Minggu, 01 Januari 2017

Winter Wish – Chapter 4 (GOT7 New Year Edition)



Dream is a wish your heart makes. That’s right. So what your wish now? Bagaimana perasaan kalian jika kalian ada di posisi Lily? Bisa mendapatkan kesempatan merayakan tahun baru bersama artis idolanya dan mereka akan mengabulkan apa pun keinginannya. Mungkinkah itu terjadi? Tentu saja mungkin jika keajaiban sungguh-sungguh ada di dunia ini. Penasaran dengan kisah Lily dan JB dan semua impiannya yang menjadi kenyataan? Selamat membaca kelanjutannya di bawah ini...

“Winter Wish – Chapter 4 (GOT7 New Year Edition)”





Chapter 4 : Dream is A Wish Your Heart Makes

New Year Eve, MBC Gayo Daejun 31.12.2016... 
“Kerja bagus, anak-anak. Kalian pasti lelah, kan? Sekarang pulang dan istirahatlah. Besok adalah hari libur untuk kalian.” Ujar Sang Manajer setelah acara tutup tahun dan Countdown Timer di MBC Gayo Daejun telah berakhir dengan sukses.

“Pulang? Sekarang malam tahun baru, Hyung. Kami ingin merayakannya dengan turun ke jalan.” Jawab Jackson tak ingin pulang. 

“Baiklah. Terserah kalian saja. Asalkan tidak ada cerita Fans yang mengerubuti kalian seperti waktu di USS.” Jawab Sang Manajer. 

“Kami akan menyamar dengan baik.” Janji Jin Young. 
“Baiklah. Happy New Year all. Selamat bersenang-senang untuk kalian.” Ujar Sang Manajer pada GOT7. 
“Happy New Year juga, Hyung.” Sahut member GOT7 dengan kompak.

“Jadi, ke mana kita akan pergi malam ini?” tanya Bambam antusias. 
“Aku ingin pergi ke Seoul N Tower. Bukankah biasanya oarang-orang akan berkumpul di sana untuk melihat kembang api?” usul Jackson. 
“Aku ikut.” Jawab Yugyeom. 
“Kalau kau ikut, aku juga ikut.” Ujar Bambam yang memang menyukai keramaian.

“Aku lebih suka ke tepi Sungai Han. Di sana lebih tenang. Takkan ada fans yang memperhatikan. Di sana juga ada kembang api.” Ujar Jin Young. 

“Kurasa Jin Young benar. Seoul N Tower terlalu banyak orang. Aku tak mau dikenali lagi lalu dikerubuti fans lagi seperti waktu itu.” jawab Mark, mendukung Jin Young. 

“Jadi, kau ikut aku atau Jin Young?” tanya Jin Young memastikan. 
“Aku rasa aku akan ikut Jin Young saja.” Jawab Mark. 
“Aku juga. Aku tak begitu suka keramaian.” Jawab Young Jae.

“Baiklah. Yugyeom dan Bambam akan pergi bersamaku ke Seoul N Tower dan Mark Hyung, Jin Young dan Young Jae akan pergi ke Han River.” Ujar Jackson memastikan. Semua member mengangguk membenarkan.

“Lalu Jae Bum Hyung bagaimana?” tanya Maknae Yugyeom seraya menatap Leader mereka yang hanya bengong menatap layar ponselnya. 
“Kurasa dia punya rencana lain.” Jawab Jackson seraya mengamati gelagat JB yang aneh.

“Jae Bum Hyung, kau akan ikut timku atau timnya Jin Young?” tanya Jackson memastikan. JB menoleh dengan kaget, jelas dia tidak mendengarkan apa yang dibicarakan membernya tadi. 

“Tim? Tim apa?” tanyanya clueless. 
“Kau ingin pergi ke Seoul N Tower atau Han River untuk merayakan tahun baru kita?” tanya Mark menjelaskan.

“Bisakah aku tidak ikut? Aku sedang menunggu telepon seseorang.” Jawab JB tampak tak berminat. 
“Lily? Kalian bertengkar? Dari kemarin wajahmu tampak kusut.” Tanya Jin Young penasaran. JB mengangguk singkat. 

“Sepertinya dia marah padaku. Dia tak mau mengangkat teleponku atau membalas pesanku. Ini membuatku gila. Aku merindukannya.” Ujar JB frustasi.

“Memang apa yang kau lakukan?” tanya Mark penasaran. 
“Aku melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kulakukan.” Jawab JB menyesal. 
“Sesuatu seperti apa itu?” Bambam tampak clueless. 
“Sesuatu yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah menikah.” Jawab JB lemah.

“Oh My God. You mean make love?” tanya Jackson dengan ekspresi terkejut yang lucu. 
“Dia takut padaku. Dia memandangku dengan takut sebelum dia berlari masuk ke dalam asrama dan aku tak bisa menghubunginya lagi setelah itu.” ujar JB tampak kacau.

“Ini jelas salahmu. Kau membuatnya takut. Dia pasti berpikir kau pria brengsek sekarang. Lily pasti berpikir kau hanya menginginkan tubuhnya.” Ujar Jin Young, memberikan penilaiannya.

“Aku tahu. Aku ingin meminta maaf padanya atas kekurangajaranku.” Jawab JB putus asa. 
“Apa mungkin Lily Noona sudah kembali ke Indonesia?” tanya Yugyeom, memberi kemungkinan. 

JB menggeleng mantap. “Tidak. Dia bilang padaku tak ada tiket untuk pulang. Dia bariu mendapatkan tiket tanggal 2.” Jawab JB yakin.

“Lalu?” tanya Bambam penasaran. 
“Entahlah.” Jawab JB putus asa. 
“Lalu apa rencanamu?” tanya Young Jae yang sedari tadi hanya terdiam. 
“Aku akan menemuinya di asrama. Aku akan menunggu sampai dia mau keluar menemuiku.” Jawab JB keras kepala. 

“Aahhh...Hyung, kenapa kau tidak bisa menjaga tanganmu? Kau tahu wanita adalah makhluk yang rumit, kenapa mencari masalah?” lagi, Jackson memberikan pendapat yang sudah pasti benar.

“Aku tak tahu kenapa aku tidak bisa menahan diriku di hadapannya. Susah sekali. Aku selalu ingin memeluk dan menciumnya. Aaahhh...Kalian akan tahu rasanya jika kalian sudah jatuh cinta.” Jawab JB frustasi.

“Kau memang sudah jatuh, jatuh sangat dalam.” Sindir Mark sambil tertawa geli. 
“Bersyukurlah dating banned kita akan berakhir 19 hari lagi.” Lanjut Mark kemudian.
“Aku harus bicara padanya. Aku harus meminta maaf padanya. Harus.” JB bertekad tidak akan menyerah. 
“Itu memang sudah seharusnya. Kaulah yang bersalah.” Jawab Jin Young dengan terang-terangan.

“Aku harus pergi. Kalian bersenang-senanglah sendiri.” Jawab JB lalu meraih mantelnya dan bergegas pergi. 
“Arraseo. Happy New Year, Hyung.” Seru Jackson pada JB. 
“Happy New Year too for you all.” Jawab JB sebelum menghilang ke balik pintu.

@@@@@@@

JB sudah menunggu lebih dari sejam di depan asrama putri SMU Ewha, menunggu Lily untuk keluar menemuinya. Dia menuliskan di pesannya bahwa dia tidak akan pergi sebelum Lily keluar menemuinya, tak peduli walau pagi sudah menjelang dan akan ada orang yang akan mengenalinya.

Tak punya pilihan, Lily akhirnya melangkah keluar menemui JB yang sudah menunggunya di bangku taman SMU Ewha dengan gelisah.

“Apa kau sudah menunggu lama?” tanya Lily pelan. 
JB menoleh ke arah suara yang memanggilnya dan tersenyum lega saat melihat gadis yang dirindukannya akhirnya mau menemuinya. Dia bergerak maju dan merentangkan tangannya untuk memeluk gadis itu tapi Lily justru bergerak menjauh dengan takut.

JB tersadar bahwa gadis itu masih takut padanya setelah apa yang dia lakukan padanya 2 hari yang lalu. 
“Bagaimana kabarmu, Lily? Apa kau sibuk hingga tak punya waktu membalas pesanku atau mengangkat teleponku?” tanya JB ragu.

Lily menggeleng pelan, “Begitulah. Aku sibuk membantu Kepala Sekolah untuk menyiapkan tahun baru bersama keluarganya.” Jawab Lily berbohong.

Faktanya dia masih merasa takut dan gugup pada JB, khususnya setelah apa yang hampir terjadi pada mereka 2 hari yang lalu. Lily merasa dirinya sangat kotor, dia merasa malu pada dirinya sendiri dan takut jika JB berpikir bahwa dia adalah wanita murahan.  

“Kenapa aku merasa kau berbohong padaku.” Jawab JB pahit seraya duduk di bangku taman itu. 
“Apa kau takut padaku? Atau mungkin kau marah padaku?” tanya JB mencoba mencari tahu. 
“Sejujurnya aku memang takut.” Jawab Lily lirih, duduk dalam jarak yang lumayan jauh dari JB.

JLEBBB. Jantung JB mendadak sakit saat mendengar Lily takut padanya. 
“Tapi bukan padamu. Maksudku bukan takut pada apa yang akan kau lakukan padaku. Tapi lebih kepada apa yang akan kau pikirkan tentangku.” Lanjut Lily setelah memberi sedikit jeda pada kalimatnya.

“Aku takut kau akan berpikir bahwa aku adalah wanita murahan yang akan menyerahkan diriku pada idolaku agar bisa menjeratnya. Aku takut kau akan berpikir bahwa aku adalah wanita gampangan yang bisa tidur dengan semua pria yang bukan suamiku. Aku takut kau akan memandangku rendah. Aku harusnya bisa menghormati diriku sendiri.” Lanjutnya lagi.

JB sedikit lebih lega mendengarnya. Setidaknya gadis itu bukan takut padanya tapi takut pada apa yang akan JB pikirkan tentang dirinya.

“Aku tak pernah berpikir seperti itu. Tak pernah sekalipun. Ini semua salahku. Aku yang telah kurang ajar padamu.” Jawab JB lagi. 
“Maafkan aku. Atas sikapku yang kurang ajar, aku benar-benar minta maaf.” Lanjutnya lagi.

“Bisakah kau memaaflkan aku dan kita mulai semuanya dari awal lagi? Bukankah sekarang tahun baru? Sekarang adalah saat yang tepat untuk memulai semuanya dari awal. Benarkan?” pinta JB dengan penuh harap.

Lily memandangnya terharu. “Apa kau tidak memandangku rendah setelah kejadian itu? Aku bukan wanita murahan. Sungguh.” Ujar Lily dengan gugup, takut JB akan salah menilainya.

JB tersenyum manis dan berkata lembut, “Aku tahu itu. Kau adalah gadis yang pemalu. Kau bahkan tak berani menatap mataku saat kita pertama kali bertemu. Aku tahu kau bukan type wanita penggoda yang akan menyodorkan tubuhmu pada semua pria. Akulah yang selalu merayumu. Jadi akulah yang salah.” Jawab JB menenangkannya.

Lily tersenyum lega, “Aku lega mendengarnya. Sebenarnya aku terlalu malu untuk mengangkat teleponmu atau membalas pesanmu.” Lily mengaku. 
“Kau benar. Aku berbohong soal kepala sekolah.” Lanjut Lily lagi. 
“Tidak apa-apa. Aku mengerti.” Jawab JB pengertian. 
“Jadi kita sudah baikan sekarang?” lagi, JB ingin memastikan.

Lily mengangguk malu-malu dan berkata lirih, “Aku tak bisa marah padamu. Setiap kali aku melihat wajahmu, kemarahanku langsung lenyap.” Jawab Lily malu-malu.

“Kuanggap itu pujian.” Jawab JB tersenyum geli. 
“Itu memang pujian.” Lily menjawab tegas. 

“Bisakah kau lebih mendekat? Kau duduk terlalu jauh.” Pinta JB. Lily mengangguk malu dan menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan JB, tapi tetap saja masih terlalu jauh untuk JB. Tersenyum geli sekali lagi, akhirnya JB mengalah dan dialah yang menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Lily.

“Jadi bagaimana penampilanku malam ini?” tanya JB memulai basa-basinya. 
“Keren seperti biasa. Hard Carry adalah performance yang paling kutunggu.” Jawab Lily jujur. 
“Aku senang mendengarnya.” Jawab JB bangga pada dirinya sendiri.

“Tapi aku tak suka gaya rambutmu. Kenapa harus rambut Dora lagi? Bukankah sudah kukatakan kalau rambutmu terlihat aneh?” protes Lily dengan cemberut. 
“Ah itu...” JB bingung bagaimana menjelaskannya. 

“Kau sengaja melakukan itu sebagai tanda protesmu karena aku tak membalas pesanmu atau mengangkat teleponmu, kan?” potong Lily. 

“Bukan. Hairstylistku yang menatanya.” Jawab JB menjelaskan. 
“Sudahlah. Lupakan soal rambut. Yang penting aku suka penampilan kalian.” Jawab Lily mengalah.

“Oh ya, Happy New Year, JB. Semoga tahun depan, GOT7 bisa lebih sukses lagi dan akan terbang lebih tinggi.” tambah Lily seraya memandang JB dengan hangat. 

“Terima kasih. Happy New Year too for you. Semoga Natal dan Tahun Baru tahun ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam hidupmu.” Ujar JB penuh arti. 

“Tentu. Tak setiap tahun kan aku bertemu idolaku.” Jawab Lily manis. 
“Apa besok kau ada waktu?” tanya JB penuh harap. 
“Kenapa?” Lily balik bertanya tak mengerti.

“Karena mulai besok kami mendapat hari libur, jadi kurasa aku bisa merayakan Tahun Baru dan menghabiskan hari pertama di tahun 2017 ini bersamamu. Kau ingin kita lakukan apa?” tanya JB, mendadak menjadi gugup dan malu-malu.

“Sampai kapan kalian mendapat libur?” tanya Lily ingin tahu. 
“Sampai jadwal Fanmeeting di Taipei. Tapi tanggal 5 Januari kami sudah harus terbang ke sana.” Jawab JB menjelaskan kalau mulai besok GOT7 akan mendapatkan hari libur tahun baru mereka.

“Maukah kau pergi bersamaku untuk merayakan tahun baru bersama? Kita bisa pergi ke manapun yang kau inginkan. Anggap saja sebagai Tuan Rumah yang baik, aku akan mengajak tamuku berjalan-jalan.” lagi, sebuah ajakan kencan meluncur keluar dari mulut JB yang gugup bukan kepalang.

“Ke manapun yang aku inginkan?” ulang Lily, meminta konfirmasi. 
“Benar. Aku akan mengabulkan semua keinginanmu.” Jawab JB berjanji.

“Benarkah kau akan mengabulkan semua permintaanku?” tanya Lily ragu tapi matanya memandang penuh harap. JB mengangguk mantap. 
“Apa pun yang kau inginkan.” Jawabnya mantap.

“Taman hiburan.” Jawab Lily dengan mata berbinar bahagia. 
“Bisakah kau menemaniku ke taman hiburan. Aku ingin ke Lotte World.” Pinta Lily dengan menatap penuh harap. JB tampak berpikir, dia tampak ragu pada awalnya.

“Apa tidak bisa ke tempat yang lebih sepi? Aku tidak ingin ada yang mengenaliku.” Ujarnya tampak tak nyaman, apalagi jika teringat kesenangan GOT7 yang terganggu di USS karena dibuntuti fans ke mana-mana.

“Oh...Aku tahu kau pasti tak mau kejadian di USS terulang lagi. Benarkan?” tanya Lily pengertian, walau raut wajahnya tampak kecewa. 

“Apa kau tidak ingin pergi ke tempat yang lain? Mungkin makan bersama berdua atau...” JB mencoba memberi pilihan tapi Lily dengan cepat memotongnya.

“Tidak perlu. Aku tidak ingin pergi ke manapun lagi sekarang. Aku merasa sedikit tidak enak badan. Kurasa aku hanya ingin tidur di kamar.” Jawab Lily menolak halus. Dia mencoba tersenyum manis tapi matanya memancarkan kekecewaan. Dan JB bisa melihat itu.

“Kau marah padaku?” tebak JB. Lily menggeleng dengan cepat. 
“Tidak. Aku tidak marah. Aku tak punya alasan untuk marah padamu. Sungguh. Aku hanya merasa tidak enak badan. Itu saja!” jawab Lily menyangkal.

“Benarkah kau tidak enak badan? Atau besok kita ke Rumah Sakit saja?” JB terlihat sangat khawatir mendengar Lily tak enak badan.

“Tidak. Kurasa tidak perlu. Aku hanya perlu istirahat di kamarku. Tak ada yang serius. Ini hanya masalah wanita.” Jawab Lily, buru-buru menolak.

“Aku sedang mendapat tamu bulanan. Aku selalu merasa sakit setiap kali mendapatkannya.” Lily berbohong dengan lancar.

“Oh ya? Sejak kapan kau mendapatkannya?” tanya JB dengan canggung, sedikit tidak percaya pada ucapan Lily. 

“Sejak 2 hari yang lalu.” Jawab Lily gugup, benar-benar lupa apa yang hampir terjadi di antara mereka semalam.

JB terdiam kaget. Bukankah 2 hari yang lalu saat mereka hampir melakukannya tapi tak jadi karena Lily masih merasa tidak siap, JB tidak melihat darah menstruasi atau semacamnya.

Saat itu, tangan JB yang nakal bahkan memasuki liang kewanitaan Lily dan tak ada darah menstruasi di sana. Tapi kenapa Lily berbohong? JB tak percaya tapi dia tidak mengatakan apa-apa. 

“Begitukah? Baiklah. Aku mengerti.” Jawab JB lirih, kali ini dia yang tampak sangat kecewa. 
“Kurasa kau juga butuh istirahat. Bukankah beberapa bulan ini jadwalmu sangat padat? Kau juga perlu istirahat untuk memulihkan stamina.” Usul Lily dengan senyuman manis di bibirnya.

“Atau kau juga bisa pulang untuk menjenguk orang tuamu. Kurasa mereka juga ingin merayakan tahun baru bersamamu.” lanjutnya lagi. Dan JB hanya mengangguk tanpa kata.

“Jae Bumie, apa kau marah padaku karena menolak pergi bersamamu?” kali ini Lily tampak tak enak. JB buru-buru menggeleng walau faktanya memang seperti itu.

“Tak masalah. Aku tak bisa memaksamu melakukan keinginanku, kan? Aku juga harus menghormati keputusanmu. Kita bisa pergi bersama lain kali jika kau kembali ke Korea.” Jawab JB, berusaha menutupi kekecewaannya.

“Baiklah. Kalau begitu aku masuk dulu. Aku lelah dan ingin tidur.” Ujar Lily akhirnya. Tapi saat dia akan beranjak pergi, JB menahan lengannya.

“Bolehkah aku memelukmu sebentar?” pintanya lirih, tampak tak rela berpisah. 
Lily kembali menoleh pada JB dan mengangguk malu, “Hanya sebentar saja. Jangan sampai ada yang melihat kita.” Ujarnya dengan pipi memerah.

JB tersenyum manis lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya. “Aku benar-benar ingin merayakan tahun baru bersamamu.” ujarnya tampak kecewa dengan memeluk tubuh Lily dengan erat. 
“Maafkan aku.” Ujar Lily menyesal, balas memeluk JB.

“Sudahlah. Masuk dan istirahatlah.” Ujar JB walau raut kekecewaan itu masih tampak di wajahnya. 
Dia melepaskan pelukannya dan menyuruh kekasihnya segera masuk. Lily melambaikan tangan kirinya dan berjalan masuk ke dalam asrama putri SMU Ewha sambil tersenyum.

“Aku yang seharusnya meminta maaf. Kau pasti sangat ingin ke taman hiburan itu, kan?” gumam JB dalam hati, dia sangat ingin memenuhi keinginan Lily tapi dia takut Fans akan mengenalinya dan tragedi yang sama akan terulang kembali.

1 Januari 2017... 
“Apa kita akan terperangkap dalam asrama di tahun baru seperti ini? Aku ingin jalan-jalan.” Protes Bambam dengan nada bosan. 
“Bukankah kemarin kalian sudah jalan-jalan?” tanya Mark. 

“Tapi itu kan malam hari. Aku ingin jalan-jalan di siang hari.” Jawab Bambam, keras kepala seperti anak kecil yang menginginkan mainan baru.

“Jae Bum Hyung, kupikir kau akan merayakan tahun baru bersama pacarmu.“ goda Jackson lagi saat melihat JB duduk di sofa dengan wajah kusut. 
“Dia marah padaku.” Jawab JB sedih. 
“Kalian belum baikan?” tanya Jin Young. 
“Sudah. Tapi dia marah lagi sekarang.” Jawab JB menjelaskan. 
“Aku tak mengerti.” Jawab Young Jae bingung. 
“Aku mengajaknya untuk merayakan Tahun Baru bersama. Aku berjanji aku akan mengabulkan apa pun keinginannya. Ke manapun dia ingin pergi. Tapi aku mengingkarinya.” Jelas JB tampak menyesal.

“Kau yang berjanji, kaulah yang harus menepati.” Jawab Jin Young. 
“Memang ke mana dia ingin pergi?” tanya Mark sambil memeluk boneka pikachunya. 
“Lotte World.” Jawab JB singkat. 
“Taman hiburan?” Jackson akhirnya mengerti. 
“Terlalu banyak orang di sana. Mereka pasti mengenaliku seperti di USS waktu itu.” jawab JB frustasi.

“Aku juga ingin ke sana. Bagaimana jika aku saja yang menemani Lily Noona?” tawar Bambam dengan senyum ceria yang sukses mendapatkan tatapan maut dari Leadernya. 
“Kau ingin mati?” ujar JB dengan tatapan mautnya.

“Kurasa aku punya ide bagus. Kau bisa memenuhi janjimu pada Lily, menyenangkan hati Bambam dan sekaligus bisa berjalan-jalan dengan santai walau diikuti fans sekalipun.” Ujar Mark tiba-tiba. 
“Aku tak mengerti.” Jawab JB. 
“Tapi kita butuh persetujuan Manajer untuk melakukan semua ini.” jawab Mark.

To be continue...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar