Cast : Im Jae Bum,
Shin Hye Sung and All GOT7 members.
First, I wanna say
“Happy Valentine Day” for all who celebrated and for my lovely idols, GOT7
especially their Leader, JB. This story is for you...
Versi Remake dari :
Author : Liliana
Tan (gue sendiri)
Judul : 999 Mawar
Ungu/My Purple Rose Valentine
Posting di blog
pertama kali : 14/02/2013
Cast asli : SS501
member dan UEE After School. Dengan berbagai modifikasi dan perubahan
karakter...
Another Posted : Wattpad @Lilianatan1708
“My Purple Rose Valentine – GOT7 Fanfiction Special
Valentine”
“Chapter 2 : The Mysterious Guy”
“Maaf Tuan, apa kau si Mawar Ungu?” tanya Hye Sung
malu-malu.
Pria berpakaian serba putih itu spontan menghentikan permainan biolanya dan
menoleh pada gadis itu.
Hye Sung tampak kecewa saat melihat pria tersebut mengenakan topeng untuk
menutupi wajahnya. Si pria bertopeng tersebut mengangguk pelan, mengisyaratkan bahwa dia memang Purple Rose yang sedang ditunggu gadis itu.
Pria bertopeng tersebut lalu berjalan mendekati
Hye Sung dan mencium tangannya lembut
seraya mengajaknya berdansa. Mendadak suara music perlahan dimainkan, entah bagaimana
caranya tiba-tiba cahaya lampu menyala dengan sangat indahnya di sekitar mereka dan mereka berdua
berdansa di tengah-tengahnya.
Jantung Hye Sung berdebar kencang saat pria bertopeng tersebut memeluk tubuhnya erat sehingga Hye Sung bahkan bisa mencium aroma parfumnya yang memikat.
“Parfum ini. Kenapa sama dengan parfum Jae Bum?” batin Hye Sung curiga.
“Caranya mencium tanganku dan memeluk pinggangku, juga caranya
berdansa sama seperti Jae Bum.“ lanjutnya dalam hati seraya menatap mata si pria bertopeng dalam-dalam yang tersembunyi di balik topeng itu.
“Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau terus mengirimiku Mawar Ungu? Bisakah kau buka topengmu?” pinta Hye Sung dengan berani.
Tapi mendadak
pria tersebut menghentikan dansa mereka dan berjalan menjauh lalu mengambil secarik kertas
dan menuliskan sesuatu.
“Jika aku memberitahu siapa diriku, aku takut kau akan menolakku dan tidak mau lagi menerima karangan bunga dariku.“ tulisnya di kertas itu.
“Tentu saja tidak! Tidak ada alasan bagiku untuk
menolak karangan bunga darimu. Jika hanya itu alasannya maka itu sangat konyol
sekali.“ jawab Hye Sung semakin penasaran.
“Apa kau percaya padaku? Jika kau ingin tahu siapa aku dan percaya padaku, maka ikutlah aku!” tulisnya lagi di kertas itu.
Hye SUng
berpikir sejenak, dia melihat sepertinya pria bertopeng
tersebut bukanlah orang jahat ataupun hidung belang dan entah kenapa
Hye Sung merasa sangat percaya padanya.
“Aku percaya. Aku tahu kau bukan orang jahat.“ jawab Hye Sung dengan yakin.
Pria bertopeng itu tampak tersenyum senang. DEG.
“Senyuman itu mirip seseorang.“ batin Hye Sung
lagi.
Pria bertopeng itu lalu kembali berjalan mendekat dan menggenggam tangan Hye Sung erat dan membawa gadis itu pergi bersamanya.
Mereka berjalan bersama ke sebuah jalan setapak yang gelap dan di sepanjang jalan setapak itu setiap (kurang lebih) setengah meter terlihat lampu di sisi kanan kirinya, namun lampu itu tidak ada yang menyala.
Mereka berjalan perlahan meyusuri jalan setapak dan secara ajaib, setiap lampu jalan yang ada di jalan setapak itu menyala secara berurutan setiap mereka melewatinya.
“Apa kau yang mengaturnya? Kenapa lampunya menyala setiap kali kita berjalan melewatinya? Lihat! Jalanan di belakang kita sekarang menjadi terang.” Tanya Hye Sung heran tapi pria bertopeng tersebut hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.
Tidak berapa lama kemudian, mereka sampai di depan sebuah gazebo berpilar 6 yang diterangi lampu dan untuk berjalan menuju gazebo itu, telah terbentang kain putih bertabur bunga Mawar Ungu.
“Itu...” Hye Sung terlihat
bingung.
Sekarang mereka tepat berdiri di depan sebuah gazebo yang dihiasi
dengan Bunga Mawar Ungu di setiap sudutnya. Di sekitar tempat itu juga terdapat sekitar 20-30
meja makan. Sekilas tempat ini terlihat seperti Restorant mini di luar ruangan,
dan lagi-lagi Mawar Ungu bertaburan di mana-mana.
“Kau ingin tahu siapa aku, kan?” tanyanya seraya melepas topengnya perlahan.
Suara itu. “Jae Bum…” ujar Hye Sung
berbisik.
Lagi, pria bertopeng itu hanya melemparkan senyum manisnya seraya membuka topengnya secara perlahan. Setelah topengnya terlepas, dia tersenyum manis pada gadis itu.
“Ya, ini aku. Im Jae Bum.” ujarnya lirih.
“Jae Bum Oppa, aku tidak menyangka kau adalah si Mawar Ungu.
Maksudku, aku memang berharap kaulah si Mawar Ungu, tapi kupikir itu tidak
mungkin karena...” ucapan Hye Sung langsung terpotong saat Jae Bum mendaratkan
bibirnya di bibir gadis itu.
“Kau terlalu banyak bicara, Shin Hye Sung.” Desah Jae Bum di sela-sela ciuman mereka.
Walau awalnya terkejut tapi perlahan Hye Sung memejamkan matanya dan mengikuti ritme ciuman itu. Mereka berciuman mesra di bawah sinar bulan dan dikelilingi Mawar Ungu yang
menyala terang di bawah sinar lampu yang berkelap-kelip bagai bintang.
“SHIN HYE SUNG, SARANGHAE.” ujar Jae Bum setelah bibir mereka terpisah.
“MWO?” Hye Sung tampak shock mendengar pengakuan itu, dia tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
“Aku percaya cinta pada pandangan pertama dan aku
sudah terpesona padamu saat pertama kali kita berdansa di pesta waktu itu. Tapi
ketakutanku akan ditolak menghalangiku mengungkapkan perasaanku, jadi aku hanya
bisa mengagumimu dari balik topeng Mawar Ungu.“ ujar
Jae Bum menjelaskan, terdengar sangat
tulus.
“Kenapa kau berpikir aku akan menolakmu?” tanya Hye Sung penasaran.
“Maksudku,
lihatlah dia! Im Jae Bum sangat sempurna. Dia baik, tampan, kaya, berbakat di
bidang music, juga seorang
musisi terkenal, wanita manapun pasti
akan bertekuk lutut padanya. Yeah, wanita manapun selain Kang Sora tentunya. Kurasa wanita itu terlalu bodoh untuk menyadari betapa berharganya seorang Im
Jae Bum. Well, setidaknya bagiku dia sangat berharga.” Lanjut Hye Sung dalam hatinya.
Mendengar pertanyaan Hye Sung, mendadak wajahnya sedih.
“Karena aku tidak pernah beruntung dalam cinta. Aku pernah ditinggalkan, cintaku bertepuk sebelah tangan, aku pernah patah
hati. Aku mulai berpikir bahwa mungkin aku memang ditakdirkan untuk hidup
sendirian di dunia ini. Itu sebelum aku bertemu denganmu.” ujarnya
pelan dan dalam.
“Setelah aku bertemu denganmu malam itu, aku tahu aku
menginginkanmu. Tapi aku begitu takut, takut aku akan ditolak sekali lagi.
Apalagi setelah aku tahu kalau Jin Young dan Mark juga menaruh hati padamu. Aku sempat
berpikir untuk mengalah.“ lanjutnya lagi dengan mata berkaca-kaca.
“Jae Bum Oppa….” Ujar Hye Sung tidak percaya. Tidak percaya jika Im Jae Bum
diam-diam jatuh cinta padanya. Andai Jae Bum tahu,
Hye Sung juga merasakan hal yang sama.
“Aku begitu pengecut, benarkan? Aku tidak
berani memperjuangkan cinta. Mungkin itu sebabnya Sora
meninggalkan aku dan memilih Hyun Bin Hyung.“ jawabnya sedih.
“Jae Bum Oppa, itu tidak benar! Sora Unnie hanya
terlalu bodoh untuk melihat betapa berharganya dirimu.“ ujar Hye Sung
tulus seraya membelai pipinya lembut.
“Jae Bum yang malang, Jae Bum yang kesepian, Jae
Bum yang selalu ditinggalkan, tapi mulai sekarang dia tidak akan kesepian lagi.” Batin Hye Sung
seraya menatap wajah tampan
pria muda di hadapannya.
“Hye Sung-ah, tidak apa jika kau ingin menolakku
sekarang. Aku tahu mungkin kau lebih menyukai Jin Young atau Mark. Aku tahu aku
terlalu pengecut, jadi.…” Jae Bum belum sempat
menyelesaikan kalimatnya, Hye Sung sudah membungkam bibirnya dengan sebuah
ciuman.
“Im Jae Bum, Sungguh. Kau terlalu
banyak bicara.” Ujar Hye Sung nakal, mengulangi kata-kata yang diucapkan Jae Bum padanya tadi. Jae Bum tampak tersenyum di sela-sela ciuman mereka.
“YAAAA! Cukup ciumannya, kalian
berdua! Aku sudah lapar. Cepat selesaikan ciuman kalian lalu mulai acara
pernikahannya dan mulai makan.“ ujar seseorang yang tiba-tiba
muncul di belakang mereka.
Spontan mereka berdua
langsung menjauhkan diri dan mencari sumber suara
itu. Dan betapa kagetnya Hye Sung saat melihat ada banyak orang di tempat itu. Kim Yu Gyeom, seseorang yang tadi berteriak, tampak
tersenyum aneh saat melihat
Hye Sung salah tingkah.
“Dari mana datangnya mereka? Kenapa tadi aku tidak
melihat mereka? Bukankah tadi tempat ini sepi?” tanya Hye Sung bingung bercampur malu.
To be continues...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar