Cast : Im Jae
Bum, Shin Hye Sung and All GOT7 members.
First, I wanna
say “Happy Valentine Day” for all who celebrated and for my lovely idols, GOT7
especially their Leader, JB. This story is for you...
Versi Remake
dari :
Author :
Liliana Tan (gue sendiri)
Judul : 999
Mawar Ungu/My Purple Rose Valentine
Posting di blog
pertama kali : 14/02/2013
Cast asli :
SS501 member dan UEE After School. Dengan berbagai modifikasi dan perubahan
karakter...
Another Posted
: Wattpad @Lilianatan1708
“My Purple Rose Valentine – GOT7 Fanfiction Special
Valentine”
“Chapter 3 : 999 Mawar Ungu”
“Aku yang
mengundang mereka kemari. Aku sengaja menyiapkan semua ini untuk melamarmu
sekaligus menikahimu malam ini juga. Tentu saja jika kau tidak keberatan.“ jawab Jae Bum
malu-malu.
“Dan kenapa kau bisa begitu yakin kalau aku akan
setuju?” Tanya Hye Sung dengan nada menantang.
“Awalnya aku tidak begitu yakin. Aku justru takut
kau akan menolakku, itu sebabnya aku bersembunyi di balik topeng Mawar Ungu.
Tapi Jackson berkata padaku kalau kau juga sebenarnya
menyukaiku, jadi karena takut kehilanganmu, aku langsung menyiapkan semua ini.“ jawabnya
polos.
Hye Sung
menatap Jackson dengan marah. Ternyata Jackson
sengaja menanyakan padanya soal ini. Hye Sung melihat Jackson tersenyum penuh kemenangan padanya.
“Seharusnya kau berterima kasih padaku, adik kecil.
Bukankah sekarang Pangeran Impianmu sudah melamarmu?“ ujar Jackson
meledek. Dia tampak berdiri seraya
bersandar pada salah satu tiang penyangga gazebo yang berada tak jauh dari
tempat Hye Sung dan Jae Bum berdiri saat ini.
“Melamar apa? Dia bahkan belum mengeluarkan
cincinnya.“ ujar Hye Sung pura-pura marah.
Jae Bum tersenyum lalu mulai berlutut dan bertanya dengan lembut, “Shin
Hye Sung, will you marry me?” tanyanya seraya
berlutut di hadapan Hye Sung sambil menyodorkan cincinnya.
“Jae Bum Oppa...Maafkan aku, tapi aku tidak bisa....” ujar Hye Sung yang
spontan dipotong oleh kalimat Bambam, temannya yang satu lagi.
“Apa maksudmu tidak bisa? Apa kurangnya Jae
Bum Hyung kami? Kau bilang Sora-ssi bodoh karena tidak menyadari betapa berharganya Jae
Bum Hyung, tapi sekarang kau juga bilang tidak bisa? Lalu apa gunanya ciuman
tadi?” seru Bambam terdengar kesal.
“Hye Sung-ah, apa maksudmu tidak bisa?” Jackson juga
terlihat kaget.
“Hye Sung-ah, apa diam-diam kau menyukai salah satu dari kami?” tanya Jin
Young yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Jackson.
“Jae Bum-ah, sesuai dengan kesepakatan, jika Hye Sung
menolakmu maka sekarang giliran kami.“ lanjut Mark dengan tersenyum senang.
“Jin Young Oppa, Mark Oppa,
kalian juga di sini?” tanya Hye Sung bingung.
“Tentu saja. Kami ingin tahu siapa yang kau pilih. Walaupun dalam hati aku
berharap akulah yang kau pilih.“ jawab Jin Young malu-malu.
“That’s okay, Hye Sung-ah. AKu tahu ini akan
terjadi. Aku hanya tidak mengerti kenapa kau membalas ciumanku jika kau tidak
menyukaiku?” tanya Jae Bum sedih lalu mulai berdiri.
“Jika tahu seperti ini, mungkin lebih baik aku terus menjadi
Mawar Ungu.“ lanjutnya lirih.
“Jae Bum Oppa, bukan seperti itu!” jawab Hye Sung
mencoba menjelaskan.
“Kwenchana, Hye Sung-ah. Aku mengerti jika cinta tidak
bisa dipaksa.“ ujarnya lagi lalu memeluk Hye Sung sekilas dan mulai berjalan pergi.
“YAAAA!! Maksudku adalah aku tidak bisa menolak
lamaranmu. Kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk menyelesaikan
kalimatku?” teriak Hye Sung lantang, mulai kesal. Mendadak Jae Bum menghentikan langkahnya dan menoleh perlahan.
“Kau bilang apa?” tanyanya tidak percaya.
“Aku
bilang aku tidak bisa menolak lamaranmu karena aku
juga ingin menikah denganmu. PUAS?” ulang Hye Sung menahan malu.
“YAAAAA! Ini
semua gara-gara kau, Stupid Maknae! Kenapa kau tidak membiarkannya menyelesaikan
kalimatnya dulu? DASAR BODOH!” ujar Young Jae memarahi Bambam.
“Oh...Jadi maksudnya seperti itu? Aku kan tidak tahu jadi ya Maaf saja.“ ujar Bambam cekikikan.
“Aisshhh, Jinja! Kau memang ahlinya merusak acara.” Jackson tampak kesal lalu menjitak Bambam yang disambut tawa semua orang.
“Aku kan tidak tahu, Hyung.” Bambam membela diri
dengan menunjukkan senyum polosnya.
“Jadi, kau yakin ingin menikah denganku? Aku tidak
bermimpi, kan?” ulang Jae Bum tidak percaya.
“Tapi bagaimana dengan Jin Young dan Mark? Aku tidak ingin mereka sedih karena aku sebab aku tahu mereka
juga mencintaimu.“ lanjutnya lagi.
“Hyung, kwenchana. Kami tahu cinta
tidak bisa dipaksakan. Asal kau berjanji akan membuat Hye Sung bahagia, kami akan merelakannya.“ jawab Jin Young tulus seraya berjalan mendekati mereka dan memeluk Jae Bum memberikan restunya.
“Yeah, me too! Congrat, Jae Bum-ah! Hye Sung-ah, aku tahu sejak awal
bahwa kalian memang ditakdirkan untuk bersama. Sepertinya mulai sekarang aku tidak
bisa lagi mengirimimu Mawar Jingga.“ ujar Mark tampak sedih.
“Mark
Oppa, jika kau tidak keberatan, kirimkan saja Mawar Jingga itu untukku.“ ujar seorang gadis malu-malu. Kim Hye Ri, adik Kim Yugyeom berseru malu-malu dari arah tamu.
“Oppa, Hye Ri gadis yang baik. Berilah dia
kesempatan!” usul Hye Sung pada Mark.
“Kurasa memang begitu. Baiklah. Mulai
sekarang Mawar Jingga itu untukmu.” teriak Mark sambil tersenyum manis ke arah Hye Ri
yang disambut tawa gembira Yugyeom.
“Yeah. Sebentar lagi aku akan naik peringkat. Jika Mark Hyung
menikah dengan adikku itu berarti dia adalah adik iparku dan dia harus
memanggilku Hyung. Hahaha...Aku bukan lagi Maknae.” ujarnya senang.
“YAAAA! Jangan bermimpi! Sampai kapanpun di mata kami, kau tetaplah Maknae!” jawab Mark sambil mencibir.
“Jae Bum Oppa, apa kau serius kita akan menikah saat ini juga?” tanya Hye Sung
ragu-ragu.
“Kau tidak ingin menikah denganku?” tanya Jae Bum, dia yang saat ini tampak bingung.
“Bukan begitu. Tapi ini terlalu mendadak. Tidak ada Pendeta, pesta, gaun pengantin
atau...” Hye Sung tak sempat
melanjutkan kalimatnya karena Jae Bum lebih dulu memotongnya.
“Gaun Pengantinnya sudah kau kenakan. Apa kau tidak
sadar jika Gaun putih yang kau kenakan sekarang adalah Gaun Pengantin
dengan motif sederhana? Pendeta sudah ada di sana dan
mereka semua datang kemari untuk berpesta. Ayahmu sudah
memberi restunya. Lihat! Beliau ada di sana. Cincinnya sudah di tanganku. Hanya tinggal Pengantin wanitanya yang
kutunggu.“ jawab Jae Bum menjelaskan.
Hye Sung hanya mampu melongo mendengar apa yang
dikatakan Jae Bum padanya, tapi dia menyadari jika Jae Bum memang sudah
menyiapkan segalanya.
“Baiklah.
Kau benar. Tapi boleh aku tahu kenapa kau
pilih Mawar Ungu?” Tanya Hye Sung tiba-tiba, penasaran dengan alasan yang sebenanya
di balik arti Bunga Mawar Ungu.
“Mawar Ungu melambangkan KESETIAAN dan PENANTIAN
CINTA. Mawar Ungu juga sering digunakan untuk mengungkapkan CINTA PADA
PANDANGAN PERTAMA.“ jawabnya.
Padat, singkat dan jelas. Jawaban yang membuat Hye Sung
bahagia.
“Dan apa kau tahu berapa jumlah Mawar Ungu yang ada di sini?” Jae Bum balik
bertanya.
“Berapa banyak bunga Mawar Ungu yang kau perlukan
untuk menghias tempat ini?” tanya Hye Sung penasaran sambil memandang sekelilingnya.
“999 Mawar Ungu.“ jawab Jae Bum
sambil tersenyum penuh arti.
“Kau menghitungnya? Kenapa harus 999?” Tanya Hye Sung,
semakin penasaran.
“999 melambangkan KEABADIAN. Itu
untuk melambangkan cintaku padamu yang akan abadi selamanya, sampai
maut memisahkan kita. Apa kau tahu kalau
angka 9 itu adalah angka yang sangat istimewa?” Tanya Jae Bum dengan senyuman manisnya.
Hye Sung
menggeleng pelan, “Kupikir semua angka hanyalah angka, tidak ada yang istimewa atau tidak.“ jawabnya polos.
Jae Bum
tertawa pelan, “Angka 9 adalah angka yang istimewa, karena bila kau mengalikan angka 9
dengan angka berapapun dan bila hasilnya ditambahkan, maka tetap akan muncul
angka 9. Itu sebabnya dia istimewa.” jawab Jae Bum menerangkan.
“Aku tidak mengerti.” Ujar Hye Sung
singkat.
“9x3 = 27, angka 27 bila dijabarkan akan jadi 2+7,
hasil dari 2+7=9. Benarkan? Itu sebabnya masyarakat di seluruh
dunia menganggap angka 9 adalah angka yang istimewa karena melambangkan
keabadian.“ jawa Jae Bum menerangkan.
“Kau benar-benar jenius dan romantis.” Jawab Hye Sung
kagum.
“YAAAA! Sampai kapan kalian akan terus bicara saja?
Cepat menikah dan cepat mulai pestanya! Aku lapar, Hyung!” seru Bambam, kembali merusak
suasana.
“YAAAA! Dasar cerewet! Makan rumput saja kalau
lapar, itu di sana banyak.“ omel Jackson pada Bambam.
“Hyung
is so mean! Aku tidak mau makan rumput, aku ingin makan nasi. Cepatlah! Aku lapar.” Protes Bambam lagi.
Merengek seperti anak kecil.
“Unnie, ini bungamu.” seru adik
sepupuku, Lily Wang seraya menyodorkan rangkaian Bunga Mawar Ungu
padaku.
“Dan ini tiaramu.” seru Hye Ri seraya memakaikan mahkota kecil di kepala Hye Sung.
“Kau benar-benar sudah mirip Pengantin, Putriku. Jae
Bum-ah, tolong jaga Hye
Sung baik-baik, ya.“ ujar Ayah Hye Sung sambil menepuk pundak Jae Bum lalu kemudian memeluk putrinya lembut.
“Kuserahkan Putriku tersayang padamu.“ lanjut
Ayah Hye Sung pada Jae Bum dengan mata berkaca-kaca.
Akhirnya inilah saat yang ditunggu-tunggu.
Hari pernikahan Hye Sung dengan Pangeran Impiannya tepat di
Hari Valentine yang penuh dengan cinta.
Hye Sung
merasa bagaikan seperti Putri dalam dongeng yang akan menikah dengan Pangeran.
Yeah right. Im Jae Bum adalah Pangeran Impian setiap wanita, tentu
saja kecuali Kang Sora yang lebih memilih
pacaran dengan om-om ketuaan daripada dengan pria tampan seperti Jae Bum.
Tapi bukankah harusnya Hye Sung
berterima kasih padanya? Kalau bukan karena kebodohan Sorayang menolak Pria sesempurna Jae Bum, hari ini Hye Sung
tidak akan menikah dengan Jae Bum. Dan apa itu? Wow, dari mana
datangnya suara merdu Lagu Pengantin ini?
Spontan Hye Sung menoleh ke arah asal
suara piano itu dan dia lihat Young Jae memainkan Lagu Pengantin dengan iringan Piano yang
merdu. Sekilas, sudut mata Hye Sung
menangkap siluet Jin Young yang berdiri tak jauh dari Young Jae, menatapnya
dengan mata berkaca-kaca dan tampak patah hati.
“Jin
Young Oppa, MIANHE... Aku yakin kau pasti menemukan seseorang yang akan
mencintaimu dengan tulus. Sama
seperti Mark Oppa yang juga pasti akan bahagia bersama Hye Ri. Aku berharap, kau akan segera
menemukan pasangan hidupmu. Asal kau mau
membuka hatimu untuk seseorang, aku yakin pasti akan ada seseorang untukmu di luar sana. Terima kasih untuk cintamu padaku. Jeongmal
Gomawo!” ujar Hye Sung dalam hati saat melihat Jin Young hanya berdiri menatapnya dengan mata
berkaca-kaca.
Perlahan tapi pasti Jae Bum dan Hye Sung berjalan ke arah gazebo itu sampai akhirnya mereka tiba
di hadapan sang Pendeta.
“Im Jae Bum, Apa kau bersedia menerima Shin Hye Sung sebagai istrimu dan menjaganya serta mencintainya seumur hidupmu? Tidak
peduli sakit atau sehat, tidak peduli tua atau muda, tidak peduli miskin atau kaya, tidak peduli
senang atau susah, akan selalu bersama hingga MAUT MEMISAHKAN KALIAN?“ tanya Pendeta
itu seraya menatap Jae Bum.
“AKU BERSEDIA.“ jawab Jae
Bum mantap sambil tersenyum dan menatap pengantinnya yang tampak tersenyum gugup di sampingnya.
“Shin
Hye Sung, apa kau bersedia menerima Im Jae Bum sebagai suamimu
dan menjaganya serta mencintainya seumur hidupmu? Tidak peduli sakit atau sehat, tidak peduli
tua atau muda, tidak peduli miskin atau kaya, tidak peduli senang atau susah, akan selalu bersama hingga
MAUT MEMISAHKAN KALIAN?“, sekarang giliran Pendeta itu bertanya pada Hye Sung.
“YA. AKU
BERSEDIA.“ jawab Hye Sung dengan mantap dan wajah merona merah karena malu
dan bahagia.
"Kalian boleh bertukar cincin.“ ujar Pendeta
itu, lalu Lily dan Hye Ri maju untuk menyerahkan cincinnya pada kedua mempelai.
Jae Bum dan Hye SUng saling berpandangan seraya menyematkan cincin itu di jari
masing-masing. Setelah cincin terpasang, Pendeta itu melanjutkan tugasnya lagi.
“Dengan ini aku sahkan kalian sebagai suami istri
di hadapan Tuhan dan di hadapan Gereja, dan APA YANG SUDAH DIPERSATUKAN OLEH
TUHAN, TIDAK BOLEH DIPISAHKAN OLEH MANUSIA, KECUALI MAUT
YANG MEMISAHKAN.“ ujar Pendeta itu sambil menatap kedua mempelai dan kedua mempelai mengangguk dengan mantap.
“Tuan Im Jae Bum, sekarang kau boleh mencium pengantinmu.“ lanjut Pendeta itu pada Jae Bum.
Hye Sung seketika merasa jantungnya seakan berhenti berdetak saat secara perlahan Jae Bum menundukkan
wajahnya dan mencium bibirnya lembut.
Setelah mereka berciuman, tiba-tiba terlihat kembang api di
langit malam yang sangat indah. Kembang api ini juga bagian dari kejutan yang
disiapkan Jae Bum untuk Hye Sung.
“Apa kau bahagia?” tanyanya saat mereka
berada dalam mobil Limosin yang membawa kedua mempelai ke Hotel tempat mereka akan
menghabiskan bulan madu mereka.
“Kau memang Masterplan yang hebat. Bagaimana
mungkin aku tidak bahagia? Ini adalah kado Valentine yang paling indah
sepanjang hidupku.“ jawab Hye Sung dengan manja seraya bersandar di dada suaminya
yang bidang.
“Jae Bum Oppa, Happy Valentine Day. SARANGHAE...” ujar Hye Sung
malu-malu.
Jae Bum
tersenyum bahagia dan menatap istrinya dengan
mesra, “Nado Saranghae, My wife.” ujarnya lembut lalu
perlahan kembali mencium Hye Sung. Setelah sesaat mereka berciuman, Jae Bum
menjauhkan dirinya seraya menatap sedih pada istrinya.
“Tapi tidak ada coklat untukmu. Kau tidak marah?” tanyanya
lagi.
“Kau sudah memberiku 999 Mawar Ungu sebagai ganti coklat itu,
juga sebuah Pernikahan sebagai bonusnya. Jeongmal Gomawo.” Ujar Hye Sung
menghibur suaminya.
“Sebenarnya aku ingin merancang sebuah Pernikahan
mewah yang dihadiri banyak tamu untukmu, bukan sebuah Pernikahan dadakan
seperti ini tapi aku tidak bisa menunggu lagi. Maafkan aku jika aku terlalu
egois.“ jawab Jae Bum merasa bersalah.
“Aku sangat bahagia menikah denganmu. Sungguh. Bagiku
Pernikahan ini adalah Pernikahan terindah yang pernah kutemui. Menikah di malam Valentine dengan orang yang kau cintai, tidak ada yang lebih
membahagiakan dari ini. Haaahhh.. Aku tidak menyangka bahwa Pengagum rahasiaku
selama ini, si Mawar Ungu adalah Kau – Im Jae Bum. Kau tidak
tahu betapa bahagianya aku, kan?” seru Hye Sung dengan bersemangat.
“Tidak. Aku tidak tahu. Tunjukkan padaku.” tantang Jae Bum nakal.
Hye Sung
melihatnya kesal tapi dia putuskan untuk mengikuti permainan suaminya, bagaimanapun juga ini adalah Hari Kasih sayang
dan juga Hari Pernikahan mereka jadi Hye Sung merasa pantas untuk itu.
Tanpa malu-malu Hye Sung menarik wajah suaminya
dan mencium bibirnya mesra, awalnya lembut dan perlahan tapi makin lama semakin
panas. Jae Bum mulai terlihat tidak sabar.
Dia mencoba menarik turun resleting gaun istrinya tapi
Hye Sung menghentikannya. “NOT NOW, Jae Bum Oppa!”
bisik Hye Sung seraya menyingkirkan tangan suaminya
yang nakal seraya membuka jendela Limosinnya.
“Hye Sung-ah!” Jae Bum terlihat frustasi. Dan Hye Sung
hanya tertawa melihatnya.
“Ini hukuman untukmu karena membuatku penasaran
selama berbulan-bulan dengan menyembunyikan identitasmu.“ jawab Hye Sung
mengerjai suaminya.
“Nyonya Im, kau tidak seharusnya melakukan ini pada suamimu!
YAAAA! I’M YOUR HUSBAND NOW!” tuntut Jae Bum.
“So what?” jawab Hye Sung nakal dengan pose menantang.
(DELETED !!! BACA DI WATTPAD aja kalau pengen versi utuh. Karena di blog tidak bisa diprivate hehehe ^.^)
To be Continues...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar