Minggu, 25 Desember 2016

Christmas Miracle – Chapter 5 (GOT7 Christmas Edition)



GOT7 on Universal Studio Singapore. Ahagse pasti tahu kalau sebelum kembali ke Korea, GOT7 lebih dulu bermain di USS Singapore. Yang sayangnya rencana untuk Having Fun tersebut jadi kacau balau karena banyak Fans yang terus mengikuti mereka dalam jarak yang sangat dekat dan membuat para member merasa tidak bebas dan tidak nyaman. Well, berikut ini sedikit kisah tentang GOT7 di Universal Studio Singapore dengan DIBUMBUI sedikit FIKSI....

“Christmas Miracle – Chapter 5 (GOT7 Christmas Edition)”



Chapter 5 : Meeting You Once More

Universal Studio Singapore...
“Haaaahhh. Hari ini aku senang sekali. Tempat ini begitu indah. Penuh dengan dekorasi Natal di mana-mana. Baru kali ini aku benar-benar merasakan semangat Natal. Tidak seperti di Indonesia, jangankan atribut dan dekorasi Natal, ucapan Selamat Natal saja masih menjadi dijadikan perdebatan.” Gerutu Stephanie saat mereka tiba di sebuah restoran di area USS Singapore setelah lelah berjalan-jalan berputar-putar dan bermain di sana hingga pagi.

“Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran mereka. Sebegitu takutkah mereka pada Kristen hingga sedikit-sedikit mereka menyebut Kristenisasi, Auto Murtad dll? Sungguh lucu. Keimanan itu dari dalam hati, bukan dari atribut atau hiasan, juga bukan dari simbol yang ada di sebuah benda.” Lanjut Stephanie lagi, sementara Lily hanya tersenyum tipis.

“Sudahlah. Kita memang hidup di negara seperti itu. Mau bagaimana lagi? Mungkin mereka memang takut, itu sebabnya sedikit-sedikit Kristenisasi, sedikit-sedikit Auto Murtad dll. Padahal mereka tidak tahu bahwa masuk Kristen tidak semudah mengucapkan 2 kalimat syahadat. Masuk Kristen sangat rumit dan butuh proses yang panjang. Bukan hanya asal kau pakai topi sinterklas atau makan Oreo yang kata mereka ada lambang burung merpati lalu serta merta kau jadi Auto Murtad alias Masuk Kristen. Ya ampun, kadang aku hanya bisa tertawa melihatnya.” Jawab Lily sambil tersenyum lucu. 

“Kurasa kita memang hidup di negeri yang serba lucu. Apa kau tahu kalau Mamaku mengirim BBM dan berkata bahwa FPI melakukan sweeping di 7 Mall di Surabaya? Apa-apaan ini? Apa mereka pikir Indonesia milik mereka? Bukankah ini negara Pancasila? Ini bukan negara Islam, kan? Indonesia mengakui 5 agama, tapi apa ini? Kenapa hanya Kristen yang diserang?” ujar Stephanie, menceritakan apa yang diceritakan oleh ibunya.

“Oh ya? Aku tidak heran. Syukurlah kita ada di Singapore sekarang.” Jawab Lily singkat, penuh rasa syukur dalam hatinya.

“Oh makanan kita sudah tiba. Jangan bicarakan hal yang tidak menyenangkan itu lagi dan kita makan saja. Aku capek setelah berjalan-jalan keliling USS seharian.” Lanjut Lily saat melihat seorang pelayan wanita membawakan pesanan mereka dan meletakkan di atas meja.

Tapi sepertinya Stephanie tidak menaruh perhatian pada makanan yang dihidangkan di hadapannya dan asyik memandang kerumunan massa di luar jendela restauran.

“Lily, kenapa mendadak di luar jadi ramai?” tanyanya penasaran. 
“Bukankah sekarang memang liburan?” jawab Lily santai seraya mulai menyendok makanannya. 

“Tidak. Bukan seperti itu. Orang-orang di luar sana tampak seperti mengerumuni beberapa orang dan mereka menuju kemari.” Jawab Stephanie saat melihat kerumunan massa itu berhenti di depan restauran mereka.

“Biarkan saja!” jawab Lily tak peduli. Dia baru saja akan menyantap makanannya lagi saat tiba-tiba sudut matanya menangkap sosok yang membuatnya tak percaya. Sosok itu pun hanya memandangnya tak percaya dengan ekspresi yang tidak terbaca dari matanya.

“Oh ya Tuhan. Itu GOT7, kan? Aku harus mengambil foto.” Ujar Stephanie kaget bercampur girang saat melihat idolanya berdiri beberapa langkah darinya dan mereka ada di tempat yang sama secara tak sengaja.
“JB.” Gumam Lily lirih saat melihat JB berdiri menatapnya tanpa kata dengan ekspresi tak terbaca. 

“Kita beruntung sekali bisa bertemu mereka secara tak sengaja. Aku akan mengambil foto sebanyak mungkin.” Lanjut Stephanie girang, membuat Lily tersadar dari keterkejutannya dan merebut ponselnya spontan.

“Please don’t do this! Stop please! GOT7 coming here to have some fun. Please give them some privacy, okay?” Lily mendadak berseru kesal pada sahabatnya lalu merebut ponselnya, tanpa sadar menaikkan suaranya hingga terdengar ke tempat para member GOT7 berdiri untuk memesan makanan.

“Oh, bukankah itu Lily Noona? Itu gadis yang menyelamatkan Leader kita, kan?” ujar Bambam mengenali Lily setelah mendengar suaranya.

“Dia Fans yang baik. Dia tahu bagaimana memberikan privasi untuk idolanya. Jarang ada Fans seperti dia.” Puji Mark seraya menoleh ke arah Lily dan sahabatnya yang kini tampak berdebat tanpa menyadari member GOT7 menatap ke arah mereka. 

“Dia memang gadis yang unik.” Gumam JB lirih masih tetap menatap Lily. 
“Kita bertemu lagi. Bukankah ini berarti kita berjodoh?” lanjutnya dalam hati, merasa senang. 
“Apa kita harus bergabung dengan mereka?” tanya Yugyeom seraya melirik Leadernya. 
“Tidak bisa dengan banyak Fans di sekeliling kita.” Jawab JB penuh logika.

“Aaahhh...Ini menyebalkan. Aku ingin main. Tidak bisakah mereka memberikan kita sedikit ruang untuk bergerak? Tidak bisakah mereka seperti Lily yang mengerti batas-batasnya? Lihatlah dia! Bahkan dia tidak berteriak histeris saat melihat kita, dia tidak mencoba mendekati kita dan bahkan malah melarang temannya mengambil foto kita. Dia menghormati privasi idolanya. Fans seperti dialah yang sangat kita butuhkan sekarang.” Ujar Bambam tampak kesal karena keinginannya bermain sepuasnya kini telah rusak.

Di dalam restauran itu, Lily sebisa mungkin tidak menatap ke arah GOT7 dan mencoba menganggap mereka tak ada di sana. Kenapa? Karena setiap kali dia mencoba mencuri pandang ke arah mereka, dia selalu tertangkap basah oleh JB yang menatapnya lekat dengan ekspresi tak terbaca yang membuatnya semakin gugup tak karuan.

“Jika kau sudah selesai makan, kita pergi sekarang.” Ujar Lily pada temannya. 

“Tapi kenapa? Aku justru ingin berlama-lama makan agar bisa sepuasnya memandang mereka. Kita tidak mengganggu mereka, kan? Kita tidak mengambil foto dan tidak mendekati mereka. Jadi kenapa kita harus pergi dari sini? Kita hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa.” Protes Stephanie.

“Baiklah. Kau boleh duduk di sini selama apa pun yang kau mau. Aku akan menunggumu di luar. BBM aku jika kau sudah keluar.” ujar Lily, memutuskan untuk pergi dari sini tanpa temannya. Dia mengembalikan ponsel Stephanie yang tadi direbutnya dan meletakkannya di atas meja.

“Hei, Lily. Kau ini kenapa? Kita tidak melakukan apa pun, kan? Kita tidak mengganggu mereka, kan? Kita tidak mengambil foto dan tidak mendekati mereka. Jadi kenapa kita harus pergi dari sini?” protes Stephanie sekali lagi seraya menahan tangan sahabatnya.

“I’m done eating and I wanna go now. Just enjoy your lunch and call me when you finish.” Jawab Lily dengan sabar seraya menghempaskan tangan sahabatnya dan berjalan pergi keluar restauran itu tanpa menoleh lagi.

JB yang mendengarnya mengerti bahwa gadis itu sengaja tidak mau melihatnya. Dia hanya mampu tersenyum pahit pada dirinya sendiri saat melihat gadis itu pergi dari sana. Beberapa menit kemudian, para member GOT7 baru menyelesaikan makan mereka dan kini mulai beranjak pergi. Stephanie pun segera menelpon sahabatnya dan menanyakan di mana lokasinya sekarang.

Dari jauh, JB mengamati gadis muda itu dan tanpa sadar berjalan mengikutinya. Melihat Leadernya berjalan ke suatu tempat, otomatis para member GOT7 pun berjalan ke sana. Minion Store. Ternyata itu tempat yang dituju Stephanie.

“Minion Store. Dari mana Hyung tahu aku ingin kemari?” tanya Bambam dengan ceria. 
“APA? Kau juga ingin kemari?” ulang JB sambil tersenyum lucu. 
“Benar. Aku ingin membeli boneka Minion.” Jawab Bambam seraya berjalan masuk dengan penuh semangat diikuti oleh Yugyeom yang berjalan di belakangnya.

“Mungkin ini yang disebut takdir.” Ujar JB dalam hatinya lalu mulai melangkah masuk ke dalam. 

Bambam tampak asyik memilih-milih boneka sementara Yugyeom memilih-milih sebuah kaos untuknya. Mark berdiri di belakang kedua Maknae sementara JB menatap ke arah yang lain. Dia menatap ke arah seorang gadis muda yang tampak asyik memeluk boneka Minion yang tampak lebih besar daripada yang dipegang oleh Bambam. Dia memeluk boneka itu sambil tersenyum ceria. Melihatnya tersenyum, tanpa sadar JB tersenyum juga.


“Andai aku bisa menyapamu...” ujar JB dalam hatinya, yang tak bisa mendekat karena melihat ada banyak fans di sekeliling mereka. 

“Kau bagaikan bintang yang terlihat sangat dekat tapi ternyata sangat jauh.” Lanjutnya sedih karena hanya mampu menatap dari jauh seperti ini.

Sementara itu, Lily yang merasa seseorang mengamatinya, tanpa sadar menoleh ke arah JB. Dia terkejut bukan kepalang saat lagi-lagi mata mereka bertatapan. JB melempar senyuman manis ke arahnya yang membuat Lily semakin gugup bukan kepalang.

Menyadari ada yang aneh dengan sahabatnya, Stephanie segera menoleh ke arah yang dituju Lily, hanya untuk melihat bahwa GOT7 sekali lagi ada di sana, hanya beberapa langkah di depan mereka.

“Oh, Ya Tuhan. Kita beruntung sekali. Kita bertemu GOT7 secara tak sengaja 2 kali hari ini. Bukankah ini namanya kita berjodoh?” ujar Stephanie girang lalu segera mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret.

Tak nyaman dipandangi terus seperti itu, Lily segera beranjak pergi dari sana dan menuju kasir untuk membayar boneka yang dibelinya. Melihat gadis yang menarik perhatiannya berjalan ke arah kasir, JB memiliki firasat bahwa gadis itu pasti akan pergi dari sana.

Spontan JB segera menghampiri membernya dan berkata pelan, “Aku tak nyaman terus diikuti seperti ini. Aku akan pergi lebih dulu dari sini. Mark, kau jaga mereka. Aku pergi.” Ujarnya pada Mark, Bambam dan Yugyeom yang hanya bengong melihat Leader mereka berjalan pergi dari sana begitu saja.

“Apa Jae Bum pergi?” tanya staff wanita bertubuh pendek dan agak gendut bertanya pada Mark. 
“Benar. Dia bilang dia akan pergi sekarang karena terganggu dengan Fans yang mengerumuni kami sedari tadi.” Jawab Mark. 

“Biarkan saja. Jae Bum tak perlu diawasi. Dia bisa pergi sendiri.” Jawab si staff wanita, membiarkan JB pergi sendiri.

Lily berjalan meninggalkan toko itu begitu saja setelah berkata pada sahabatnya jika dia ingin pergi ke toilet sebentar dan akan menelponnya bila sudah selesai. Pada kenyataannya, dia hanya ingin segera pergi dari tempat itu karena tak nyaman dengan keberadaan JB di sana. Entah sejak kapan, bagi Lily, bertemu idola adalah hal yang sangat menakutkan.

Lily baru saja keluar dari toilet setelah menenangkan hatinya yang gugup dan panik, saat tiba-tiba sebuah tangan membekap mulutnya dan menyeretnya menjauh dari keramaian menuju sebuah gang yang sempit yang berada di tikungan. Gang sempit itu tertutup pohon Natal yang sangat besar hingga mereka bisa bersembunyi di dalam sana.

“Nice to meet you again, Lily.” Ujar suara itu dengan setengah berbisik. Lily membelalakkan matanya terkejut saat menyadari siapa orang itu.

“Aku akan melepaskan bekapan tanganku di mulutmu jika kau janji tidak berteriak.” Ujarnya lagi, masih berbisik. Walaupun jika seandainya mereka bicara normal pun suara mereka takkan terdengar karena suara musik yang sangat keras yang ada di sana. Lily mengangguk berjanji dan perlahan pria itu melepaskan bekapan tangannya.

“Apa tidak ada yang ingin kau katakan?” tanya JB saat gadis itu ternyata hanya terdiam dan memandang gugup ke arah lantai. 
“Aku tidak tahu harus bicara apa.” Jawab Lily lirih. 

“Bagaimana jika “Saranghae Jae Bum-ah”. Itu yang sering Fans katakan bila bertemu dengan idolanya.” Goda JB lagi dengan senyuman sejuta dollarnya.Dia menempelkan kedua tangannya di tembok di belakang Lily, mengurung gadis itu di tengah-tengah.

“Kalau begitu, kalimat itu sudah tidak istimewa lagi untukmu.” Lily berdalih. 
“Jawaban yang cerdas sekali. Sepertinya kau memang gadis yang berpendidikan dan pintar.” Puji JB lagi. 
“Jika aku tidak berpendidikan, aku tidak mungkin bekerja di Sekolah International.” Jawab Lily singkat tapi dengan seulas senyuman. 
“Bisakah kau temui aku malam ini?” tanya JB, mengalihkan pembicaraan. 
“MWO?” Lily tampak terkejut mendengar permintaan itu.

“Kau sudah check out dari penginapan itu, kan? Di mana kau menginap sekarang? Aku ingin bertemu denganmu sekali lagi sebelum besok aku kembali ke Korea.” Pinta JB malu-malu, dia tampak gugup saat mengatakannya.

“Kenapa kau ingin bertemu denganku?” tanya Lily pelan. 
“Aku tak tahu. Aku hanya ingin melihatmu, itu saja.” Jawab JB tampak ragu, dia juga tak mengerti alasannya. 

“Terima kasih untuk semuanya. Tapi aku harap kau tak lagi memberiku harapan yang begitu tinggi, karena sekarang sudah saatnya aku terbangun dari mimpi.” Ujar Lily, sekali lagi menyadari posisinya.

“Aku harus pergi. Selamat tinggal.” Lanjutnya seraya menampik tangan JB yang mengurungnya di dinding. 
“Aku tidak bilang kau boleh pergi.” Ujar JB, kembali menarik tangan Lily dan memeluk pinggangnya paksa. 
“JB-ssi...” Lily tampak kaget dengan reaksi JB yang begitu cepat. 

“Jika kau tak mau berjanji akan menemuiku malam ini, aku akan berteriak dan akan kukatakan pada semua orang kalau kau mencoba merayuku dan mengancamku. Kita lihat Fans akan percaya padamu atau padaku?” ancam JB dengan seringai nakal di wajahnya.

“JB-ssi...” ujar Lily terkejut. 
“Panggil aku Jae Bumie...Itu terdengar lebih akrab, kan?” ujar JB masih dengan seringai nakalnya.

“Apa maumu sebenarnya? Bila ada yang melihat kita seperti ini, kau akan terlibat skandal. Apa kau tidak takut karirmu akan hancur?” tanya Lily, semakin terdengar gugup. 
“Aku tak peduli. Aku hanya ingin melihatmu, sulitkah itu?” JB terdengar sama sekali tak peduli pada yang lain. 
“WHY?” tanya Lily, terdengar tak percaya. 
“Aku tak tahu.” Jawab JB.

“Jika kau tak bisa memberikan sebuah alasan...” Lily tak sempat melanjutkan kata-katanya karena JB telah lebih dulu memotong kalimatnya. 
“Itu adalah kalimat yang diucapkan Shin Hye Sung di Dream High 2. Kau tak boleh mengutip quote Korean Drama, tidak kreatif.” Potong JB, menggodanya lagi. 
“Heiiii...” protes Lily kesal. 

“Mana ponselmu?” JB bertanya nekad seraya mulai merebut tas Lily yang diselempangkan di tubuhnya. 
“Hei, kau ini idol atau pencopet?” Lily kembali memprotes kesal tapi JB tak peduli. Dia tampak serius mencari ponsel Lily dan tersenyum bahagia saat menemukannya.

“Fotoku sebagai wallpaper ponselnya? Kenapa bukan GOT7? Apa kau begitu menyukaiku?” goda JB lagi seraya dengan bangga menunjukkan ponsel itu pada pemilik aslinya agar gadis itu bisa melihat wallpaper yang dipasangnya sendiri.

 “Kalau begitu besok akan kuganti dengan Jin Young, kau puas?” ujar Lily kesal.  

JB tampak tak peduli lalu mulai mengetik-ngetik sesuatu di ponsel Lily dan tak berapa lama kemudian JB merasakan ponselnya yang berada dalam saku celananya bergetar.

“Nomorku ada di panggilan 1. Aku akan menelponmu nanti dan memberitahumu di mana kita bisa bertemu. Kau harus datang atau kalau tidak...” JB sengaja memberi jeda pada kalimatnya. 
“Kalau tidak kenapa?” tantang Lily. 

“Kalau tidak, aku yang akan datang ke hotelmu.” Ujar JB seraya mengangkat sebuah benda berbentuk sebuah kartu elektrik yang digunakan sebagai kunci untuk membuka pintu kamar hotel Lily. 

“Font Canning Lodge Hotel - Orchard Road Singapore, kamar nomor 601. Kau menginap di sini, kan?” ujar JB dengan seringai kemenangan.

“Orchard Road? Kita sama-sama menginap di Orchard Road, bukankah itu berarti kita berjodoh? Tadi siang kita juga tak sengaja bertemu di USS. Begitu banyak kebetulan hari ini, tidakkah menurutmu ini adalah rencana yang diatur Tuhan oleh kita?” goda JB seraya mengayun-ayunkan kunci kamar Lily.

“Singapore begitu kecil, bahkan lebih kecil dari Pulau Batam kami, jadi kurasa wajar jika kita bisa bertemu di mana saja. Jika kita bisa bertemu secara tak sengaja di China, itu baru namanya jodoh. Kenapa? Karena China memiliki luas wilayah sebesar 9,35 juta km persegi, bisa bertemu tak sengaja, aku baru percaya itu adalah takdir.” Sangkal Lily, tak ingin berbangga diri dan bermimpi terlalu tinggi.

“Terserah apa pun katamu. Aku tetap menganggap ini adalah takdir.” Ujar JB keras kepala. 
“Oh ya, apa kau tahu berapa denda menghilangkan kunci kamar hotel?” lanjutnya lagi. Lily hanya cemberut kesal melihatnya. 
“Aku akan memakai kunci ini sebagai sandera agar kau mau menemuiku nanti malam.” Lanjutnya lagi.

“Itu curang! Kembalikan!” ujar Lily kesal seraya berusaha merebut kunci yang berbentuk kartu itu dari JB. JB mengangkat tinggi-tinggi tangannya seraya tertawa menggoda Lily dan terus berjalan mundur agar gadis itu tak bias meraihnya.

“JB-ssi...” ujar Lily dengan kesal. 
“Jae Bumie.” JB meralat kalimatnya dengan tersenyum nakal. 
“Berjanji dulu kau akan menemuiku.” Ujar JB lagi. 

“Kau menyebalkan.” Lily tetap berusaha merebut kartu itu, dia melompat-lompat agar bisa meraih kunci kamarnya. 
“Tapi kau sangat menyukaiku, kan?” Jawab JB percaya diri. 

“Sepertinya aku menyukai orang yang salah. Sekarang kembalikan!” Lily masih berusaha merebut kuncinya, namun dia tak sengaja tersandung sebuah kotak kecil yang ada di bawah sana dan jatuh mengenai JB.

Mereka berdua terjatuh ke tanah dengan Lily ada di atas tubuh JB dan tak sengaja mencium bibirnya. JB terdiam shock saat untuk yang kedua kalinya bibir Lily yang menis menyentuh bibirnya hari ini. Dengan tersenyum nakal, dia segera melingkarkan kedua lengannya di punggung gadis itu dan mengeratkan pelukannya.

Lily terbelalak kaget saat JB bukannya melepaskan ciuman itu tapi malah mengeratkannya. Apalagi sekarang posisi mereka jadi berbalik, dengan JB menindih tubuhnya dan bibir JB terus mencumbu bibirnya dengan ganas.

“Hyung, apa yang kalian lakukan?” ujar seorang pria muda tampak terkejut melihat Hyung-nya menindih tubuh seorang gadis muda di tanah dan mereka berciuman penuh hasrat.

“Bambam, apa yang...? OH MY GOD!” ujar suara yang lain, tampak terkejut melihat adegan ciuman tersebut.
“Hyung, bagaimana jika ada yang melihatnya?” tambah suara yang lain.

JB spontan melepaskan ciumannya dan menatap ketiga membernya : Bambam, Mark dan Yugyeom berdiri di ujung gang dengan terkejut. Lily spontan mendorong tubuh JB menjauh dari tubuhnya dengan mengusap airmatanya.

“Terima kasih telah membuatku tampak seperti wanita murahan.” Ujar Lily sambil menatap JB dengan menangis lalu segera merebut kembali kunci kamarnya yang terjatuh di tanah dan berlari dengan airmata bercucuran.

“Bisa jelaskan pada kami apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Mark penuh tanda tanya. JB hanya terdiam lalu memberi tanda pada mereka agar mengikutinya. 
“Aku akan menjelaskannya di dalam kamar.” Ujar JB frustasi.

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar