Cast : Im Jae Bum,
Shin Hye Sung and All GOT7 members.
First, I wanna say
“Happy Valentine Day” for all who celebrated and for my lovely idols, GOT7
especially their Leader, JB. This story is for you...
Versi Remake dari :
Author : Liliana
Tan (gue sendiri)
Judul : 999 Mawar
Ungu/My Purple Rose Valentine
Posting di blog
pertama kali : 14/02/2013
Cast asli : SS501
member dan UEE After School. Dengan berbagai modifikasi dan perubahan
karakter...
Another posted : Wattpad @Lilianatan1708
“Purple Rose Valentine – GOT7 Fanfiction Special Valentine”
"Chapter 1 : Secret Admirer”
“Hari ini adalah hari Valentine, hari yang paling
membosankan dalam hidupku. Kenapa? Karena aku tidak memiliki pacar atau suami
yang akan menemaniku di hari kasih sayang ini. Aaarrgghhh! Kisah cintaku memang
selalu kandas di tengah jalan. Sepertinya aku memang tidak beruntung dalam
cinta.” Ujar seorang gadis cantik
berambut panjang, hitam dan lurus dengan kesal seraya memandang kalender di
atas nakas yang terletak di samping tempat tidurnya.
“Shin Hye Sung, kenapa kau ada di rumah pada hari seperti ini? Bukankah gadis muda sepertimu seharusnya menghabiskan waktu di rumah bersama orang yang mereka cintai?” seorang pria muda berwajah tampan dan berambut coklat gelap tampak memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu lebih dahulu.
“Jackson Oppa, kenapa kau masuk ke kamarku tanpa
mengetuk pintu lebih dulu?” omel gadis itu, Shin Hye Sung pada pria muda
bernama Jackson itu.
“Kenapa aku harus mengetuk pintu ke kamar adik
sepupuku sendiri?” ujarnya santai lalu mulai membuka tirai kamar gadis itu yang
sejak tadi masih tertutup.
“Tapi kau seorang wanita dan aku seorang wanita,
bagaimana jika seandainya aku sedang mengganti bajuku? Kau ingin mengambil
untung?” lagi, Shin Hye Sung masih mengomeli kakak sepupunya yang hanya
terkekek geli.
“Ya ampun, kita tumbuh besar bersama kan? Saat
kecil, kita juga pernah mandi bersama.” Jawab Jackson cuek.
“Tapi itu kan waktu kita masih umur 5 tahun, Oppa.
Sekarang aku sudah dewasa. Tentu itu takkan sama.” Jawab Hye Sung dengan
cemberut dan wajah yang mendadak bersemu merah.
“Hahaha..Di mataku, kau tetap adik mungilku yang
manis.” Jawab Jackson seraya mengacak-acak rambut Hye Sung dengan sayang.
“Apa yang Oppa lakukan di kamarku? Bukankah
sekarang Hari Valentine? Apa Oppa tidak mau pergi berkencan? Atau jangan-jangan
tidak ada gadis yang mau denganmu ya?” ledek Hye Sung nakal, , sengaja
memberikan pertanyaan jebakan yang sama.
“Siapa bilang? Ada banyak wanita yang mengejarku.
Hanya saja aku sudah menolak mereka semua. Karena di dalam hatiku ada seseorang
yang jauh lebih berharga.” Jawab Jackson dengan senyuman nakalnya.
“Jinja? Siapa gadis yang ketiban sial itu?” lagi,
Hye Sung meledek kakak sepupunya yang sekarang asyik duduk di tepi ranjangnya.
“Kau.” Jawab Jackson dengan seringai nakal di
wajahnya.
“Ini tidak lucu! Aku serius!” ujar Hye Sung kesal
seraya melempar bantal ke arah kakak sepupunya yang hanya tertawa terkekeh.
“Hahaha...Kenapa kau jadi marah? Aku kan hanya
bercanda. Apa aku sudah gila menyukai adik sepupuku sendiri? Yang benar saja!
Kau selamanya akan jadi adik kecilku tersayang.” Jawab Jackson sambil tersenyum
manis.
“Lalu siapa?” lagi, Hye Sung mencoba mengorek
informasi.
“Tidak ada. Lagipula, ini Hari Valentine, kan? Hari
Valentine adalah hari kasih sayang, setidaknya itu yang mereka katakan. Tapi
Hari kash sayang tidak selalu harus identik dengan menghabiskan waktu bersama
kekasih. Apa definisi menyayangi itu hanya terbatas untuk sepasang kekasih
saja? TIDAK! Tapi untuk semua orang yang punya rasa cinta dan sayang dalam
hatinya. Cinta Tuhan kepada umat-Nya, cinta orang tua kepada anaknya, atau
cinta seorang kakak kepada adiknya, bukankah juga termasuk cinta?” jawab
Jackson, memberi jawaban yang masuk akal.
Hye Sung tampak berpikir lalu mengangguk mantap,
“Kau benar.” Jawabnya riang.
“Itu sebabnya aku di sini. Aku ingin melewatkan
Hari kasih sayang bersama adikku tersayang.” Jawab Jackson dengan manis.
“Ahhhh...Oppa, kau sungguh manis.” Ujar Hye Sung
manja lalu bangkit dari ranjangnya dan memeluk Jackson dengan sayang.
“Hei, kau memelukku seperti ini, apa tidak akan ada seseorang yang akan cemburu dan marah?” tanya Jackson dengan berpura-pura ketakutan.
“Memang siapa yang akan marah? Aku tak punya
siapa-siapa.” Jawab Hye Sung, kembali murung lalu melepaskan pelukannya dan
kembali duduk di tempat tidur seraya memeluk boneka beruangnya yang tampak
lebih besar dari ukuran tubuhnya.
“Hah? Jangan bercanda denganku! Kau gadis yang
cantik, baik hati, dan pintar. Pemuda mana yang tidak akan tertarik padamu?”
Jackson tampak tak percaya.
“Aku tak butuh itu. Bukankah sekarang aku sudah bersama orang yang aku cintai? Kau, Appa dan Omma
adalah orang-orang yang aku cintai. Masa bodoh dengan para pemuda itu!“ jawab Hye Sung dengan manis seraya menyandarkan kepalanya dengan manja di
bahu kakak sepupunya yang tampan.
“Lalu bagaimana dengan pengagum rahasiamu yang selalu mengirimimu bunga itu? Apa kau masih belum tahu siapa orangnya?“ tanya Jackson, terdengar penasaran.
“Pengagum rahasia yang mana? Aku punya 3 pengagum rahasia. Yang selalu mengirimiku Bunga Tulip Biru, atau yang mengirimiku Mawar Jingga atau mungkin yang selalu mengirimiku bunga Mawar Ungu?” Tanya Hye Sung pada Jackson.
“Kau jelas-jelas tahu siapa pengirim Bunga Mawar Jingga dan Bunga Tulip Biru itu. Tentu saja maksudku adalah pria yang mengirimimu Purple Rose yang langka itu.“ jawab Jackson sambil tersenyum.
Hye Sung menggeleng
pelan dengan kecewa, “Aku tidak tahu siapa dia. Walau aku berharap di hari yang special ini dia bisa muncul di hadapanku
dan mengakui siapa dirinya.“ jawabnya kecewa.
“Mungkin sebaiknya dia tidak perlu muncul. Karena bagaimana jika seandainya orang itu adalah kakek-kakek yang mengidap pedofilia? Apa kau masih mau bertemu dengannya?” goda Jackson pada Hye Sung sambil terkekeh geli membayangkannya.
“OPPAAAA!” teriak Hye Sung kesal sambil cemberut tapi hanya dibalas dengan tawa oleh Jackson.
“Hahaha.. Mianhe.. Mianhe...Oppa hanya
bercanda, gadis manja.” Ujar Jackson seraya kembali mengacak-acak rambut adiknya dengan sayang.
“Hei, bagaimana kalau kau telpon saja Im Jae Bum? Bukankah dia tunanganmu? Maksudku, bukankah Ayah berencana akan menjodohkanmu dengannya, kenapa tidak dari sekarang saja kau mencoba mengenalnya? Atau jangan-jangan kau lebih suka pengagum rahasiamu itu?” tanya Jackson penuh selidik.
“Aku suka padanya tapi sepertinya dia hanya menganggapku sebagai teman biasa.“ jawab Hye Sung, tampak kecewa.
Jackson ingin mengatakan sesuatu saat tiba-tiba terdengar pintu diketuk pelan.
“Masuk.” Ujar Hye Sung pada siapapun itu yang mengetuk pintu kamarnya.
“Hye
Sung Agashi, ada kiriman bunga untuk Anda.“ seru pelayan itu dengan hormat seraya menyodorkan rangkaian bunga pada gadis itu.
“Mawar Jingga.“ ujar Hye Sung, terdengar kecewa
seraya mengambil rangkaian bunga itu dari tangan pelayannya.
“Terima kasih. Kau boleh pergi.“ lanjutnya pada si pelayan.
Hye Sung mengambil tulisan yang ada di dalam rangkaian bunga itu dan membacanya dengan terharu.
“Dear HYE SUNG. Happy Valentine Day. Aku sangat berharap aku bisa menghabiskan hari yang special ini
denganmu, tapi aku tahu aku tidak bisa memaksamu. Aku tahu kau
hanya menganggapku sebagai kakak, jadi aku akan setia menunggu hingga kau mau
membuka pintu hatimu untukku. With Love. MARK TUAN.“ bunyi
tulisan di surat itu.
“Mark Oppa, Mianhe...Tapi aku
tidak bisa menerima perasaanmu. Entah kenapa hatiku seolah tertambat pada Si
Mawar Ungu. Walau aku tidak tahu siapa dia, tapi aku merasa dia sangat istimewa.
Bahkan aku berharap si Mawar Ungu dan Im Jae Bum adalah orang yang sama. Aku
bodoh kan, Oppa?” Tanya Hye Sung pada Jackson
“Benar sekali. Kau memang bodoh! Jika kau begitu menyukai Jae Bum Hyung, kau tinggal katakan pada Ayahmu dan Ayahmu bisa langsung mengurus pernikahan kalian. Bukankah sejak awal Ayahmu memang berencana menjodohkan kalian? Apa masalahnya? Tetapkan pilihanmu sekarang! Im Jae Bum atau Mawar Ungu?” tanya Jackson, tampak geregetan melihat sikap adik sepupunya.
“Aku menyukai Im Jae Bum sejak pertama kali aku berdansa dengannya di pesta malam itu, tapi ada gossip yang beredar bahwa dia mencintai wanita lain dan tidak mungkin ada ruang untukku. Wanita itu adalah Kang Sora. Sora Unnie sangat cantik dan pintar, aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengannya, jadi lebih baik aku menyerah.“ ujar Hye Sung sedih.
“Tapi bukankah Sora-ssi sudah memiliki kekasih?
Hyun Bin, itu kan nama kekasihnya? Jadi apa masalahmu? Kalau memang itu benar,
bukankah cinta Jae Bum Hyung bertepuk sebelah tangan? Kau masih punya
kesempatan.” jawab Jackson dengan santainya.
“Entahlah. Aku bingung dengan perasaanku sendiri.”
Jawab Hye Sung bimbang seraya meletakkan rangkaian bunga mawar jingganya di
dalam vas yang ada di depan jendela kamarnya dan menatanya dengan rapi.
“Kalau begitu, Mawar Ungu pilihanmu?” tanya Jackson, seolah-olah ingin memastikan.
Saat Hye Sung ingin menjawab, terdengar lagi suara ketukan di pintu. Hye Sung segera berjalan ke arah pintu dan langsung bertanya pada pelayannya.
“Apa itu Si Tulip Biru?” tanya Hye Sung tanpa basa-basi pada si pelayan.
“Benar, Nona Muda.” Jawab si pelayan seraya menyodorkan Rangkaian Bunga Tulip Biru padanya.
“Dear My Lovely HYE SUNG.. Happy Valentine Day. Aku
berharap aku bisa menghabiskan hari ini bersamamu. Aku membayangkan keajaiban
terjadi dan aku akan melihatmu berdiri di depan pintu rumahku seraya membawa
sekotak coklat dan mengungkapkan perasaanmu padaku. Tapi kurasa itu tidak akan pernah terjadi, benarkan? Kwenchana
Hye Sung-ah, aku akan menunggu sampai kapanpun. I Love You. Jin
Young.” bunyi tulisan di surat itu.
“Mianhe Jin Young Oppa. Aku juga hanya menganggapmu sebagai kakak. Kau sangat baik, itu sebabnya aku jadi tidak tahu harus bagaimana. Jae Bum oppa, kenapa bukan kau yang mengirim semua bunga-bunga ini? Aku sangat berharap bisa menerima bunga darimu, setidaknya hanya untuk hari ini.“ ujar Hye Sung berharap.
“Aku tidak mengerti dirimu. Kau suka Im Jae Bum tapi tadi kau mengatakan hatimu sudah tertambat pada Si Mawar Ungu, sebenarnya siapa yang kau sukai?” Jackson terdengar frustasi.
“Molla...Molla...Molla...Aku suka keduanya.” teriak Hye Sung bingung.
“Aisshhh, jinja... Terserah kau saja!” ujar Jackson
pasrah lalu berjalan meninggalkan kamar itu.
“Oppa mau ke mana?” tanya Hye Sung
penasaran.
“Aku ingin jalan-jalan dulu. Kau di sini saja dan pikirkan perasaanmu. Mark Tuan dan Park Jin Young adalah pria yang baik, jangan biarkan mereka menunggu lama.“ ujarnya sebelum meninggalkan kamar itu.
“Mawar jingga, tulip biru.. Lalu ke mana si Mawar Ungu?” tanya Hye Sung dalam hati, berharap mendapat mendapat kiriman bunga dari si Mawar Ungu yang tidak pernah absent 1 haripun dalam mengiriminya bunga, juga akan tetap mengiriminya bunga hari ini. Tapi sepertinya hari ini tidak ada tanda-tanda kiriman bunga darinya.
"Sekarang Valentine Day, kenapa justru tidak ada bunga darimu?” ujar Hye Sung tampak kesal.
1 jam, 2 jam, 3 jam..Dalam 3 jam dia menunggu kiriman Bunga Mawar Ungu untuknya, tapi sepertinya si Mawar Ungu lupa mengiriminya bunga kali ini.
“Mana bunga untukku? PURPLE ROSE, sekarang Valentine Day, kan?” teriak Hye Sung kesal sambil membanting dirinya ke tempat tidur.
Tidak lama kemudian terdengar ketukan lagi di pintu. Hye Sung dengan malas meneriakkan, “Masuk!” dan beberapa saat kemudian, seorang pelayan berjalan masuk, seraya memberikan sebuah kotak berukuran sedang padanya.
Setelah mengucapkan terima kasih dan menyuruh pelayan itu pergi, Hye Sung membuka kotak itu dan melihat sebuah Gaun Putih yang indah ada di dalamnya disertai dengan sebuah surat kecil dan setangkai Mawar Ungu. Mendadak hatinya yang kesal diliputi kegembiraan, Mawar Ungu mengiriminya sebuah Gaun Putih yang indah.
“Hye Sung-ah, it’s me, PURPLE ROSE. May I
meet you now? Kurasa sekarang sudah saatnya aku membuka jati diriku di
hadapanmu. Bukankah kau juga ingin tahu
siapa aku? Pukul 7 malam nanti akan ada seseorang yang menjemputmu dan
mengantarmu bertemu denganku. Berdandanlah yang cantik, walau aku tahu kau
memang sudah cantik. Ada sesuatu yang penting yang ingin kukatakan padamu.“ bunyi
pesan di surat itu.
Hye Sung terlonjak kaget saat membaca pesan itu.
“Purple Rose ingin bertemu denganku? Bagaimana
ini? Kenapa aku jadi gugup sekali?” ujar Hye Sung panik, seperti anak remaja yang baru saja mendapat
kencan pertama. Mendadak jantungnya berdetak kencang tapi dipenuhi kebahagiaan.
“Kenapa hatiku mendadak dipenuhi kebahagiaan? Bagaimana jika seandainya dia tidak seperti yang kubayangkan? Tidak! Jangan pikirkan itu, Hye Sung! Pokoknya kau harus berdandan secantik mungkin. PURPLE ROSE, FINALLY I MEET YOU!” batinnya senang lalu mulai berdandan.
Tepat pukul 7 malam, seorang pria berpakaian formal
datang menjemputnya di rumahnya.
“Apa kau Mawar Ungu?” Tanya Hye Sung
penasaran pada seseorang yang datang
menjemputnya tapi orang itu menggeleng pelan.
“Bukan! Tuan Muda yang mengirim saya kemari. Tuan Muda
sudah menunggu Anda di sana, Nona Shin Hye Sung.“ jawabnya sopan seraya
membukakan pintu mobilnya untuk
Hye Sung.
“Limosin? Benarkah dia sekaya itu?” batin Hye Sung seraya mengagumi mobil mewah si Mawar Ungu. Tanpa berkata apa-apa, sopir itu mengantar Hye Sung ke sebuah taman yang luas.
“Tunggu di sini Nona, Tuan Muda akan segera menemui Anda.“ ujarnya sopan seraya meninggalkan Hye Sung sendirian di taman itu.
Taman itu sangat luas tapi sunyi dan tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang di sini, sejenak Hye Sung mulai merasa takut. “Awas saja jika Mawar Ungu sengaja membohongiku.“ batinnya kesal.
Beberapa menit kemudian, Hye Sung mendengar suara biola dimainkan dengan merdunya. Penasaran dengan suara itu, diapun berjalan mengikuti suara biola itu berasal dan di sanalah dia melihat seorang pria muda berdiri membelakanginya di tengah gelapnya malam.
Seorang pria berjas putih, berambut coklat gelap dan bertubuh tinggi berdiri membelakanginya seraya memainkan biolanya dengan indah. Dia berjalan mendekat dan memberanikan diri bertanya.
“Maaf Tuan, apa kau si Mawar Ungu?” tanya Hye Sung
malu-malu.
To be continues...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar