Jumat, 06 Januari 2017

Birthday Wish : Chapter 1 (GOT7’s JB Birthday Edition)



Another shot story about my favorite Korean Boys Group - GOT7. And still with my favorite member Im Jae Bum aka JB as my main lead. Bagi anda yang turut menyimak Fanfiction sebelumnya yaitu Christmas Miracle dan Winter Wish, maka anda pasti tidak akan bingung mengikuti cerita ini karena cerita ini memang masih berkaitan satu sama lain. Masih tentang tema yang sama “When Idol Falls In Love With His Fans.” Cerita ini dipersembahkan khusus untuk GOT7 Leader – JB aka Jae Bum yang berulang tahun hari ini 06.01.2017... Oh ya, untuk informasi, cerita ini juga diposting di Wattpad dengan judul yang sama ^.^

“Birthday Wish : Chapter 1 (GOT7’s JB Birthday Edition)” 





Chapter 1 : Welcome To Taipei


@ Korean Airlines... 
“Hyung, kenapa dari tadi kau hanya melamun sambil memandang jendela?” tanya Jackson yang kebagian tempat duduk di samping JB. GOT7 sedang berada dalam perjalanan dari Korea menuju Taipei untuk menggelar Fanmeeting di tempat tersebut. JB bergeming. Dia seolah tak mendengar panggilan itu. Jackson menarik napas pasrah, dia tahu pikiran Leadernya tak di sana.

“HYUNG!” kali ini Jackson berteriak lebih keras seraya menepuk pundak Sang Leader yang akhirnya membuatnya terlonjak kaget. 
“YYAAA!! Kau mau mati?” ujar JB kaget. 

Jackson hanya tersenyum polos seraya berkata lirih, “Siapa suruh sepanjang perjalanan kau hanya melamun?” Jackson membela diri. 

“Apa yang kau pikirkan?” tanyanya lagi. 
“Tidak ada.” Jawab JB seraya kembali menatap jendela pesawatnya. 
“Sudah jelas kau berbohong.” Cibir Jackson, memberi jeda pada kalimatnya. 

“Apa kau sedang memikirkan pacarmu itu? Apa kau sudah merindukannya? Padahal dia baru pulang ke negaranya beberapa hari yang lalu.” Lanjut Jackson lagi.

“Dia sudah pulang. Aku tidak tahu kapan bisa bertemu dengannya lagi.” Jawab JB lemah dan sedih. 
“Apa dia tidak akan datang ke Taipei?” tanya Jackson penuh selidik. JB menggeleng pasrah.

“Dia bilang takkan ada cukup waktu untuk membuat visa.” Lanjut JB sedih. 
“Kita akan datang ke Indonesia. Kau bisa menemuinya saat itu.” hibur Jackson ceria. 

Lagi-lagi JB menggeleng pasrah, “Sejak awal dia sudah bilang tidak akan ke Jakarta.” Jawab JB lagi. 
“Tapi kenapa?” Jackson tampak penasaran.

“Dia bilang masalah politik di negaranya sangat kacau. Dia bilang ada semacam Front Pembela Islam atau semacamnya yang terus menerus melakukan demo dan membuat suasana Jakarta menjadi panas. Sangat berbahaya bagi warga negara keturunan China untuk pergi ke sana, kecuali mereka memang berdomisili di sana. Lily bilang, takkan ada yang menjamin dia akan pulang ke kota asalnya dengan selamat.” JB menjelaskan semua yang Lily katakan.

“Ahhh...Sekarang aku tahu kenapa kau begitu sedih.” Ujar Jackson terdengar prihatin. 
“Ada apa dengannya?” tanya Mark yang tiba-tiba saja memunculkan kepalanya dari kursi belakang mereka.

“Dia pasti merindukan pacarnya. Benarkan, Jae Bum Hyung?” goda Bambam yang duduk di sebelah Mark. Seperti biasa, JB tak menjawab. 

“Wanita memang menakutkan. Lihat saja! Lily bahkan bisa membuat Leader kita jadi seperti patung.” Sindir Mark sambil tersenyum meledek. 
“Tidak lucu.” Jawab JB yang ternyata mendengar semuanya tapi terlalu malas untuk menjawab.

“Sudahlah. Kalau kalian berjodoh, kalian pasti akan bertemu.” Ujar Jin Young seraya memakan biskuit di tangannya dan berdiri di sisi tempat duduk Jackson. Lagi, tak ada reaksi.

“Tidak bisakah kalian diam? Aku sedang tidak ingin mengatakan apa pun.” JB lebih memilih tak mau berkomentar dan lebih memilih memandang keluar jendela.

“Berapa lama lagi kita akan sampai di Taoyuan International Airport Taipei?” tanya Mark pada siapa pun yang bisa menjawab. 

“Sebentar aku lihat dulu tiketnya.” Ujar Maknae Yugyeom seraya mengambil tiket pesawat dari saku mantelnya. 

“2 jam 30 menit total perjalanan kita. Berarti hanya tinggal 1 jam lagi, Hyung.” Jawab Yugyeom menginformasikan seraya melirik jam tangannya. 

“Jangan khawatir, Jae Bum-ah. 1 jam lagi setelah kita mendarat, kau bisa menghubunginya, kan?” hibur Mark seraya menepuk punggung JB dari belakang.

“Ahhh..Aku tak mau jatuh cinta.” Young Jae tiba-tiba berdiri dari deretan kursi di depan Jackson dan JB. 
“Kenapa?” tanya Jin Young yang saat ini sedang berbagi biskuit keju dengan Jackson. 

“Aku tak mau jadi seperti Jae Bum Hyung, disiksa kerinduan.” Jawabnya seraya tertawa polos. 
“Kata-katamu sangat menjijikkan.” Ledek Jin Young yang memang terkenal sarkas. 

“Tapi itu benar, kan? Lihatlah Jae Bum Hyung! Dia seperti orang bodoh.” Jawab Young Jae dengan cengengesan, yang sukses mendapatkan tatapan tajam dari Hyungnya.

“Kau bilang apa? YYAAA! Choi Young Jae, kemari kau!” ujar Jae Bum lalu berdiri dari kursinya dan menarik lengan Young Jae, ingin memitingnya. 

“YYYAA! Hyung, kita sedang ada dalam pesawat.” Ujar Jackson, seraya menarik JB agar kembali duduk. 
“Setelah mendarat aku akan menghajarmu.” Ujar JB seraya mengacungkan telunjuknya memberi peringatan. 

“Makanya jangan mencari masalah dengan Leader. Dia sedang sensitif sekarang.” Celoteh Bambam dari kursi belakang. 

“Apa Hyung sedang datang bulan?” Maknae Yugyeom sengaja menggodanya. 
“YYYAAA! Bambam, Kim Yugyeom, kalian ingin mati juga?” sergah Leader pada kedua Maknae yang hanya tersenyum kaku sebagai responnya. 
“Rasakan kau!” bisik Jin Young sambil tersenyum geli.

Akhirnya perjalanan singkat yang bagi JB tidak singkat itu berakhir juga. GOT7 tiba dengan selamat di Taoyuan International Airport tepat sesuai yang dijadwalkan. 

Setelah melalui pemeriksaan imigrasi serta tetek bengek lainnya, para member segera melaju ke hotel yang sudah mereka pesan yang terletak tak jauh dari Taipei 101. Taiwan International Convention Center (TICC) juga terletak tak jauh dari Taipei 101.

Dalam perjalanan ke hotel, para member sibuk melihat ke luar jendela. 
“Apa di Taiwan ada tempat bagus?” tanya Bambam ingin tahu. 
“Bukankah kita sudah pernah kemari tahun lalu?” jawab Young Jae. 
“Iya. Tapi kita tak pernah sempat ke mana-mana.” Tanya Bambam yang memang jiwa anak kecilnya masih ada dalam tubuhnya yang tinggi. 
“Entahlah. Hanya ingin pergi melihat-lihat.” Jawab Bambam seraya kembali melihat ke luar jendela.

Banyak orang berlalu lalang dengan berjalan kaki di wilayah trotoar yang memang dikhususkan untuk pejalan kaki saat matanya menangkap sosok seseorang yang dikenalnya saat lampu merah sedang menyala.

Gadis itu melintas tepat di samping mereka lalu kemudian melangkah menyebrangi mobil mereka dengan santainya seraya tertawa manis dengan ketiga temannya yang lain. Dia mengenakan mantel pink yang manis dengan sepatu boots berwarna putih yang membuatnya tampak manis. Dan tangan kanan itu, masih digips.

Setelah insiden pada tanggal 25 Desember lalu, Dokter memang menyarankan untuk melepaskan gipsnya setelah 2 minggu, dan sayangnya hari ini 2 minggu belum berakhir.

“Oh, bukankah itu...” ujar Bambam dengan kaget seraya menepuk pundak Jackson yang duduk di sampingnya. Jackson spontan memandang ke arah yang dipandang Bambam.

Seperti mendapatkan firasat, gadis itu menoleh singkat ke arah sebuah mobil Van hitam yang berdiri tepat di depannya saat dia sedang menyeberang dan dari kaca depan, dia melihat dengan sekilas para member GOT7 dan Ibu JB ada di dalam sana tapi JB tertunduk seraya memegang ponselnya.

Gadis itu menghentikan langkahnya sesaat untuk membungkukkan badannya dan tersenyum pada Ibu JB sebelum kembali melangkah.

“Oh benar...Hyung...Bukankah itu...” belum sempat Jackson mengatakan sesuatu lampu hijau kembali menyala dan mobil kembali berjalan. 
“Sepertinya dia melihat kita.” Bisik Jackson pada Bambam. 
“Benarkah?” Bambam tak menyadarinya.

“Eomoni, apa Anda juga melihatnya?” bisik Bambam pada Ibu JB yang duduk di depannya. 
Wanita setengah baya itu hanya mengangguk singkat dengan tersenyum penuh arti, dengan memberi tanda agar diam padanya. Mengerti tanda itu, Bambam pun tak mengatakan apa-apa.

Tak lama kemudian, ponsel Jackson bergetar pelan. Dengan penasaran, Jackson membuka ponselnya dan langsung tersenyum ceria saat melihat isi pesannya. 
“Apa ada yang lucu? Kenapa kau tertawa, Hyung?” Bambam terlihat penasaran. 
“Coba lihat ini! Kurasa ini ide yang bagus.” Bisik Jackson pada Bambam seraya menunjukkan ponselnya.

“Aku suka. Aku suka. Bukankah waktu itu kita batal melakukannya? Kurasa saat ini adalah waktu yang tepat.” Bisik Bambam dengan tertawa Iblis seraya memandang punggung Leadernya yang duduk di depannya.

Sementara itu, JB masih sibuk dengan ponselnya. Dia sudah mengirimkan beberapa pesan tapi tak ada satupun yang dibalas. 
JB : “Lily, jam berapa sekarang di negaramu? Apa kau sudah tidur?” Tak ada jawaban. 
JB : “Lily, benarkah kau tak datang kemari? Kami sudah tiba di Taipei.” Lagi, pesan kedua terkirim. 
JB : “Bukankah waktu itu kau bilang “See You On Taipei”? Tapi apa ini? Kau tiba-tiba berubah pikiran.” JB kembali menuliskan pesan ketiganya. 

Beberapa menit berlalu dan tetap tak ada respon dari penerima pesan, membuat JB benar-benar kesal. 
“Bukan ulang tahun seperti ini yang kuharapkan.” Umpatnya kesal. 
“APA?” Sang Manajer kaget saat tiba-tiba JB berteriak kesal. Dia buru-buru tersenyum seraya menggeleng pelan, “Tidak. Bukan apa-apa.” Jawabnya kikuk.

“Kau ini kenapa? Kenapa tiba-tiba marah-marah seperti itu?” tanya Sang Ibu dengan sabar yang kebetulan duduk di sampingnya.

JB menggeleng cepat, “Tidak ada apa-apa, Ibu. Maafkan aku.” Jawab JB menyangkal. 
“Apa kau sedang kesal?” tanya Sang Ibu lagi, JB mengangguk singkat. 
“Karena dia tak ada di sini?” tebak Sang Ibu lagi, dan lagi-lagi JB mengangguk mantap. 
“Bukankah sudah ada Ibu di sini sebagai penggantinya?” ujar Ibunya sabar. 
“Itu tidak sama.” Jawab JB singkat, terdengar kecewa. 
“Apa dia mengabaikanmu?” Sang Ibu mencoba mengorek keterangan. JB mengangguk lagi. 
“Aku sudah mengirim belasan pesan untuknya tapi tak ada satupun yang dibalas.” Jawabnya kecewa. 
“Mungkin dia sedang sibuk, putraku.” Lagi, Sang Ibu berusaha menenangkan putranya yang gelisah. 
“Kurasa Eomma benar.” Jawab JB pasrah.

Namun beberapa menit kemudian bunyi pesan masuk terdengar dan JB segera membuka pesan tersebut dengan senang. 
Lily : “Maafkan aku terlambat meresponmu. Aku sedang sibuk men-tweet GOT7 untuk Fandom Terbaik Soompi. Aku ingin kalian menang.” Jawab Lily di pesannya.

JB : “Aku tak peduli soal itu. Aku tak peduli menang atau kalah. Aku hanya ingin mendengar suaramu atau hanya sekedar mengobrol denganmu. Aku rindu padamu, sayang.” Jawab JB di pesannya.

Lily : “Tidak bisa. Ini sangat penting bagi kami. TeamGOT7 harus menang. Kita bicara lagi nanti ya, sayang. Selamat datang di Taipei. Uuupppsss...Bolehkah aku memanggilmu ‘sayang’?” canda Lily di pesannya dengan sebuah emoticon bertanda Love.

JB mendadak tersenyum manis membaca pesan tersebut, membuat semua membernya menjadi bingung. 
“Ada apa dengannya? Tadi Jae Bum Hyung terlihat kusut seperti benang kusut, kenapa sekarang tiba-tiba tersenyum sendiri seperti itu?” bisik Jin Young pada Young Jae yang duduk di sampingnya.

“Wanita benar-benar menakutkan. Fixed. Aku tak mau jatuh cinta.” Jawab Young Jae sambil nyengir. 
“Lalu, kau ingin menikahi sesama jenis dan membuat garis keturunan keluargamu terputus? Aku kasihan pada keluargamu.” Cibir Jin Young.

“Ini yang kedua kalinya dia terlihat seperti Fangirls.” Gumam JB saat membaca pesan Lily. 
“Hei kids, apa voting Fandom Terbaik Soompi dimulai hari ini?” tanya JB pada membernya. Bambam menelengkan kepalanya mengingat.

“Ah iya, benar. Hari ini, Hyung. TeamGOT7 sudah memenangkan ronde pertama, jika kita memenangkan ronde kedua lagi, berarti pialanya milik kita.” Jawab Bambam menjelaskan. 
“Pantas saja dia tidak membalas pesanku.” Jawab JB sambil tersenyum geli.

“Memangnya kenapa? Apa dia sibuk mengirim tweet agar kita menang?” tanya Mark dan JB mengangguk mantap.

“Begitulah katanya. Dia ingin kita menang.” Jawab JB seraya menunjukkan screenshot Lily di twitternya yang berupa dukungan tweet untuk GOT7.

“Wah, dia benar-benar seorang Fangirls sejati. Dia benar-benar pantas menjadi Nyonya Ketua.” Gurau Jackson sambil cekikikan.

“Sudahlah. Jangan mengganggunya lagi. Biarkan dia dalam kesenangannya ber-Fangirls ria. Jika TeamGOT7 sudah memimpin di posisi teratas, dia pasti akan berhenti dan menghubungimu.” Hibur Mark lagi.

“Kau senang sekarang? Yang penting dia sudah membalas pesanmu, kan? Dan kau tahu alasan kenapa dia tidak merespon pesanmu dengan cepat.” Ujar Sang Ibu. 

“Biarkan dia dulu. Bukankah sudah wajar bila setiap Fans menginginkan idolanya menang? Biarkan dia melakukan kesenangannya Fangirling. Toh ini untukmu juga, kan?” lanjut sang Ibu lagi.

JB terdiam berpikir dan kemudian mengangguk pelan. “Eomma benar. Bagi seorang Fans bisa melihat idolanya sukses adalah sebuah kebahagiaan.” Jawab JB akhirnya, mencoba mengerti. Toh ini juga kemenangan dia sendiri, kan?

“Itu baru benar.” Jawab Jin Young santai. 
“Tapi Hyung, besok adalah hari ulang tahunmu. Apa kita akan ada acara makan-makan atau sejenisnya begitu?” lanjut Jin Young. 

“Entahlah. Kau tanya pada Manajer.” Jawab JB seraya mengangkat bahunya tak tahu. 
“Aku belum melihat jadwal. Kita akan lihat setelah sampai di hotel.” Jawab Sang Manajer.

“Tidak seru jika tidak ada apa-apa. Ulang tahun Jae Bum Hyung kan hanya tinggal beberapa jam saja.” Omel Yugyeom. Dia terlihat ingin merayakan sesuatu seperti pesta atau setidaknya makan-makan.

“Kita akan bicarakan ini nanti.” Jawab Sang Manajer sementara Bambam dan Jackson hanya saling melirik penuh arti.

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar