Pesta Dansa Istana. Siapa nih yang ngarep diundang ke
Pesta Dansa Istana lalu berdansa dengan Pangeran? Cinderella wanna be, ya
hehehe ^.^ Sudah chapter 5, pemirsa cuplikannya. Berhubung penulis sedang
berbaik hati, ditambah karya ini adalah pemenang Wattys Awards 2016 plus masih
dalam masa promosi, jadi saya putuskan untuk memberi cuplikan 8 chapter dalam
blog, kalau dalam Wattpad sampai chapter 28. Penasaran pengen baca chapter 9-28?
Follow dulu akun penulis @lilianatan1708 ya, karena ceritanya DIKUNCI. Tapi
untuk versi lengkap hingga tamat, HANYA BISA DIBACA dalam novelnya.
Mumpung masih dalam masa promosi E-BOOK Akhir Tahun, tak
bosannya saya mengingatkan kalau ada promo akhir tahun dari yang awalnya
seharga IDR 55.000 sekarang bisa dibeli di Play Store/Google Play dengan hanya
IDR 11.000,00. Murah kan? Kapan lagi coba bisa beli novel seharga hanya IDR
11.000 aja? Anastasia – Princess In Disguise ini termasuk salah satu pemenang
Wattys Awards 2016 loh. Jadi gak rugi deh dibeli, apalagi harganya murah banget
kan? Hehehe ^.^ Jika Anda tertarik, cara pembeliannya sudah saya jelaskan di
bawah cuplikan novel ini ya... Happy Reading...
“(Teaser) Anastasia, Princess
In Disguise : Chapter 5“
Chapter 5 : Pesta Dansa Istana
Keesokan harinya, saat ibu dan kedua saudara tirinya
sedang pergi berbelanja keperluan pesta, pintu rumah Anastasia diketuk dan
seorang pria muda datang dengan mengantarkan sebuah bungkusan untuknya.
“Miss Anastasia Catherine Mauntbatten Lockhart?” tanya
pria muda itu seraya membaca kartu yang di tangannya.
“Ya itu aku.” jawab Anastasia dengan bingung.
“Ini paket untuk Anda, Nona. Silakan tanda tangan di
sini.” ujarnya seraya menyerahkan paket itu dan menyuruhnya untuk membubuhkan
tanda tangannya. Dengan bingung, Anastasia menandatanganinya dan menerima paket
atas namanya itu.
“Pengirim paket itu berkata nanti malam pukul delapan,
dia akan mengirim kereta kuda untuk mengantar Anda ke Pesta Dansa Istana.” ujar
si pengantar paket, menyampaikan pesan dari Malaikat yang baik hati itu.
“Apa?” Anastasia tercekat mendengarnya. Siapa orang yang
begitu baik memberikannya hadiah serta bersedia mengirimkan kereta kuda
untuknya?
“Katakan terima kasihku padanya. Aku benar-benar
berterima kasih.” ujar Anastasia gugup dengan jantung berdebar kencang.
Dan setelah mengucapkan terima kasih, Anastasia segera
membuka paket itu di ruang tamu dengan penasaran dan matanya terbelalak lebar
saat melihat apa isi paket itu.
“Sebuah gaun pesta berwarna putih dengan sayap pasangan
di punggungnya, sebuah topeng dari emas yang akan menutupi matanya, sepatu
pesta dan beberapa perhiasan mahal. Ini semua untukku? Tapi siapa yang...”
Anastasia tak mampu menebak siapa pengirimnya karena memang tak ada tulisan apa
pun di sana. Dia hanya mampu memandang takjub dan berterima kasih pada Tuhan.
“Tak ada Ibu Peri tapi aku memiliki Malaikat Pribadi
Rahasiaku. Siapa pun dirimu, terima kasih banyak sudah mewujudkan mimpiku.”
gumam Anastasia seraya memeluk gaun
indah berwarna putih itu dengan airmata bahagia.
Dia tak menyadari jika ada
seorang pria yang diam-diam mengamatinya dari balik pohon rindang di depan
rumahnya. Anastasia menari-nari bahagia seraya memeluk gaun itu tanpa
repot-repot menutup lebih dulu pintu rumahnya.
“Aku tak bisa
mengubahmu menjadi seorang Putri selamanya, tapi setidaknya aku bisa mengubahmu
menjadi Cinderella walau hanya semalam saja. Terima kasih sudah menyelamatkan
nyawaku, anggap saja ini sebagai ganti hutangku padamu.” ujar sosok itu sambil tersenyum senang karena Anastasia menyukai
hadiahnya, lalu pergi dari sana dengan cepat sebelum gadis itu mengetahui
keberadaannya.
Anastasia terdiam saat ibu dan kedua saudara tirinya pulang
ke rumah.
“Nanti malam kami akan pergi ke pesta dansa istana. Kau
tak berpikir untuk ikut, kan?” tanya ibu tirinya dengan gaya menyelidik, sudah
menebak bahwa Annie pasti melihat pengumumannya di sepanjang jalan.
“Tidak.” jawabnya singkat. Dia tak ingin mereka tahu
karena tahu mereka pasti akan menghancurkan rencananya karena itu Anastasia
berpura-pura tidak peduli.
“Bagus.” jawab ibu tirinya senang, tanpa curiga
sedikitpun.
Malam berlalu cepat dan Ibu serta kedua saudara tirinya
pun sudah bersiap menuju kereta kuda yang akan membawa mereka ke Istana.
“Kami tidak akan kembali hingga tengah malam.
Baik-baiklah menjaga rumah.” ujar si ibu tiri sebelum mereka pergi.
“Baik.” jawab Anastasia singkat, menurut. Dalam hatinya
dia memang ingin mereka segera pergi.
Pesta topeng adalah tema pesta dansa malam ini. Sempurna.
Dengan memakai topeng itu, ibu dan saudara tirinya tidak akan mengenalinya kan?
Anastasia tersenyum membayangkan rencananya.
“Sampai jumpa di Istana, Ibu.” batin Anastasia sambil
tersenyum saat melihat kereta kuda yang membawa mereka sudah menghilang.
Istana Mendroza...
“Pesta topeng. Sempurna. Dengan memakai topeng ini, tidak
akan ada yang mengenaliku dan aku bisa menyamar dengan mudah. Well, aku ingin
tahu siapa pria yang akan dinikahkan denganku, dan pesta dansa ini membuat
segalanya menjadi lebih mudah.” ujar seorang gadis berambut pirang dan bermata
biru seraya melangkah keluar dari dalam kereta kuda yang mengantarnya ke sana.
Di halaman depan berdiri banyak sekali pria berseragam
merah yang tampak seperti prajurit yang berjejer menunggu para tamu yang datang
dan mengantarkan mereka masuk.
Begitu juga saat dia turun dari kereta kudanya, seorang
pria berseragam segera menyambutnya dan menunduk hormat seraya mengulurkan
tangannya dan membawanya masuk ke dalam Istana. Pria berseragam itu adalah pria
yang ditugaskan untuk mengantar setiap gadis yang hadir menuju aula tempat
pesta itu diadakan.
“Terima kasih.” ujar gadis berambut pirang itu dengan anggun
saat pria berseragam itu telah mengantarnya ke pintu aula.
Di depan pintu itu dua orang pria berseragam lain telah
berdiri menunggu setiap tamu yang datang untuk membukakan pintu untuk mereka.
Gadis itu tersenyum kagum saat melihat betapa megahnya
Istana Kerajaan Mendroza. Dengan anggun dia melangkah masuk dan mengamati
sekelilingnya. Banyak sekali tamu undangan yang datang malam ini, seluruh gadis
dari penjuru negeri sepertinya sedang ingin mencoba peruntungan malam ini.
Dia tersenyum dan mencoba mencari sesuatu. Tapi
sepertinya tahta yang terletak beberapa meter di hadapannya itu masih kosong.
Jelas terlihat bahwa keluarga Kerajaan belum ada yang hadir untuk menyapa para
tamu.
Aula itu penuh sesak, jadi dia memutuskan untuk sejenak
menghirup udara segar dengan berjalan ke beranda Istana hingga pesta itu
dimulai.
Sementara itu, seorang gadis lain datang dengan
menggunakan kereta kuda yang dikirimkan oleh seseorang yang tidak diketahui
identitasnya, dia mengenakan gaun yang begitu indah.
Sebuah gaun berwarna putih tanpa lengan dengan belahan
dada yang rendah yang memamerkan kulitnya yang putih dan mulus, gaunnya
berbentuk melebar di bagian bawah dan menjuntai hingga ke tanah dengan sepasang
sayap putih di punggungnya dan sepatu pesta yang berwarna senada dengan
gaunnya.
Rambutnya yang pirang, panjang dan lurus diikat ke tengah
dan dibiarkannya terurai di punggungnya. Dia menarik napas sejenak sebelum
mengenakan topeng di wajahnya, memulai penyamarannya.
“Malam ini
sepertinya akan menjadi malam yang panjang.” ujarnya dalam hati saat
melangkah masuk ke dalam Aula tempat pesta itu diadakan setelah pria berseragam
mengantarnya ke depan pintu aula.
Dua pria berseragam lain telah membukakan pintu untuknya
tapi dia tetap terdiam bingung. Rasanya begitu menakjubkan bisa berada di
tengah pesta dansa istana, bagaikan mimpi yang jadi nyata.
Tanpa dia ketahui, pria yang tadi mengantarnya masuk
adalah Pangeran itu sendiri yang memang sengaja menyamar menjadi prajurit agar
bisa melihat dari jarak dekat para gadis yang akan dipilihnya nanti.
Begitu gugupnya dia hingga tak sengaja telah menabrak
seorang pelayan yang berdiri di belakangnya.
“Maafkan aku.” ujarnya sopan dan
segera berlutut membantunya mengambil gelas-gelas yang terjatuh ke lantai aula.
Saat dia membungkuk, belahan dadanya terlihat semakin
jelas hingga membuat hati pria yang ditabraknya berdesir tak karuan, apalagi
saat mata mereka bertatapan, pria itu seperti pernah melihat mata itu sebelumnya.
Tapi di mana dia tidak ingat.
“Kau...Pria es krim?” ujar gadis itu saat melihat pria
yang kemarin siang ditabraknya. Pria pelayan itu hanya menunduk dan tersenyum
sopan.
“Biar kubantu.” ujar Anastasia lalu kembali menunduk
untuk memunguti gelas itu.
“Tidak perlu. Sungguh. Kau seorang tamu di sini. Ini
sudah tugasku,” jawab si pria pelayan dengan tidak enak hati tapi Anastasia
hanya tersenyum tulus seraya menyerahkan gelasnya pada pria itu.
“Maafkan aku, ya.” ujarnya lagi dengan sopan sebelum
pergi berbaur dengan tamu lain. Pria berambut pirang itu terdiam membatu dan
hanya mengangguk singkat.
“Hei, kau seperti melihat hantu saja. What’s up, Bro?” tanya seorang pria muda
berambut coklat terang dan berseragam prajurit yang tiba-tiba menepuk
pundaknya. Tampak jelas dia sangat terkejut dengan kedatangan pria muda itu dan
hanya menggumam pelan, “Kau mengagetkan aku.” ujar si pirang lirih.
“Apa kau sedang melihat Malaikat itu?” tanya pria
berseragam prajurit dengan iseng. Si pelayan terdiam.
“Hei, dia favoritku. Kau tahu aku yang mengantarkannya
masuk tadi. Kulitnya sangat lembut, mata birunya terlihat sangat menawan walau
dia memakai topeng sekalipun.” ujar si prajurit berseragam merah dengan
menerawang.
“Bukankah dia bilang dia tak bisa datang? Lalu gaun itu
dia dapat dari mana? Harus kukatakan dia memiliki lekuk tubuh yang sempurna.”
lanjut pria berseragam pengawal.
“Dan dia juga sangat baik, lembut dan sopan.” lanjut si
pelayan dengan kagum.
“Kak, kau kan sudah memiliki tunangan? Pesta ini untukku.
Enak saja kau ingin mengambil gadisku.” protes si prajurit tak terima. Ternyata
pelayan itu juga seorang Pangeran yang menyamar.
“Aku menentang perjodohan itu. Kau pikir untuk apa aku
repot-repot menyamar menjadi pelayan seperti ini dan berkeliling ke sana kemari
jika bukan untuk mencari calon istri?” sahut Sang kakak tak peduli.
“Lagipula, ada begitu banyak gadis di sini, kan? Berikan
satu padaku kurasa tak masalah.” lanjut si kakak.
“Iya, tapi bukan yang satu itu. That Angel is mine!” jawab si prajurit tak mau mengalah.
“Begini saja, kita bersaing secara adil siapa yang akan
dipilih gadis itu, okay?” usul kakaknya.
“Kau bicara seperti itu seolah-olah kita sudah tahu siapa
dia.” jawab si adik dengan tertawa.
“Kau ingin memilihnya malam ini? Apa kau yakin dia akan
mau kau pilih?” ujar si kakak berteka-teki lalu langsung menghilang di tengah
kerumunan para tamu Kerajaan.
To be continued...
NOTE : WINNER OF WATTYS AWARDS 2016 for Category
“Hidden Gems” alias “Permata Yang Tersembunyi” (Cerita Kurang Dikenal). Untuk
bisa membaca hingga setengah novel, Anda bisa memfollow akun Wattpad saya :
@lilianatan1708 tapi untuk membaca hingga TAMAT, Anda harus membeli versi
novelnya hehehe ^.^
@@@@@@@
* Promo Tahun Baru E-Book Version Only IDR 11 Ribu
Hai hai hai...
Bagi yang suka dengan cerita Anastasia – Princess In Disguise, yang kantongnya
bolong tapi pengen ngebaca kelanjutannya, ada promo besar nih di akhir tahun.
Tapi hanya berlaku untuk E-Book ya. Dari yang awalnya seharga Rp 55.000
sekarang hanya jadi Rp 11.000 loh... Tunggu apalagi? Yuk buruan dibeli mumpung
lagi ada promo nih...
Harga Asli : IDR 55.000
Harga Promo : IDR 11.000
Tinggal buka
Google Play/Play Store lalu ketik nama “Liliana Tan” ==> Pilih “Judulnya” ==> Lalu klik “Beli” dan anda bisa memilih membayar dengan
Debet/Kredit/potong pulsa.
Note : Promo HANYA
BERLAKU HINGGA AKHIR TAHUN !!!
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar