Another shot story
about my favorite Korean Boys Group - GOT7. And still with my favorite member
Im Jae Bum aka JB as my main lead. Bagi anda yang turut menyimak Fanfiction
sebelumnya yaitu Christmas Miracle dan Winter Wish, maka anda pasti tidak akan
bingung mengikuti cerita ini karena cerita ini memang masih berkaitan satu sama
lain. Masih tentang tema yang sama “When Idol Falls In Love With His Fans.”
Cerita ini dipersembahkan khusus untuk GOT7 Leader – JB aka Jae Bum yang berulang tahun hari ini 06.01.2017... Oh ya, untuk informasi, cerita ini juga diposting di Wattpad dengan judul yang sama ^.^
“Birthday Wish : Chapter 1 (GOT7’s JB Birthday Edition)”
Chapter 1 : Welcome To Taipei
@ Korean Airlines...
“Hyung, kenapa
dari tadi kau hanya melamun sambil memandang jendela?” tanya Jackson yang
kebagian tempat duduk di samping JB. GOT7 sedang berada dalam perjalanan dari
Korea menuju Taipei untuk menggelar Fanmeeting di tempat tersebut. JB
bergeming. Dia seolah tak mendengar panggilan itu. Jackson menarik napas
pasrah, dia tahu pikiran Leadernya tak di sana.
“HYUNG!” kali ini
Jackson berteriak lebih keras seraya menepuk pundak Sang Leader yang akhirnya
membuatnya terlonjak kaget.
“YYAAA!! Kau mau
mati?” ujar JB kaget.
Jackson hanya
tersenyum polos seraya berkata lirih, “Siapa suruh sepanjang perjalanan kau
hanya melamun?” Jackson membela diri.
“Apa yang kau
pikirkan?” tanyanya lagi.
“Tidak ada.” Jawab
JB seraya kembali menatap jendela pesawatnya.
“Sudah jelas kau
berbohong.” Cibir Jackson, memberi jeda pada kalimatnya.
“Apa kau sedang
memikirkan pacarmu itu? Apa kau sudah merindukannya? Padahal dia baru pulang ke
negaranya beberapa hari yang lalu.” Lanjut Jackson lagi.
“Dia sudah pulang.
Aku tidak tahu kapan bisa bertemu dengannya lagi.” Jawab JB lemah dan sedih.
“Apa dia tidak
akan datang ke Taipei?” tanya Jackson penuh selidik. JB menggeleng pasrah.
“Dia bilang takkan
ada cukup waktu untuk membuat visa.” Lanjut JB sedih.
“Kita akan datang
ke Indonesia. Kau bisa menemuinya saat itu.” hibur Jackson ceria.
Lagi-lagi JB
menggeleng pasrah, “Sejak awal dia sudah bilang tidak akan ke Jakarta.” Jawab
JB lagi.
“Tapi kenapa?”
Jackson tampak penasaran.
“Dia bilang
masalah politik di negaranya sangat kacau. Dia bilang ada semacam Front Pembela
Islam atau semacamnya yang terus menerus melakukan demo dan membuat suasana
Jakarta menjadi panas. Sangat berbahaya bagi warga negara keturunan China untuk
pergi ke sana, kecuali mereka memang berdomisili di sana. Lily bilang, takkan
ada yang menjamin dia akan pulang ke kota asalnya dengan selamat.” JB
menjelaskan semua yang Lily katakan.
“Ahhh...Sekarang
aku tahu kenapa kau begitu sedih.” Ujar Jackson terdengar prihatin.
“Ada apa
dengannya?” tanya Mark yang tiba-tiba saja memunculkan kepalanya dari kursi
belakang mereka.
“Dia pasti
merindukan pacarnya. Benarkan, Jae Bum Hyung?” goda Bambam yang duduk di
sebelah Mark. Seperti biasa, JB tak menjawab.
“Wanita memang
menakutkan. Lihat saja! Lily bahkan bisa membuat Leader kita jadi seperti
patung.” Sindir Mark sambil tersenyum meledek.
“Tidak lucu.” Jawab
JB yang ternyata mendengar semuanya tapi terlalu malas untuk menjawab.
“Sudahlah. Kalau
kalian berjodoh, kalian pasti akan bertemu.” Ujar Jin Young seraya memakan
biskuit di tangannya dan berdiri di sisi tempat duduk Jackson. Lagi, tak ada
reaksi.
“Tidak bisakah
kalian diam? Aku sedang tidak ingin mengatakan apa pun.” JB lebih memilih tak
mau berkomentar dan lebih memilih memandang keluar jendela.
“Berapa lama lagi
kita akan sampai di Taoyuan International Airport Taipei?” tanya Mark pada
siapa pun yang bisa menjawab.
“Sebentar aku
lihat dulu tiketnya.” Ujar Maknae Yugyeom seraya mengambil tiket pesawat dari
saku mantelnya.
“2 jam 30 menit
total perjalanan kita. Berarti hanya tinggal 1 jam lagi, Hyung.” Jawab Yugyeom
menginformasikan seraya melirik jam tangannya.
“Jangan khawatir,
Jae Bum-ah. 1 jam lagi setelah kita mendarat, kau bisa menghubunginya, kan?”
hibur Mark seraya menepuk punggung JB dari belakang.
“Ahhh..Aku tak mau
jatuh cinta.” Young Jae tiba-tiba berdiri dari deretan kursi di depan Jackson
dan JB.
“Kenapa?” tanya
Jin Young yang saat ini sedang berbagi biskuit keju dengan Jackson.
“Aku tak mau jadi
seperti Jae Bum Hyung, disiksa kerinduan.” Jawabnya seraya tertawa polos.
“Kata-katamu
sangat menjijikkan.” Ledek Jin Young yang memang terkenal sarkas.
“Tapi itu benar,
kan? Lihatlah Jae Bum Hyung! Dia seperti orang bodoh.” Jawab Young Jae dengan
cengengesan, yang sukses mendapatkan tatapan tajam dari Hyungnya.
“Kau bilang apa?
YYAAA! Choi Young Jae, kemari kau!” ujar Jae Bum lalu berdiri dari kursinya dan
menarik lengan Young Jae, ingin memitingnya.
“YYYAA! Hyung,
kita sedang ada dalam pesawat.” Ujar Jackson, seraya menarik JB agar kembali
duduk.
“Setelah mendarat
aku akan menghajarmu.” Ujar JB seraya mengacungkan telunjuknya memberi peringatan.
“Makanya jangan
mencari masalah dengan Leader. Dia sedang sensitif sekarang.” Celoteh Bambam
dari kursi belakang.
“Apa Hyung sedang
datang bulan?” Maknae Yugyeom sengaja menggodanya.
“YYYAAA! Bambam,
Kim Yugyeom, kalian ingin mati juga?” sergah Leader pada kedua Maknae yang
hanya tersenyum kaku sebagai responnya.
“Rasakan kau!”
bisik Jin Young sambil tersenyum geli.
Akhirnya
perjalanan singkat yang bagi JB tidak singkat itu berakhir juga. GOT7 tiba
dengan selamat di Taoyuan International Airport tepat sesuai yang dijadwalkan.
Setelah melalui pemeriksaan imigrasi serta tetek bengek lainnya, para member
segera melaju ke hotel yang sudah mereka pesan yang terletak tak jauh dari
Taipei 101. Taiwan International Convention Center (TICC) juga terletak tak jauh
dari Taipei 101.
Dalam perjalanan
ke hotel, para member sibuk melihat ke luar jendela.
“Apa di Taiwan ada
tempat bagus?” tanya Bambam ingin tahu.
“Bukankah kita
sudah pernah kemari tahun lalu?” jawab Young Jae.
“Iya. Tapi kita
tak pernah sempat ke mana-mana.” Tanya Bambam yang memang jiwa anak kecilnya
masih ada dalam tubuhnya yang tinggi.
“Entahlah. Hanya
ingin pergi melihat-lihat.” Jawab Bambam seraya kembali melihat ke luar
jendela.
Banyak orang
berlalu lalang dengan berjalan kaki di wilayah trotoar yang memang dikhususkan
untuk pejalan kaki saat matanya menangkap sosok seseorang yang dikenalnya saat
lampu merah sedang menyala.
Gadis itu melintas
tepat di samping mereka lalu kemudian melangkah menyebrangi mobil mereka dengan
santainya seraya tertawa manis dengan ketiga temannya yang lain. Dia mengenakan
mantel pink yang manis dengan sepatu boots berwarna putih yang membuatnya
tampak manis. Dan tangan kanan itu, masih digips.
Setelah insiden
pada tanggal 25 Desember lalu, Dokter memang menyarankan untuk melepaskan
gipsnya setelah 2 minggu, dan sayangnya hari ini 2 minggu belum berakhir.
“Oh, bukankah
itu...” ujar Bambam dengan kaget seraya menepuk pundak Jackson yang duduk di
sampingnya. Jackson spontan memandang ke arah yang dipandang Bambam.
Seperti
mendapatkan firasat, gadis itu menoleh singkat ke arah sebuah mobil Van hitam
yang berdiri tepat di depannya saat dia sedang menyeberang dan dari kaca depan,
dia melihat dengan sekilas para member GOT7 dan Ibu JB ada di dalam sana tapi
JB tertunduk seraya memegang ponselnya.
Gadis itu
menghentikan langkahnya sesaat untuk membungkukkan badannya dan tersenyum pada
Ibu JB sebelum kembali melangkah.
“Oh
benar...Hyung...Bukankah itu...” belum sempat Jackson mengatakan sesuatu lampu
hijau kembali menyala dan mobil kembali berjalan.
“Sepertinya dia
melihat kita.” Bisik Jackson pada Bambam.
“Benarkah?” Bambam
tak menyadarinya.
“Eomoni, apa Anda
juga melihatnya?” bisik Bambam pada Ibu JB yang duduk di depannya.
Wanita
setengah baya itu hanya mengangguk singkat dengan tersenyum penuh arti, dengan
memberi tanda agar diam padanya. Mengerti tanda itu, Bambam pun tak mengatakan
apa-apa.
Tak lama kemudian,
ponsel Jackson bergetar pelan. Dengan penasaran, Jackson membuka ponselnya dan
langsung tersenyum ceria saat melihat isi pesannya.
“Apa ada yang
lucu? Kenapa kau tertawa, Hyung?” Bambam terlihat penasaran.
“Coba lihat ini!
Kurasa ini ide yang bagus.” Bisik Jackson pada Bambam seraya menunjukkan
ponselnya.
“Aku suka. Aku
suka. Bukankah waktu itu kita batal melakukannya? Kurasa saat ini adalah waktu
yang tepat.” Bisik Bambam dengan tertawa Iblis seraya memandang punggung
Leadernya yang duduk di depannya.
Sementara itu, JB masih
sibuk dengan ponselnya. Dia sudah mengirimkan beberapa pesan tapi tak ada
satupun yang dibalas.
JB : “Lily, jam
berapa sekarang di negaramu? Apa kau sudah tidur?” Tak ada jawaban.
JB : “Lily,
benarkah kau tak datang kemari? Kami sudah tiba di Taipei.” Lagi, pesan kedua
terkirim.
JB : “Bukankah
waktu itu kau bilang “See You On Taipei”? Tapi apa ini? Kau tiba-tiba berubah
pikiran.” JB kembali menuliskan pesan ketiganya.
Beberapa menit
berlalu dan tetap tak ada respon dari penerima pesan, membuat JB benar-benar
kesal.
“Bukan ulang tahun
seperti ini yang kuharapkan.” Umpatnya kesal.
“APA?” Sang Manajer
kaget saat tiba-tiba JB berteriak kesal. Dia buru-buru tersenyum seraya
menggeleng pelan, “Tidak. Bukan apa-apa.” Jawabnya kikuk.
“Kau ini kenapa?
Kenapa tiba-tiba marah-marah seperti itu?” tanya Sang Ibu dengan sabar yang
kebetulan duduk di sampingnya.
JB menggeleng
cepat, “Tidak ada apa-apa, Ibu. Maafkan aku.” Jawab JB menyangkal.
“Apa kau sedang
kesal?” tanya Sang Ibu lagi, JB mengangguk singkat.
“Karena dia tak
ada di sini?” tebak Sang Ibu lagi, dan lagi-lagi JB mengangguk mantap.
“Bukankah sudah
ada Ibu di sini sebagai penggantinya?” ujar Ibunya sabar.
“Itu tidak sama.”
Jawab JB singkat, terdengar kecewa.
“Apa dia
mengabaikanmu?” Sang Ibu mencoba mengorek keterangan. JB mengangguk lagi.
“Aku sudah
mengirim belasan pesan untuknya tapi tak ada satupun yang dibalas.” Jawabnya
kecewa.
“Mungkin dia
sedang sibuk, putraku.” Lagi, Sang Ibu berusaha menenangkan putranya yang
gelisah.
“Kurasa Eomma
benar.” Jawab JB pasrah.
Namun beberapa
menit kemudian bunyi pesan masuk terdengar dan JB segera membuka pesan tersebut
dengan senang.
Lily : “Maafkan
aku terlambat meresponmu. Aku sedang sibuk men-tweet GOT7 untuk Fandom Terbaik
Soompi. Aku ingin kalian menang.” Jawab Lily di pesannya.
JB : “Aku tak
peduli soal itu. Aku tak peduli menang atau kalah. Aku hanya ingin mendengar
suaramu atau hanya sekedar mengobrol denganmu. Aku rindu padamu, sayang.” Jawab
JB di pesannya.
Lily : “Tidak
bisa. Ini sangat penting bagi kami. TeamGOT7 harus menang. Kita bicara lagi
nanti ya, sayang. Selamat datang di Taipei. Uuupppsss...Bolehkah aku
memanggilmu ‘sayang’?” canda Lily di pesannya dengan sebuah emoticon bertanda
Love.
JB mendadak
tersenyum manis membaca pesan tersebut, membuat semua membernya menjadi
bingung.
“Ada apa
dengannya? Tadi Jae Bum Hyung terlihat kusut seperti benang kusut, kenapa
sekarang tiba-tiba tersenyum sendiri seperti itu?” bisik Jin Young pada Young
Jae yang duduk di sampingnya.
“Wanita
benar-benar menakutkan. Fixed. Aku tak mau jatuh cinta.” Jawab Young Jae sambil
nyengir.
“Lalu, kau ingin
menikahi sesama jenis dan membuat garis keturunan keluargamu terputus? Aku
kasihan pada keluargamu.” Cibir Jin Young.
“Ini yang kedua
kalinya dia terlihat seperti Fangirls.” Gumam JB saat membaca pesan Lily.
“Hei kids, apa
voting Fandom Terbaik Soompi dimulai hari ini?” tanya JB pada membernya. Bambam
menelengkan kepalanya mengingat.
“Ah iya, benar.
Hari ini, Hyung. TeamGOT7 sudah memenangkan ronde pertama, jika kita memenangkan
ronde kedua lagi, berarti pialanya milik kita.” Jawab Bambam menjelaskan.
“Pantas saja dia
tidak membalas pesanku.” Jawab JB sambil tersenyum geli.
“Memangnya kenapa?
Apa dia sibuk mengirim tweet agar kita menang?” tanya Mark dan JB mengangguk
mantap.
“Begitulah
katanya. Dia ingin kita menang.” Jawab JB seraya menunjukkan screenshot Lily di
twitternya yang berupa dukungan tweet untuk GOT7.
“Wah, dia
benar-benar seorang Fangirls sejati. Dia benar-benar pantas menjadi Nyonya
Ketua.” Gurau Jackson sambil cekikikan.
“Sudahlah. Jangan
mengganggunya lagi. Biarkan dia dalam kesenangannya ber-Fangirls ria. Jika
TeamGOT7 sudah memimpin di posisi teratas, dia pasti akan berhenti dan
menghubungimu.” Hibur Mark lagi.
“Kau senang
sekarang? Yang penting dia sudah membalas pesanmu, kan? Dan kau tahu alasan
kenapa dia tidak merespon pesanmu dengan cepat.” Ujar Sang Ibu.
“Biarkan dia dulu.
Bukankah sudah wajar bila setiap Fans menginginkan idolanya menang? Biarkan dia
melakukan kesenangannya Fangirling. Toh ini untukmu juga, kan?” lanjut sang Ibu
lagi.
JB terdiam
berpikir dan kemudian mengangguk pelan. “Eomma benar. Bagi seorang Fans bisa
melihat idolanya sukses adalah sebuah kebahagiaan.” Jawab JB akhirnya, mencoba
mengerti. Toh ini juga kemenangan dia sendiri, kan?
“Itu baru benar.”
Jawab Jin Young santai.
“Tapi Hyung, besok
adalah hari ulang tahunmu. Apa kita akan ada acara makan-makan atau sejenisnya
begitu?” lanjut Jin Young.
“Entahlah. Kau
tanya pada Manajer.” Jawab JB seraya mengangkat bahunya tak tahu.
“Aku belum melihat
jadwal. Kita akan lihat setelah sampai di hotel.” Jawab Sang Manajer.
“Tidak seru jika
tidak ada apa-apa. Ulang tahun Jae Bum Hyung kan hanya tinggal beberapa jam
saja.” Omel Yugyeom. Dia terlihat ingin merayakan sesuatu seperti pesta atau
setidaknya makan-makan.
“Kita akan
bicarakan ini nanti.” Jawab Sang Manajer sementara Bambam dan Jackson hanya
saling melirik penuh arti.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar