Dream is a wish
your heart makes. That’s right. So what your wish now? Bagaimana perasaan
kalian jika kalian ada di posisi Lily? Bisa mendapatkan kesempatan merayakan
tahun baru bersama artis idolanya dan mereka akan mengabulkan apa pun
keinginannya. Mungkinkah itu terjadi? Tentu saja mungkin jika keajaiban
sungguh-sungguh ada di dunia ini. Penasaran dengan kisah Lily dan JB dan semua
impiannya yang menjadi kenyataan? Selamat membaca kelanjutannya di bawah ini...
“Winter Wish – Chapter 4 (GOT7 New Year Edition)”
Chapter 4 : Dream is A Wish Your Heart Makes
New Year Eve, MBC Gayo Daejun 31.12.2016...
“Kerja bagus,
anak-anak. Kalian pasti lelah, kan? Sekarang pulang dan istirahatlah. Besok
adalah hari libur untuk kalian.” Ujar Sang Manajer setelah acara tutup tahun
dan Countdown Timer di MBC Gayo Daejun telah berakhir dengan sukses.
“Pulang? Sekarang
malam tahun baru, Hyung. Kami ingin merayakannya dengan turun ke jalan.” Jawab
Jackson tak ingin pulang.
“Baiklah. Terserah
kalian saja. Asalkan tidak ada cerita Fans yang mengerubuti kalian seperti
waktu di USS.” Jawab Sang Manajer.
“Kami akan
menyamar dengan baik.” Janji Jin Young.
“Baiklah. Happy
New Year all. Selamat bersenang-senang untuk kalian.” Ujar Sang Manajer pada
GOT7.
“Happy New Year
juga, Hyung.” Sahut member GOT7 dengan kompak.
“Jadi, ke mana
kita akan pergi malam ini?” tanya Bambam antusias.
“Aku ingin pergi
ke Seoul N Tower. Bukankah biasanya oarang-orang akan berkumpul di sana untuk
melihat kembang api?” usul Jackson.
“Aku ikut.” Jawab
Yugyeom.
“Kalau kau ikut,
aku juga ikut.” Ujar Bambam yang memang menyukai keramaian.
“Aku lebih suka ke
tepi Sungai Han. Di sana lebih tenang. Takkan ada fans yang memperhatikan. Di
sana juga ada kembang api.” Ujar Jin Young.
“Kurasa Jin Young
benar. Seoul N Tower terlalu banyak orang. Aku tak mau dikenali lagi lalu
dikerubuti fans lagi seperti waktu itu.” jawab Mark, mendukung Jin Young.
“Jadi, kau ikut
aku atau Jin Young?” tanya Jin Young memastikan.
“Aku rasa aku akan
ikut Jin Young saja.” Jawab Mark.
“Aku juga. Aku tak
begitu suka keramaian.” Jawab Young Jae.
“Baiklah. Yugyeom
dan Bambam akan pergi bersamaku ke Seoul N Tower dan Mark Hyung, Jin Young dan
Young Jae akan pergi ke Han River.” Ujar Jackson memastikan. Semua member
mengangguk membenarkan.
“Lalu Jae Bum
Hyung bagaimana?” tanya Maknae Yugyeom seraya menatap Leader mereka yang hanya
bengong menatap layar ponselnya.
“Kurasa dia punya
rencana lain.” Jawab Jackson seraya mengamati gelagat JB yang aneh.
“Jae Bum Hyung,
kau akan ikut timku atau timnya Jin Young?” tanya Jackson memastikan. JB
menoleh dengan kaget, jelas dia tidak mendengarkan apa yang dibicarakan
membernya tadi.
“Tim? Tim apa?”
tanyanya clueless.
“Kau ingin pergi
ke Seoul N Tower atau Han River untuk merayakan tahun baru kita?” tanya Mark
menjelaskan.
“Bisakah aku tidak
ikut? Aku sedang menunggu telepon seseorang.” Jawab JB tampak tak berminat.
“Lily? Kalian
bertengkar? Dari kemarin wajahmu tampak kusut.” Tanya Jin Young penasaran. JB
mengangguk singkat.
“Sepertinya dia
marah padaku. Dia tak mau mengangkat teleponku atau membalas pesanku. Ini
membuatku gila. Aku merindukannya.” Ujar JB frustasi.
“Memang apa yang kau
lakukan?” tanya Mark penasaran.
“Aku melakukan
sesuatu yang tidak seharusnya kulakukan.” Jawab JB menyesal.
“Sesuatu seperti
apa itu?” Bambam tampak clueless.
“Sesuatu yang
seharusnya hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah menikah.” Jawab JB
lemah.
“Oh My God. You
mean make love?” tanya Jackson dengan ekspresi terkejut yang lucu.
“Dia takut padaku.
Dia memandangku dengan takut sebelum dia berlari masuk ke dalam asrama dan aku
tak bisa menghubunginya lagi setelah itu.” ujar JB tampak kacau.
“Ini jelas
salahmu. Kau membuatnya takut. Dia pasti berpikir kau pria brengsek sekarang.
Lily pasti berpikir kau hanya menginginkan tubuhnya.” Ujar Jin Young,
memberikan penilaiannya.
“Aku tahu. Aku
ingin meminta maaf padanya atas kekurangajaranku.” Jawab JB putus asa.
“Apa mungkin Lily
Noona sudah kembali ke Indonesia?” tanya Yugyeom, memberi kemungkinan.
JB menggeleng
mantap. “Tidak. Dia bilang padaku tak ada tiket untuk pulang. Dia bariu
mendapatkan tiket tanggal 2.” Jawab JB yakin.
“Lalu?” tanya
Bambam penasaran.
“Entahlah.” Jawab
JB putus asa.
“Lalu apa
rencanamu?” tanya Young Jae yang sedari tadi hanya terdiam.
“Aku akan
menemuinya di asrama. Aku akan menunggu sampai dia mau keluar menemuiku.” Jawab
JB keras kepala.
“Aahhh...Hyung,
kenapa kau tidak bisa menjaga tanganmu? Kau tahu wanita adalah makhluk yang
rumit, kenapa mencari masalah?” lagi, Jackson memberikan pendapat yang sudah
pasti benar.
“Aku tak tahu
kenapa aku tidak bisa menahan diriku di hadapannya. Susah sekali. Aku selalu
ingin memeluk dan menciumnya. Aaahhh...Kalian akan tahu rasanya jika kalian
sudah jatuh cinta.” Jawab JB frustasi.
“Kau memang sudah
jatuh, jatuh sangat dalam.” Sindir Mark sambil tertawa geli.
“Bersyukurlah
dating banned kita akan berakhir 19 hari lagi.” Lanjut Mark kemudian.
“Aku harus bicara
padanya. Aku harus meminta maaf padanya. Harus.” JB bertekad tidak akan
menyerah.
“Itu memang sudah
seharusnya. Kaulah yang bersalah.” Jawab Jin Young dengan terang-terangan.
“Aku harus pergi.
Kalian bersenang-senanglah sendiri.” Jawab JB lalu meraih mantelnya dan
bergegas pergi.
“Arraseo. Happy
New Year, Hyung.” Seru Jackson pada JB.
“Happy New Year
too for you all.” Jawab JB sebelum menghilang ke balik pintu.
@@@@@@@
JB sudah menunggu
lebih dari sejam di depan asrama putri SMU Ewha, menunggu Lily untuk keluar
menemuinya. Dia menuliskan di pesannya bahwa dia tidak akan pergi sebelum Lily
keluar menemuinya, tak peduli walau pagi sudah menjelang dan akan ada orang
yang akan mengenalinya.
Tak punya pilihan,
Lily akhirnya melangkah keluar menemui JB yang sudah menunggunya di bangku
taman SMU Ewha dengan gelisah.
“Apa kau sudah
menunggu lama?” tanya Lily pelan.
JB menoleh ke arah
suara yang memanggilnya dan tersenyum lega saat melihat gadis yang
dirindukannya akhirnya mau menemuinya. Dia bergerak maju dan merentangkan
tangannya untuk memeluk gadis itu tapi Lily justru bergerak menjauh dengan
takut.
JB tersadar bahwa
gadis itu masih takut padanya setelah apa yang dia lakukan padanya 2 hari yang
lalu.
“Bagaimana
kabarmu, Lily? Apa kau sibuk hingga tak punya waktu membalas pesanku atau
mengangkat teleponku?” tanya JB ragu.
Lily menggeleng
pelan, “Begitulah. Aku sibuk membantu Kepala Sekolah untuk menyiapkan tahun
baru bersama keluarganya.” Jawab Lily berbohong.
“Kenapa aku merasa kau berbohong padaku.” Jawab JB pahit seraya duduk di bangku taman itu.
“Apa kau takut
padaku? Atau mungkin kau marah padaku?” tanya JB mencoba mencari tahu.
“Sejujurnya aku
memang takut.” Jawab Lily lirih, duduk dalam jarak yang lumayan jauh dari JB.
JLEBBB. Jantung JB
mendadak sakit saat mendengar Lily takut padanya.
“Tapi bukan
padamu. Maksudku bukan takut pada apa yang akan kau lakukan padaku. Tapi lebih
kepada apa yang akan kau pikirkan tentangku.” Lanjut Lily setelah memberi
sedikit jeda pada kalimatnya.
“Aku takut kau
akan berpikir bahwa aku adalah wanita murahan yang akan menyerahkan diriku pada
idolaku agar bisa menjeratnya. Aku takut kau akan berpikir bahwa aku adalah
wanita gampangan yang bisa tidur dengan semua pria yang bukan suamiku. Aku
takut kau akan memandangku rendah. Aku harusnya bisa menghormati diriku
sendiri.” Lanjutnya lagi.
JB sedikit lebih
lega mendengarnya. Setidaknya gadis itu bukan takut padanya tapi takut pada apa
yang akan JB pikirkan tentang dirinya.
“Aku tak pernah
berpikir seperti itu. Tak pernah sekalipun. Ini semua salahku. Aku yang telah
kurang ajar padamu.” Jawab JB lagi.
“Maafkan aku. Atas
sikapku yang kurang ajar, aku benar-benar minta maaf.” Lanjutnya lagi.
“Bisakah kau
memaaflkan aku dan kita mulai semuanya dari awal lagi? Bukankah sekarang tahun
baru? Sekarang adalah saat yang tepat untuk memulai semuanya dari awal.
Benarkan?” pinta JB dengan penuh harap.
Lily memandangnya
terharu. “Apa kau tidak memandangku rendah setelah kejadian itu? Aku bukan
wanita murahan. Sungguh.” Ujar Lily dengan gugup, takut JB akan salah
menilainya.
JB tersenyum manis
dan berkata lembut, “Aku tahu itu. Kau adalah gadis yang pemalu. Kau bahkan tak
berani menatap mataku saat kita pertama kali bertemu. Aku tahu kau bukan type
wanita penggoda yang akan menyodorkan tubuhmu pada semua pria. Akulah yang
selalu merayumu. Jadi akulah yang salah.” Jawab JB menenangkannya.
Lily tersenyum
lega, “Aku lega mendengarnya. Sebenarnya aku terlalu malu untuk mengangkat
teleponmu atau membalas pesanmu.” Lily mengaku.
“Kau benar. Aku
berbohong soal kepala sekolah.” Lanjut Lily lagi.
“Tidak apa-apa.
Aku mengerti.” Jawab JB pengertian.
“Jadi kita sudah
baikan sekarang?” lagi, JB ingin memastikan.
Lily mengangguk
malu-malu dan berkata lirih, “Aku tak bisa marah padamu. Setiap kali aku
melihat wajahmu, kemarahanku langsung lenyap.” Jawab Lily malu-malu.
“Kuanggap itu
pujian.” Jawab JB tersenyum geli.
“Itu memang
pujian.” Lily menjawab tegas.
“Bisakah kau lebih
mendekat? Kau duduk terlalu jauh.” Pinta JB. Lily mengangguk malu dan menggeser
duduknya agar bisa lebih dekat dengan JB, tapi tetap saja masih terlalu jauh
untuk JB. Tersenyum geli sekali lagi, akhirnya JB mengalah dan dialah yang
menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Lily.
“Jadi bagaimana
penampilanku malam ini?” tanya JB memulai basa-basinya.
“Keren seperti
biasa. Hard Carry adalah performance yang paling kutunggu.” Jawab Lily jujur.
“Aku senang
mendengarnya.” Jawab JB bangga pada dirinya sendiri.
“Tapi aku tak suka
gaya rambutmu. Kenapa harus rambut Dora lagi? Bukankah sudah kukatakan kalau
rambutmu terlihat aneh?” protes Lily dengan cemberut.
“Ah itu...” JB
bingung bagaimana menjelaskannya.
“Kau sengaja
melakukan itu sebagai tanda protesmu karena aku tak membalas pesanmu atau
mengangkat teleponmu, kan?” potong Lily.
“Bukan.
Hairstylistku yang menatanya.” Jawab JB menjelaskan.
“Sudahlah. Lupakan
soal rambut. Yang penting aku suka penampilan kalian.” Jawab Lily mengalah.
“Oh ya, Happy New
Year, JB. Semoga tahun depan, GOT7 bisa lebih sukses lagi dan akan terbang
lebih tinggi.” tambah Lily seraya memandang JB dengan hangat.
“Terima kasih.
Happy New Year too for you. Semoga Natal dan Tahun Baru tahun ini akan menjadi
kenangan yang tak terlupakan dalam hidupmu.” Ujar JB penuh arti.
“Tentu. Tak setiap
tahun kan aku bertemu idolaku.” Jawab Lily manis.
“Apa besok kau ada
waktu?” tanya JB penuh harap.
“Kenapa?” Lily
balik bertanya tak mengerti.
“Karena mulai besok
kami mendapat hari libur, jadi kurasa aku bisa merayakan Tahun Baru dan
menghabiskan hari pertama di tahun 2017 ini bersamamu. Kau ingin kita lakukan
apa?” tanya JB, mendadak menjadi gugup dan malu-malu.
“Sampai kapan
kalian mendapat libur?” tanya Lily ingin tahu.
“Sampai jadwal
Fanmeeting di Taipei. Tapi tanggal 5 Januari kami sudah harus terbang ke sana.”
Jawab JB menjelaskan kalau mulai besok GOT7 akan mendapatkan hari libur tahun
baru mereka.
“Maukah kau pergi
bersamaku untuk merayakan tahun baru bersama? Kita bisa pergi ke manapun yang
kau inginkan. Anggap saja sebagai Tuan Rumah yang baik, aku akan mengajak
tamuku berjalan-jalan.” lagi, sebuah ajakan kencan meluncur keluar dari mulut
JB yang gugup bukan kepalang.
“Ke manapun yang
aku inginkan?” ulang Lily, meminta konfirmasi.
“Benar. Aku akan
mengabulkan semua keinginanmu.” Jawab JB berjanji.
“Benarkah kau akan
mengabulkan semua permintaanku?” tanya Lily ragu tapi matanya memandang penuh
harap. JB mengangguk mantap.
“Apa pun yang kau
inginkan.” Jawabnya mantap.
“Taman hiburan.”
Jawab Lily dengan mata berbinar bahagia.
“Bisakah kau
menemaniku ke taman hiburan. Aku ingin ke Lotte World.” Pinta Lily dengan
menatap penuh harap. JB tampak berpikir, dia tampak ragu pada awalnya.
“Apa tidak bisa ke
tempat yang lebih sepi? Aku tidak ingin ada yang mengenaliku.” Ujarnya tampak
tak nyaman, apalagi jika teringat kesenangan GOT7 yang terganggu di USS karena
dibuntuti fans ke mana-mana.
“Oh...Aku tahu kau
pasti tak mau kejadian di USS terulang lagi. Benarkan?” tanya Lily pengertian,
walau raut wajahnya tampak kecewa.
“Apa kau tidak
ingin pergi ke tempat yang lain? Mungkin makan bersama berdua atau...” JB
mencoba memberi pilihan tapi Lily dengan cepat memotongnya.
“Tidak perlu. Aku
tidak ingin pergi ke manapun lagi sekarang. Aku merasa sedikit tidak enak
badan. Kurasa aku hanya ingin tidur di kamar.” Jawab Lily menolak halus. Dia
mencoba tersenyum manis tapi matanya memancarkan kekecewaan. Dan JB bisa
melihat itu.
“Kau marah
padaku?” tebak JB. Lily menggeleng dengan cepat.
“Tidak. Aku tidak
marah. Aku tak punya alasan untuk marah padamu. Sungguh. Aku hanya merasa tidak
enak badan. Itu saja!” jawab Lily menyangkal.
“Benarkah kau
tidak enak badan? Atau besok kita ke Rumah Sakit saja?” JB terlihat sangat
khawatir mendengar Lily tak enak badan.
“Tidak. Kurasa
tidak perlu. Aku hanya perlu istirahat di kamarku. Tak ada yang serius. Ini
hanya masalah wanita.” Jawab Lily, buru-buru menolak.
“Aku sedang
mendapat tamu bulanan. Aku selalu merasa sakit setiap kali mendapatkannya.”
Lily berbohong dengan lancar.
“Oh ya? Sejak
kapan kau mendapatkannya?” tanya JB dengan canggung, sedikit tidak percaya pada
ucapan Lily.
“Sejak 2 hari yang
lalu.” Jawab Lily gugup, benar-benar lupa apa yang hampir terjadi di antara
mereka semalam.
JB terdiam kaget.
Bukankah 2 hari yang lalu saat mereka hampir melakukannya tapi tak jadi karena Lily
masih merasa tidak siap, JB tidak melihat darah menstruasi atau semacamnya.
Saat itu, tangan
JB yang nakal bahkan memasuki liang kewanitaan Lily dan tak ada darah
menstruasi di sana. Tapi kenapa Lily berbohong? JB tak percaya tapi dia tidak
mengatakan apa-apa.
“Begitukah?
Baiklah. Aku mengerti.” Jawab JB lirih, kali ini dia yang tampak sangat kecewa.
“Kurasa kau juga
butuh istirahat. Bukankah beberapa bulan ini jadwalmu sangat padat? Kau juga
perlu istirahat untuk memulihkan stamina.” Usul Lily dengan senyuman manis di
bibirnya.
“Atau kau juga
bisa pulang untuk menjenguk orang tuamu. Kurasa mereka juga ingin merayakan
tahun baru bersamamu.” lanjutnya lagi. Dan JB hanya mengangguk tanpa kata.
“Jae Bumie, apa
kau marah padaku karena menolak pergi bersamamu?” kali ini Lily tampak tak
enak. JB buru-buru menggeleng walau faktanya memang seperti itu.
“Tak masalah. Aku
tak bisa memaksamu melakukan keinginanku, kan? Aku juga harus menghormati
keputusanmu. Kita bisa pergi bersama lain kali jika kau kembali ke Korea.”
Jawab JB, berusaha menutupi kekecewaannya.
“Baiklah. Kalau
begitu aku masuk dulu. Aku lelah dan ingin tidur.” Ujar Lily akhirnya. Tapi
saat dia akan beranjak pergi, JB menahan lengannya.
“Bolehkah aku
memelukmu sebentar?” pintanya lirih, tampak tak rela berpisah.
Lily kembali
menoleh pada JB dan mengangguk malu, “Hanya sebentar saja. Jangan sampai ada
yang melihat kita.” Ujarnya dengan pipi memerah.
JB tersenyum manis
lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya. “Aku benar-benar ingin merayakan
tahun baru bersamamu.” ujarnya tampak kecewa dengan memeluk tubuh Lily dengan
erat.
“Maafkan aku.”
Ujar Lily menyesal, balas memeluk JB.
“Sudahlah. Masuk
dan istirahatlah.” Ujar JB walau raut kekecewaan itu masih tampak di wajahnya.
Dia melepaskan
pelukannya dan menyuruh kekasihnya segera masuk. Lily melambaikan tangan
kirinya dan berjalan masuk ke dalam asrama putri SMU Ewha sambil tersenyum.
“Aku yang
seharusnya meminta maaf. Kau pasti sangat ingin ke taman hiburan itu, kan?”
gumam JB dalam hati, dia sangat ingin memenuhi keinginan Lily tapi dia takut
Fans akan mengenalinya dan tragedi yang sama akan terulang kembali.
1 Januari 2017...
“Apa kita akan
terperangkap dalam asrama di tahun baru seperti ini? Aku ingin jalan-jalan.”
Protes Bambam dengan nada bosan.
“Bukankah kemarin
kalian sudah jalan-jalan?” tanya Mark.
“Tapi itu kan
malam hari. Aku ingin jalan-jalan di siang hari.” Jawab Bambam, keras kepala
seperti anak kecil yang menginginkan mainan baru.
“Jae Bum Hyung,
kupikir kau akan merayakan tahun baru bersama pacarmu.“ goda Jackson lagi saat
melihat JB duduk di sofa dengan wajah kusut.
“Dia marah
padaku.” Jawab JB sedih.
“Kalian belum
baikan?” tanya Jin Young.
“Sudah. Tapi dia
marah lagi sekarang.” Jawab JB menjelaskan.
“Aku tak
mengerti.” Jawab Young Jae bingung.
“Aku mengajaknya
untuk merayakan Tahun Baru bersama. Aku berjanji aku akan mengabulkan apa pun
keinginannya. Ke manapun dia ingin pergi. Tapi aku mengingkarinya.” Jelas JB
tampak menyesal.
“Kau yang
berjanji, kaulah yang harus menepati.” Jawab Jin Young.
“Memang ke mana
dia ingin pergi?” tanya Mark sambil memeluk boneka pikachunya.
“Lotte World.”
Jawab JB singkat.
“Taman hiburan?”
Jackson akhirnya mengerti.
“Terlalu banyak
orang di sana. Mereka pasti mengenaliku seperti di USS waktu itu.” jawab JB
frustasi.
“Aku juga ingin ke
sana. Bagaimana jika aku saja yang menemani Lily Noona?” tawar Bambam dengan
senyum ceria yang sukses mendapatkan tatapan maut dari Leadernya.
“Kau ingin mati?”
ujar JB dengan tatapan mautnya.
“Kurasa aku punya
ide bagus. Kau bisa memenuhi janjimu pada Lily, menyenangkan hati Bambam dan
sekaligus bisa berjalan-jalan dengan santai walau diikuti fans sekalipun.” Ujar
Mark tiba-tiba.
“Aku tak
mengerti.” Jawab JB.
“Tapi kita butuh
persetujuan Manajer untuk melakukan semua ini.” jawab Mark.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar