Minggu, 27 Desember 2015

Liliana Tan’s Love Symbol In Novel

Bukan, ini bukan simbol cinta saya tapi maksudnya simbol cinta dalam berbagai Novel yang pernah saya buat. Karena dalam menulis Novel saya berkiblat ke drama Taiwan atau Korea yang kebanyakan memakai perhiasan sebagai lambang cinta mereka, jadi saya juga memakai benda-benda tertentu yang memiliki makna khusus sebagai lambang cinta antara kedua karakter utama. Ingin tahu benda apa saja yang dijadikan simbol cinta dalam novel-novel saya, pembaca setia saya pasti sudah tahu novel mana saja dan benda apa saja yang menjadi simbol para karakter utama. Tapi bagi yang belum tahu dan iseng pengen tahu, let’s check it out...

“Liliana Tan’s Love Symbol In Novel”




Drama Taiwan atau Drama Korea umumnya menggunakan benda-benda tertentu sebagai simbol cinta mereka, sebut saja :
1. Winter Sonata ==> Kalung Polaris.
2. The Prince Who Turn Into A Frog ==> Cincin Cinta Sejati yang berbentuk Mahkota.
3. Snow Angel ==> Cincin lumba-lumba.
4. Mars/Chan Shen ==> Gelang Ling.
5. Dream High ==> Kalung berliontin huruf “K”, yang walaupun bukan lambang cinta kedua karakter utama tapi ada ciri khas kalungnya.
6. 49 Days ==> Kalung berliontin airmata, bukan simbol cinta juga tapi setidaknya ada benda yang menjadi ciri khas.
Dan masih banyak lagi yang lain.

Jadi berhubung saya adalah penggemar drama Korea dan Taiwan jadi sedikit banyak gaya berpikir dan cara bercerita saya juga gak jauh ma Drama Korea atau Taiwan hehehe =) Berikut ini adalah beberapa Novel saya dengan benda-benda yang menjadi simbol cinta antara kedua karakter utamanya :

1. Rain and Tears, Memories Of The Rain ==> Kalung Polaris.
Winter Sonata, boleh pinjam Kalung Polarisnya kan? Hehehe =) Dari jutaan bintang yang bersinar di angkasa, hanya ada satu bintang yang menjadi favorite saya, dia adalah POLARIS, sang Bintang Utara yang melambangkang cinta dan harapan yang kuat untuk meraih sesuatu. Bagi pembaca setia saya, yang sejak awal membaca Fanfiction atau Novel yang saya buat, pasti sudah tidak asing lagi dengan bintang yang satu ini, karena dalam setiap kesempatan, pasti saya selipin beberapa kalimat tentang nih bintang Polaris. Sama seperti dalam Novel Rain and Tears. Adegan saat sang tokoh utama, Lu Yin Feng melamar gadis pujaannya – Rainie Yang Thien Yu, dia memberikan sebuah Kalung Polaris sebagai lambang cinta mereka.



Cuplikan dalam Novel :
“Oh ya, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu.” lanjut Yin Feng teringat sesuatu. Dia menjauhkan sedikit tubuhnya dari gadis itu lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah berbentuk lonjong lalu menyodorkan kotak itu padanya.

Rainy menatap kotak itu dengan ragu lalu kemudian meraihnya setelah Yin Feng berkata “Aku punya hadiah untukmu. Bukalah!” serunya lembut seraya menyerahkan kotak itu pada tunangannya. Rainy menerima kotak itu dan membuka isinya. Sebuah kalung berliontin bintang yang sangat indah ada di sana.




“Untukmu, Andromedaku!” ujarnya seraya mengalungkan kalung itu di leher Rainy yang jenjang.

“Indah sekali, Yin Feng Ge. Apa ini Kalung meteor?” tanya Rainy kagum sambil menggenggam erat kalung di lehernya.





Kalung Polaris lebih tepatnya. Kalung yang melambangkan harapan. Sama seperti bintang Polaris yang melambangkan harapan, kalung ini juga melambangkan harapanku agar kita bisa selalu bersama selamanya. Mulai sekarang aku membagi Polarisku denganmu.” ujar Yin Feng lembut dan mesra.

Dengan memakai kalung ini, Polaris akan selalu menemanimu kemanapun kau melangkah. Saat kau tidak bisa menemukan Polaris di angkasa, genggamlah kalung ini maka kau pasti merasa harapanmu akan kembali muncul. lanjutnya dengan menatap mesra tunangannya yang hanya memandang kagum tanpa berkedip kalung Polaris yang tergantung di lehernya.

( Rain and Tears, Halaman 165 )

2. Winter Tears ==> Kalung Bintang (Star Necklace)
Dalam Winter Tears, mungkin sang tokoh utama pria – Jing Tian tidak memberikan kalung ini secara langsung pada kekasihnya – Yang Xue Jian, tapi kalung bintang ini tetap menjadi lambang cinta mereka karena kalung ini diciptakan sepasang, di mana mereka yang memilikinya sudah ditakdirkan untuk bersama selamanya. Dalam novel dikisahkan, saat pertemuan pertama mereka di malam hujan bersalju, Xue Jian tidak sengaja menjatuhkan kalungnya yang akhirnya ditemukan oleh Jing Tian, sementara Jing Tian pun tanpa sadar kehilangan kalungnya yang akhirnya ditemukan oleh Xue Jian. Takdir mereka bertaut saat kalung pasangan tersebut mulai tertukar.



Cuplikan dalam Novel :
Gadis kecil itu tersenyum dan menjawab “Little Snow,” ujarnya lalu menghilang ke dalam hutan. Begitu dia pergi, anak laki-laki itu menyadari sesuatu terjatuh dari tempat gadis kecil itu berdiri tadi. Dia memungut benda yang berkilauan itu dan menatapnya. Sebuah kalung berliontin bintang separuh yang mirip dengan miliknya sendiri tapi di belakang liontin itu terukir sebuah huruf Xue () yang berarti “Salju”.

“Kenapa sangat mirip dengan milikku?” ujar si anak laki-laki seraya menatap heran kalung itu, kemudian dia teringat sesuatu, “Little Snow, kalungmu...” teriak si anak laki-laki tapi sepertinya si gadis kecil itu sudah tidak mendengar lagi.

( Winter Tears, Halaman 9 )

“Aku pernah bertemu dengan seorang peramal yang mengatakan bahwa seseorang akan datang dan mengubah hidupku. Pemilik kalung itu akan segera datang dan akan membawaku keluar dari rasa dingin yang mencekam, dia akan datang memberiku kehangatan,” ujar Xue Jian, menceritakan apa yang dikatakan si peramal padanya dulu.

“Kalung? Kalung yang mana? Apa kalung itu yang kau maksud?” tanya Jing Tian bingung. Xue Jian mengangguk mengiyakan.

“Kalung yang tak sengaja kutemukan di dalam hutan. Dia bilang kalung itu adalah kalung pasangan, dan pemiliknya ditakdirkan untuk bersama selamanya. Milikku ada padanya dan miliknya ada padaku. Kami sudah ditakdirkan untuk bertemu. Dialah jodohku,” ujar Xue Jian seraya mengambil sebuah kalung dari saku mantelnya dan menyerahkannya pada Jing Tian yang masih tampak tak mengerti.

“Jika ramalannya benar. Berarti kalung ini milikmu,” jawab Xue Jian seraya menyerahkan kalung yang dia temukan malam itu kepada suaminya yang mengambilnya dengan wajah tak percaya.

“Ini memang milikku yang hilang. Saat kalung ini hilang, ibuku juga ikut menghilang bersamanya,” kenang Jing Tian sedih mengingat malam di mana dia kehilangan kalung ini adalah malam di mana dia juga kehilangan ibunya dalam kecelakaan.

“Apa?” Xue Jian terlihat kaget saat mendengar ucapan Jing Tian, sorot mata pria itu mendadak menjadi sedih.

“Kalung ini ibuku yang memberikannya. Dan malam di mana kalung ini hilang adalah malam yang sama saat ibuku meninggal dalam kecelakaan. Kebetulan yang mengerikan,” ujar Jing Tian dengan tersenyum tipis walau matanya nampak berkaca-kaca.

“Maaf. Aku seharusnya tidak mengambilnya,” Xue Jian terlihat menyesal.
“Kau tidak mengambilnya, kau menemukannya. Itu beda! Ini salahku. Aku yang menghilangkannya. Lagipula itu hanya kebetulan yang mengerikan. Sama sekali tidak ada hubungannya denganmu,” hibur Jing Tian pengertian seraya menggenggam sebelah tangan Xue Jian dan dia pun segera menyimpan kalung itu di dalam saku mantelnya.

“Kau benar. Menyesal pun tidak ada gunanya. Tidakkah kau lihat kita memiliki banyak persamaan? Ibuku juga meninggal di malam Natal,” ujar Xue Jian kemudian.

Sepasang suami istri itu hanya bisa saling memandang dengan sorot mata yang mengandung kesedihan setiap kali mengingat peristiwa buruk yang mereka alami saat malam Natal.

“Kurasa kita memang ditakdirkan untuk bersama, benarkan? Kalung kita saling tertukar dan nasib kita pun tidak jauh berbeda,” jawab Jing Tian sambil tertawa manis, mengingat begitu banyak persamaan dan kebetulan dalam hidup mereka.

“Benar sekali. Peramal itu juga berkata bahwa jodohku adalah pria yang sangat spesial. Namanya memiliki arti yang sangat istimewa, saat aku mengangkat kepala dan melihat ke atas, aku akan melihatnya dengan jelas. Dialah yang akan memberikan kehangatan dan kebahagiaan yang selama ini kuimpikan,” lanjut Xue Jian lagi seraya mengangkat kepalanya dan memandang Langit.

“Langit. Dan itu adalah aku. Aku Jing Tian (晴天) dan Tian () dari namaku berarti Langit. Benarkan? Saat kau mengangkat kepalamu dan melihat ke atas, kau akan bisa melihat Langit dengan jelas,” jawab Jing Tian percaya diri.

( Winter Tears, Halaman 229 – 231 )

3. Winter Memories ==> Cincin Lumba-lumba (Dolphin Ring)
Winter Memories bisa dibilang sebagai versi lain dari drama Taiwan Populer “Snow Angel” yang sempat booming di tahun 2004 silam. Drama Taiwan populer yang dibintangi oleh mantan personil Energy – TORO Guo Wei Yun dan si cantik berdarah Indonesia, Margaret Wang. Karena tidak terima dengan endingnya yang menurut saya tidak adil untuk mereka, alias gak hepi ending, jadi untuk mengobati rasa nyesek dalam hati saya, saya memutuskan untuk membuat versi lain dari drama ini, sekedar untuk mengobati kekecewaan saya sendiri. Serupa tapi tak sama. Snow After Story, seperti itulah kira-kira. 


Cincin lumba-lumba yang asli dalam "Snow Angel"


Karena dalam drama diperlihatkan bahwa Ji Teng (TORO) dan Xue Tung (Margaret Wang) sudah pernah menikah dan Ji Teng memberikan Xue Tung sebuah cincin lumba-lumba sebagai lambang cinta mereka, so sudah pasti saya tidak akan mengubahnya. Cincin lumba-lumba yang merupakan cincin pernikahan Ji Teng dan Xue Tung tetap akan muncul dalam Novel ini sebagai lambang cinta mereka. Hanya saja karena saya tidak bisa menemukan gambar cincin lumba-lumba yang sama dengan yang ada dalam dramanya jadi terpaksa saya cari cincin yang dengan motif yang berbeda.


Cuplikan dalam Novel :
Paginya, Ji Teng mengajak Xue Tung untuk membeli cincin pernikahan. Sepasang cincin pernikahan yang berbentuk ikan lumba-lumba. Lumba-lumba dipercaya sebagai simbol cinta sejati dan pasangan yang memakai cincin tersebut selamanya tidak akan pernah berpisah lagi. Setelah itu Ji Teng mengajak Xue Tung ke sebuah gereja kecil, di sanalah dia meminta seorang penjaga gereja untuk menjadi saksi pernikahan mereka.

“Kami ingin menikah. Aku ingin kau menjadi saksi pernikahan kami,” ujar Ji Teng pada seorang pria muda berkemeja putih yang tampak bingung dengan permintaannya.

“Chi Xue Tung, aku ingin menikah denganmu. Apa kau bersedia?” tanya Ji Teng pada Xue Tung yang langsung menatapnya dengan bingung.

“Ji Teng...” Xue Tung terlihat tak mempercayai pendengarannya. Dia menatap kekasihnya penuh tanya. Ji Teng tersenyum mesra lalu kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

“Chi Xue Tung, apa kau bersedia menikah denganku dan menjadi istriku – Ji Teng?” Ji Teng bertanya pada Xue Tung dengan nada serius dalam suaranya. Xue Tung hanya memandangnya terharu dan bahagia.

“Aku bersedia,” kali ini Xue Tung menjawab mantap dan dengan senyum bahagia di wajahnya.

“Kalau begitu, aku – Ji Teng, juga bersedia menjadi suami Chi Xue Tung dan berjanji akan menjaganya seumur hidup, selamanya mencintainya,” ujar Ji Teng dengan tatapan mata penuh cinta seraya memasangkan cincin lumba-lumba itu di jari manis Xue Tung yang tersenyum bahagia.

“Sekarang aku – Ji Teng dan Chi Xue Tung telah resmi menjadi suami istri,” ujar Ji Teng seraya menundukkan wajahnya dan mencium bibir istrinya dengan lembut di hadapan pria muda itu yang hanya terbengong melihat mereka.

“Terima kasih sudah menjadi saksi kami,” ujar Ji Teng setelah ciuman mereka selesai dan segera menarik tangan Xue Tung untuk pulang bersamanya.

( Winter Memories, Halaman 30 )


Cincin lumba-lumba yang asli dalam "Snow Angel"


“Cincin ini adalah milikmu. Sekarang sudah saatnya cincin ini kembali pada pemiliknya yang sah. Kukembalikan! Sekarang sudah tak ada apa-apa lagi di antara kita. Semua yang terjadi di antara kita sudah menghilang. Kelak aku harap, kau takkan pernah lagi muncul di hadapanku! Lupakanlah masa lalu!” bunyi surat itu. Ji Teng meremas suratnya dengan hati yang perih.

“Xue Tung mengembalikan cincin pernikahan kami. Lambang cinta kami. Apa ini benar-benar berarti hubunganku dengannya sudah berakhir? Tapi aku tak rela! Aku tak rela semuanya berakhir begitu saja. Akan kurebut dia kembali. Akan kulakukan apa pun untuk mendapatkan kembali cintanya!” Ji Teng bersikukuh tak mau menyerah.

( Winter Memories, Halaman 90 )

“Tapi untuk mendapatkan pengakuan secara hukum, ada satu hal yang harus kau lakukan lebih dulu,” jawab Xue Tung sambil tersenyum manja dan kembali menyendokkan es krimnya saat tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang keras masuk ke dalam mulutnya. Perlahan dia memuntahkannya dan melihat sebuah cincin berbentuk ikan lumba-lumba yang hampir saja ditelannya.

“Ini...” Xue Tung memandang Ji Teng dengan terkejut tapi juga terharu, dia kembali memandang cincin itu dengan terharu. Cincin pernikahan mereka yang pernah dia kembalikan pada Ji Teng, kini kembali lagi ke tangannya.


( Winter Memories, Halaman 299 )



4. Winter Wish ==> Kalung Lotus (Lotus Necklace)
Winter Wish masih memakai tokoh utama yang sama yaitu Ji Teng (TORO) dan Chi Xue Tung (Margaret Wang). Tapi berbeda dengan “Winter Memories” yang memang melanjutkan kisah “Snow Angel” yang berkesan nggantung, seri Winter yang ini hanya meminjam nama tokoh-tokohnya saja namun tidak dengan alur ceritanya. Karena dalam Winter Wish ini, semua member ENERGY turut serta di dalamnya. Chi Xue Tung dalam Winter Wish dikisahkan tidak bisa melihat alias buta, dan Ji Teng adalah satu-satunya teman Xue Tung saat tak ada seorangpun yang mau berteman dengannya. Lambat laun hubungan pertemanan itu berubah menjadi cinta, yah typical drama Taiwan “At The Dolphin Bay” dan “Snow Angel” juga sih, lalu typical drama Korea “Endless Love” dll yang mengangkat tema “cinta di masa kecil”.

Sebelum Ji Teng pergi ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya, dia memberikan kalung peninggalan ibunya untuk Xue Tung yang kelak akan digunakan sebagai pengenal saat dia kembali lagi. Sebuah kalung berliontin bunga Lotus, yang kelak akan dijadikan Xue Tung sebagai nama panggungnya, yaitu Snow Lotus atau Xue Lian.





Cuplikan dalam Novel :
“Xue Tung, aku ingin kau menyimpan kalung ini sebagai pengenal saat kita bertemu lagi. Karena kau tak bisa melihatku maka akulah yang harus lebih dulu mengenalimu. Jika kau memakai kalung ini, aku akan tahu bahwa kaulah gadis yang selama ini menungguku,” ujar Ji Teng lalu melepas kalung dari lehernya dan memakaikannya di leher Xue Tung. Sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga Lotus.

“Apa pun yang terjadi, kau tak boleh melepaskan kalung ini. Hingga aku kembali, kau tak boleh melepaskannya. Aku akan kembali untukmu, juga untuk mengambil kembali kalung ini. Jaga kalung ini untukku, karena ini adalah peninggalan terakhir Ibuku,” pinta Ji Teng dengan sungguh-sungguh.

( Winter Wish, Chapter 1 )

“Lihat ini! Kalung dan bola kristal ini adalah hadiah Natal dari Ji Teng. Bagus tidak? Kedua benda ini sangat penting bagiku, bahkan sama pentingnya dengan nyawaku,” ujar Xue Tung menunjukkan kalung berliontin Lotus yang tergantung di lehernya dan mengeluarkan sebuah bola kristal dari dalam tas kecilnya.

“Indah sekali,” ujar Shu Wei kagum. Tapi dia merasa sepertinya dia pernah melihat kalung itu di suatu tempat, dan bola kristal itu sepertinya juga bukan bola kristal sembarangan yang bisa dibeli di mana saja. 
“Ji Teng sepertinya adalah sosok yang sangat berkelas,” puji Shu Wei dalam hati.
“Sepertinya sangat sulit untuk bersaing dengannya,” tambahnya sedih.

( Winter Wish, Chapter 4 )





“Kalung yang cantik. Apa kalung itu juga dikubur bersama ibumu?” tatapan mata Shu Wei beralih pada kalung indah yang tergantung di leher ibu TORO.

“Tidak. Ibu memberikan kalung itu padaku sebelum meninggal, Ibu ingin aku memberikan kalung itu pada calon istriku kelak,” jawab TORO sambil tertawa lucu.
“Jadi kalung itu ada padamu saat ini?” Shu Wei kembali bertanya.

“Hei, kenapa kau sangat tertarik pada kalung ibuku?” TORO merasa temannya sangat aneh.

“Tidak. Hanya saja, modelnya sangat unik. Mungkin aku bisa meniru modelnya untuk membuat lagi kalung yang serupa tapi tak sama,” saat itu Shu Wei sudah mulai berpikir untuk membuatkan kalung yang bermodel mirip dengan kalung ibu TORO. Sebuah kalung  berliontin Lotus yang sesuai dengan nama gadis yang diam-diam dicintainya, Snow Lotus.

“Tidak. Kalung itu sudah kuberikan pada seorang gadis yang istimewa,” ujar TORO saat itu.
“Berarti gadis itu adalah calon istrimu? Benarkan? Bukankah ibumu bilang dia ingin kau memberikan kalung itu pada calon istrimu kelak?” Shu Wei menggoda temannya.

TORO tersenyum malu-malu dan menjawab ragu, “Mungkin. Jika aku menemukannya, aku akan segera melamarnya. Semoga saat itu, dia masih menungguku dan belum melupakan aku. Sekarang aku sedang berusaha menemukannya,” ujar TORO tak yakin. Dan tak lama kemudian, sebuah insiden terjadi saat TORO terjatuh dari panggung konser dan kepalanya menghantam lantai dengan keras, darah bercucuran dari kepalanya, dia mengalami gegar otak ringan dan kehilangan sebagian ingatan masa lalunya. Sebagian kehidupan masa lalunya pergi begitu saja.

( Winter Wish, Chapter 4 )

=====

So, what do you think readers? Manakah yang menjadi favorite kalian di antara ke-4 benda cantik tersebut? Kalau saya sih suka semua ya hehehe =) Tapi di antara ke-4nya, HANYA Ji Teng dalam Winter Memories yang memberikan cincin untuk kekasihnya, Chi Xue Tung, yang lainnya hanya kalung. Hhhmmm, itu karena Winter Memories hanya melanjutkan kisah “Snow Angel” dan dalam “Snow Angel”, Ji Teng memang sudah memberikan sebuah cincin pernikahan, jadi ya saya tinggal ngelanjutin aja hehehe =)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar