itu,
kemudian dia teringat sesuatu, “Little Snow, kalungmu...” teriak si anak
laki-laki tapi sepertinya si gadis kecil itu sudah tidak mendengar lagi.
( Winter Tears, Halaman 9 )
“Aku pernah
bertemu dengan seorang peramal yang mengatakan bahwa seseorang akan datang dan
mengubah hidupku. Pemilik kalung itu akan segera
datang dan akan membawaku keluar dari rasa dingin yang mencekam, dia akan
datang memberiku kehangatan,” ujar Xue Jian, menceritakan apa yang dikatakan si
peramal padanya dulu.
“Kalung?
Kalung yang mana? Apa kalung itu yang kau maksud?” tanya Jing Tian bingung. Xue
Jian mengangguk mengiyakan.
“Kalung
yang tak sengaja kutemukan di dalam hutan. Dia bilang kalung itu adalah kalung
pasangan, dan pemiliknya ditakdirkan untuk bersama selamanya. Milikku ada
padanya dan miliknya ada padaku. Kami sudah ditakdirkan untuk bertemu. Dialah
jodohku,” ujar Xue Jian seraya mengambil sebuah kalung dari saku mantelnya dan
menyerahkannya pada Jing Tian yang masih tampak tak mengerti.
“Jika
ramalannya benar. Berarti kalung ini milikmu,” jawab Xue Jian seraya
menyerahkan kalung yang dia temukan malam itu kepada suaminya yang mengambilnya
dengan wajah tak percaya.
“Ini
memang milikku yang hilang. Saat kalung ini hilang, ibuku juga ikut menghilang
bersamanya,” kenang Jing Tian sedih mengingat malam di mana dia kehilangan
kalung ini adalah malam di mana dia juga kehilangan ibunya dalam kecelakaan.
“Apa?”
Xue Jian terlihat kaget saat mendengar ucapan Jing Tian, sorot mata pria itu
mendadak menjadi sedih.
“Kalung
ini ibuku yang memberikannya. Dan malam di mana kalung ini hilang adalah malam
yang sama saat ibuku meninggal dalam kecelakaan. Kebetulan yang mengerikan,”
ujar Jing Tian dengan tersenyum tipis walau matanya nampak berkaca-kaca.
“Maaf.
Aku seharusnya tidak mengambilnya,” Xue Jian terlihat menyesal.
“Kau
tidak mengambilnya, kau menemukannya. Itu beda! Ini salahku. Aku yang
menghilangkannya. Lagipula itu hanya kebetulan yang mengerikan. Sama sekali
tidak ada hubungannya denganmu,” hibur Jing Tian pengertian seraya menggenggam
sebelah tangan Xue Jian dan dia pun segera menyimpan
kalung itu di dalam saku mantelnya.
“Kau
benar. Menyesal pun tidak ada gunanya. Tidakkah kau lihat kita memiliki banyak
persamaan? Ibuku juga meninggal di malam Natal,” ujar Xue Jian kemudian.
Sepasang
suami istri itu hanya bisa saling memandang dengan sorot mata yang mengandung
kesedihan setiap kali mengingat peristiwa buruk yang mereka alami saat malam
Natal.
“Kurasa
kita memang ditakdirkan untuk bersama, benarkan? Kalung kita saling tertukar
dan nasib kita pun tidak jauh berbeda,” jawab Jing Tian sambil tertawa manis,
mengingat begitu banyak persamaan dan kebetulan dalam hidup mereka.
“Benar
sekali. Peramal itu juga berkata bahwa jodohku adalah pria yang sangat spesial.
Namanya memiliki arti yang sangat istimewa, saat aku mengangkat kepala dan
melihat ke atas, aku akan melihatnya dengan jelas. Dialah yang akan memberikan
kehangatan dan kebahagiaan yang selama ini kuimpikan,” lanjut Xue Jian lagi
seraya mengangkat kepalanya dan memandang Langit.
“Langit.
Dan itu adalah aku. Aku Jing Tian (晴天) dan
Tian (天) dari namaku berarti Langit. Benarkan? Saat kau mengangkat
kepalamu dan melihat ke atas, kau akan bisa melihat Langit dengan jelas,” jawab
Jing Tian percaya diri.
(
Winter Tears, Halaman 229 – 231 )
3. Winter
Memories ==> Cincin Lumba-lumba
(Dolphin Ring)
Winter
Memories bisa dibilang sebagai versi lain dari drama Taiwan Populer “Snow
Angel” yang sempat booming di tahun 2004 silam. Drama Taiwan populer yang
dibintangi oleh mantan personil Energy – TORO Guo Wei Yun dan si cantik
berdarah Indonesia, Margaret Wang. Karena tidak terima dengan endingnya yang
menurut saya tidak adil untuk mereka, alias gak hepi ending, jadi untuk
mengobati rasa nyesek dalam hati saya, saya memutuskan untuk membuat versi lain
dari drama ini, sekedar untuk mengobati kekecewaan saya sendiri. Serupa tapi
tak sama. Snow After Story, seperti itulah kira-kira.
Cincin lumba-lumba yang asli dalam "Snow Angel"
Karena dalam drama
diperlihatkan bahwa Ji Teng (TORO) dan Xue Tung (Margaret Wang) sudah pernah
menikah dan Ji Teng memberikan Xue Tung sebuah cincin lumba-lumba sebagai
lambang cinta mereka, so sudah pasti saya tidak akan mengubahnya. Cincin
lumba-lumba yang merupakan cincin pernikahan Ji Teng dan Xue Tung tetap akan
muncul dalam Novel ini sebagai lambang cinta mereka. Hanya saja karena saya
tidak bisa menemukan gambar cincin lumba-lumba yang sama dengan yang ada dalam
dramanya jadi terpaksa saya cari cincin yang dengan motif yang berbeda.
Cuplikan
dalam Novel :
Paginya, Ji Teng
mengajak Xue Tung untuk membeli cincin pernikahan. Sepasang cincin pernikahan
yang berbentuk ikan lumba-lumba. Lumba-lumba dipercaya sebagai simbol cinta
sejati dan pasangan yang memakai cincin tersebut selamanya tidak akan pernah
berpisah lagi. Setelah itu Ji Teng mengajak Xue Tung ke sebuah gereja kecil, di
sanalah dia meminta seorang penjaga gereja untuk menjadi saksi pernikahan
mereka.
“Kami ingin
menikah. Aku ingin kau menjadi saksi pernikahan kami,” ujar Ji Teng pada
seorang pria muda berkemeja putih yang tampak bingung dengan permintaannya.
“Chi Xue Tung, aku
ingin menikah denganmu. Apa kau bersedia?” tanya Ji Teng pada Xue Tung yang
langsung menatapnya dengan bingung.
“Ji Teng...” Xue
Tung terlihat tak mempercayai pendengarannya. Dia menatap kekasihnya penuh
tanya. Ji Teng tersenyum mesra lalu kembali menanyakan pertanyaan yang sama.
“Chi Xue Tung, apa
kau bersedia menikah denganku dan menjadi istriku – Ji Teng?” Ji Teng bertanya
pada Xue Tung dengan nada serius dalam suaranya. Xue Tung hanya memandangnya
terharu dan bahagia.
“Aku bersedia,”
kali ini Xue Tung menjawab mantap dan dengan senyum bahagia di wajahnya.
“Kalau begitu, aku
– Ji Teng, juga bersedia menjadi suami Chi Xue Tung dan berjanji akan
menjaganya seumur hidup, selamanya mencintainya,” ujar Ji Teng dengan tatapan
mata penuh cinta seraya memasangkan cincin lumba-lumba itu di jari manis Xue
Tung yang tersenyum bahagia.
“Sekarang aku – Ji
Teng dan Chi Xue Tung telah resmi menjadi suami istri,” ujar Ji Teng seraya
menundukkan wajahnya dan mencium bibir istrinya dengan lembut di hadapan pria
muda itu yang hanya terbengong melihat mereka.
“Terima kasih
sudah menjadi saksi kami,” ujar Ji Teng setelah ciuman mereka selesai dan
segera menarik tangan Xue Tung untuk pulang bersamanya.
(
Winter Memories, Halaman 30 )
“Cincin ini adalah milikmu. Sekarang sudah saatnya cincin ini kembali pada
pemiliknya yang sah. Kukembalikan! Sekarang sudah tak ada apa-apa lagi di
antara kita. Semua yang terjadi di antara kita sudah menghilang. Kelak aku
harap, kau takkan pernah lagi muncul di hadapanku! Lupakanlah masa lalu!” bunyi surat itu. Ji Teng meremas suratnya dengan hati yang perih.
“Xue Tung
mengembalikan cincin pernikahan kami. Lambang cinta kami. Apa ini benar-benar
berarti hubunganku dengannya sudah berakhir? Tapi aku tak rela! Aku tak rela
semuanya berakhir begitu saja. Akan kurebut dia kembali. Akan kulakukan apa pun
untuk mendapatkan kembali cintanya!” Ji Teng bersikukuh tak mau menyerah.
(
Winter Memories, Halaman 90 )
“Tapi untuk
mendapatkan pengakuan secara hukum, ada satu hal yang harus kau lakukan lebih
dulu,” jawab Xue Tung sambil tersenyum manja dan kembali menyendokkan es
krimnya saat tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang keras masuk ke dalam
mulutnya. Perlahan dia memuntahkannya dan melihat sebuah cincin berbentuk ikan
lumba-lumba yang hampir saja ditelannya.
“Ini...” Xue
Tung memandang Ji Teng dengan terkejut tapi juga terharu, dia kembali memandang
cincin itu dengan terharu. Cincin pernikahan mereka yang pernah dia kembalikan
pada Ji Teng, kini kembali lagi ke tangannya.
( Winter Memories, Halaman 299 )
4. Winter
Wish ==> Kalung Lotus (Lotus
Necklace)
Winter
Wish masih memakai tokoh utama yang sama yaitu Ji Teng (TORO) dan Chi Xue Tung
(Margaret Wang). Tapi berbeda dengan “Winter Memories” yang memang melanjutkan
kisah “Snow Angel” yang berkesan nggantung, seri Winter yang ini hanya meminjam
nama tokoh-tokohnya saja namun tidak dengan alur ceritanya. Karena dalam Winter
Wish ini, semua member ENERGY turut serta di dalamnya. Chi Xue Tung dalam
Winter Wish dikisahkan tidak bisa melihat alias buta, dan Ji Teng adalah
satu-satunya teman Xue Tung saat tak ada seorangpun yang mau berteman
dengannya. Lambat laun hubungan pertemanan itu berubah menjadi cinta, yah
typical drama Taiwan “At The Dolphin Bay” dan “Snow Angel” juga sih, lalu
typical drama Korea “Endless Love” dll yang mengangkat tema “cinta di masa
kecil”.
Sebelum
Ji Teng pergi ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya, dia memberikan kalung
peninggalan ibunya untuk Xue Tung yang kelak akan digunakan sebagai pengenal
saat dia kembali lagi. Sebuah kalung berliontin bunga Lotus, yang kelak akan
dijadikan Xue Tung sebagai nama panggungnya, yaitu Snow Lotus atau Xue Lian.
Cuplikan
dalam Novel :
“Xue Tung, aku
ingin kau menyimpan kalung ini sebagai pengenal saat kita bertemu lagi. Karena
kau tak bisa melihatku maka akulah yang harus lebih dulu mengenalimu. Jika kau
memakai kalung ini, aku akan tahu bahwa kaulah gadis yang selama ini
menungguku,” ujar Ji Teng lalu melepas kalung dari lehernya dan memakaikannya
di leher Xue Tung. Sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga Lotus.
“Apa pun yang
terjadi, kau tak boleh melepaskan kalung ini. Hingga aku kembali, kau tak boleh
melepaskannya. Aku akan kembali untukmu, juga untuk mengambil kembali kalung
ini. Jaga kalung ini untukku, karena ini adalah peninggalan terakhir Ibuku,”
pinta Ji Teng dengan sungguh-sungguh.
(
Winter Wish, Chapter 1 )
“Lihat ini! Kalung
dan bola kristal ini adalah hadiah Natal dari Ji Teng. Bagus tidak? Kedua benda
ini sangat penting bagiku, bahkan sama pentingnya dengan nyawaku,” ujar Xue
Tung menunjukkan kalung berliontin Lotus yang tergantung di lehernya dan
mengeluarkan sebuah bola kristal dari dalam tas kecilnya.
“Indah sekali,”
ujar Shu Wei kagum. Tapi dia merasa sepertinya dia pernah melihat kalung itu di
suatu tempat, dan bola kristal itu sepertinya juga bukan bola kristal
sembarangan yang bisa dibeli di mana saja.
“Ji Teng sepertinya adalah sosok
yang sangat berkelas,” puji Shu Wei dalam hati.
“Sepertinya sangat
sulit untuk bersaing dengannya,” tambahnya sedih.
(
Winter Wish, Chapter 4 )
“Kalung yang
cantik. Apa kalung itu juga dikubur bersama ibumu?” tatapan mata Shu Wei
beralih pada kalung indah yang tergantung di leher ibu TORO.
“Tidak. Ibu
memberikan kalung itu padaku sebelum meninggal, Ibu ingin aku memberikan kalung
itu pada calon istriku kelak,” jawab TORO sambil tertawa lucu.
“Jadi kalung itu
ada padamu saat ini?” Shu Wei kembali bertanya.
“Hei, kenapa kau
sangat tertarik pada kalung ibuku?” TORO merasa temannya sangat aneh.
“Tidak. Hanya saja,
modelnya sangat unik. Mungkin aku bisa meniru modelnya untuk membuat lagi
kalung yang serupa tapi tak sama,” saat itu Shu Wei sudah mulai berpikir untuk
membuatkan kalung yang bermodel mirip dengan kalung ibu TORO. Sebuah kalung berliontin Lotus yang sesuai dengan nama
gadis yang diam-diam dicintainya, Snow Lotus.
“Tidak. Kalung itu
sudah kuberikan pada seorang gadis yang istimewa,” ujar TORO saat itu.
“Berarti gadis itu
adalah calon istrimu? Benarkan? Bukankah ibumu bilang dia ingin kau memberikan
kalung itu pada calon istrimu kelak?” Shu Wei menggoda temannya.
TORO tersenyum
malu-malu dan menjawab ragu, “Mungkin. Jika aku menemukannya, aku akan segera
melamarnya. Semoga saat itu, dia masih menungguku dan belum melupakan aku.
Sekarang aku sedang berusaha menemukannya,” ujar TORO tak yakin. Dan tak lama
kemudian, sebuah insiden terjadi saat TORO terjatuh dari panggung konser dan
kepalanya menghantam lantai dengan keras, darah bercucuran dari kepalanya, dia
mengalami gegar otak ringan dan kehilangan sebagian ingatan masa lalunya.
Sebagian kehidupan masa lalunya pergi begitu saja.
(
Winter Wish, Chapter 4 )
=====
So, what do you think readers? Manakah yang menjadi favorite
kalian di antara ke-4 benda cantik tersebut? Kalau saya sih suka semua ya hehehe
=) Tapi di antara ke-4nya, HANYA Ji Teng dalam Winter Memories yang memberikan
cincin untuk kekasihnya, Chi Xue Tung, yang lainnya hanya kalung. Hhhmmm, itu
karena Winter Memories hanya melanjutkan kisah “Snow Angel” dan dalam “Snow
Angel”, Ji Teng memang sudah memberikan sebuah cincin pernikahan, jadi ya saya
tinggal ngelanjutin aja hehehe =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar