Cinderella? Bagaikan dongeng Cinderella, Anastasia
Catherine Mauntbatten harus hidup bersama Ibu tiri dan kedua saudara tirinya
setelah ayah angkatnya meninggal dunia. Well, tapi apakah kisah ini akan sama
dengan kisah dongeng Cinderella? Tentu saja tidak. Gak kreatif dong kalau
persis sama Cinderella. Kalau sama, pasti Dewan Juri Wattpad Indonesia tidak
akan memilih cerita ini sebagai salah satu pemenang “Hidden Gems” alias “Cerita
Kurang Dikenal” dalam kompetisi menulis Online Terbesar di Indonesia “Wattys
Awards 2016”. Penasaran? You will know after you read my story...
“(Teaser) Anastasia, Princess
In Disguise : Chapter 1“
Chapter 1 : Cinderella ???
Mansion
Bangsawan Lockhart, Kerajaan Mendroza.
“Dancing
bears, painted wings. Things I
almost remember, and a song someone
sings, Once
upon a December. Someone holds
me safe and warm. Horses prance
through a silver storm. Figures dancing
gracefully, across my
memory...Far away, long ago, glowing
dim as an ember, things my heart used
to know, once
upon a December.” seorang gadis berambut pirang dan bermata biru cerah sedang asyik
bernyanyi seraya membersihkan jendela-jendela kaca di sekeliling rumahnya.
Semuanya tampak tenang-tenang saja tapi beberapa saat
kemudian, gadis itu dikejutkan dengan suara sebuah benda yang hancur dengan
keras.
PRANNGGGG... Gadis berambut pirang itu tersentak kaget
saat melihat kedua saudara tirinya, Debora Carden dan Lidya Carden sedang
tersenyum licik ke arahnya.
“Oh, maafkan aku, Kakak Annie. Aku tak sengaja menyenggol
gucinya. Tolong bersihkan, ya! Jangan sampai ada pecahan guci itu yang mengenai
kaki kami.” ujar Debora Carden, seorang gadis berambut hitam ikal dan bertubuh
sedang dengan menyebalkan.
Anastasia hanya menarik napas melihat kelakuan kedua
saudara tirinya tapi dia tidak memiliki kekuasaan untuk melawan.
“Baik.” jawabnya singkat seraya mendekati pecahan guci
itu dan memungutinya.
Tapi dua gadis jahat itu dengan kejam mendorong Anastasia saat dia sedang berlutut dan sengaja menumpahkan seember penuh air pel-pelan kotor ke atas tubuhnya,
lalu menertawakannya saat melihat tubuhnya basah dan kedinginan.
“Hei, kerjakan yang benar! Jangan malas! Awas kalau
sampai ada yang kotor, kami akan menghajarmu.” seru salah seorang gadis berambut ikal hitam dengan kejam, menatap Anastasia dengan bola mata
hitamnya yang terlihat sama hitamnya dengan hatinya.
"Baiklah.” lagi, Anastasia hanya menjawab dengan singkat.
Dia malas berdebat, dia tahu itu tidak akan ada gunanya.
“Sudahlah, Annie. Tak perlu kesal. Bukankah selama ini
mereka selalu seperti itu.” ujarnya menyemangati dirinya sendiri lalu kembali
memunguti pecahan guci mahal itu seraya mengenang kenangan masa kecilnya saat
orang tua angkatnya masih hidup.
Yup, Anastasia diangkat anak oleh sepasang suami istri
bangsawan yang baik hati saat mereka melihatnya di Panti Asuhan itu di suatu
hari di malam Natal. Anastasia sangat disayang oleh kedua orang tua angkatnya
yang memang tidak memiliki anak.
Untuk sesaat dia benar-benar merasa bahagia, tapi setelah
Ibu angkatnya meninggal karena sebuah penyakit dan ayah angkatnya menikah lagi
dengan seorang janda yang memiliki dua orang anak perempuan yang sangat tidak
menyukainya, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat.
Di depan ayah angkatnya, ibu tirinya selalu bersikap baik
dan sayang, tapi setiap kali ayah angkatnya pergi bekerja, dia kerap disiksa
dan dimaki. Keadaan bertambah buruk saat ayah angkatnya pun meninggal sehingga
mau tidak mau, Anastasia harus tinggal dengan ibu tiri dan kedua saudara
tirinya yang jahat.
“Aku tidak tahu kenapa semua orang menyukai kisah dongeng
Cinderella, bukankah Cinderella sangat malang? Lihat aku! Apa bedanya aku
dengan Cinderella.” ujarnya kesal.
“Tapi bukankah Cinderella pada akhirnya akan bahagia? Jadi yang kubutuhkan
sekarang adalah bersabar.” ujarnya lagi, menghibur diri.
"Annie, mana makan siangnya? Kenapa belum siap?” suara Ibu tirinya
memanggil dengan sangat tidak sabar.
“I’m Coming, mommy!” serunya
lantang lalu bergegas menuju kamar ibu tirinya di lantai atas.
“Jam berapa sekarang? Apa saja yang kau kerjakan? Mana makan siangnya?” tanya
Sang ibu tiri dengan kasar.
“Aku baru selesai membersihkan rumah, Ibu. Aku akan segera memasak
sekarang. Tapi....” dia terdiam sesaat seraya menatap ibu tirinya lekat.
“Tapi apa?” tanya wanita berambut merah ikal itu tak sabar.
“Tapi persediaan makanan kita sudah habis dan hanya
tersisa telur saja.” jawab Anastasia menjelaskan.
“Ambil ini dan pergilah ke pasar! Ingat, jangan lama-lama
karena kami sudah lapar.” ujar ibu tirinya seraya melemparkan beberapa lembar
uang kertas ke wajah Anastasia. Anastasia mengangguk lalu mulai memunguti
uang-uang itu. Dia kemudian berbalik pergi dari sana tanpa menoleh lagi. Tapi
saat dia baru menutup pintu kamar itu, dia tak sengaja mendengar kedua saudara
tirinya membicarakan sesuatu yang sepertinya menarik.
“Ibu, apa tidak apa-apa membiarkannya pergi ke pasar?”
tanya Debora Carden pada ibunya.
“Memangnya kenapa?” tanya ibunya tak mengerti.
“Dia akan melihat pengumuman itu.” jawab Debora was-was.
“Pengumuman apa, Kak?” tanya adiknya penasaran.
“Pengumuman Pesta Dansa Kerajaan yang akan
diselenggarakan besok malam. Istana mengundang semua gadis yang belum menikah
di Kerajaan ini untuk menghadiri pesta itu dan gadis yang beruntung mungkin
akan menikah dengan Pangeran. Pengumuman itu ditempel di semua sudut kota,
bagaimana jika dia melihatnya?” jawab Debora dengan pelan.
“Memangnya kenapa jika dia tahu? Dia tak punya gaun. Dia
juga tak punya uang untuk membelinya. Apa kau pikir dia akan ke sana dengan
memakai pakaian compang-camping? Yang benar saja!” jawab Lidya santai sambil
terus membaca buku.
“Kau benar juga sih.” jawab Debora akhirnya.
“Sudahlah. Tak perlu pikirkan gadis itu. Yang penting
besok pagi kita harus belanja untuk membeli gaun pesta untuk kalian. Ingat,
salah satu dari kalian harus bisa menarik perhatian Pangeran Kedua.” ujar
Ibunya mengingatkan.
“Daripada Pangeran Kedua sebenarnya aku lebih menyukai
Putra Mahkota.” jawab Debora sedih.
“Putra Mahkota sudah dijodohkan dengan Putri dari
Kerajaan Tetangga. Hanya Pangeran Kedua yang tersisa. Ambil saja atau tidak
sama sekali.” jawab Ibunya mengingatkan, yang hanya dijawab dengan, “Ibu
benar.” dengan lesu oleh kedua putrinya Tanpa mereka sadari, Anastasia
menguping semuanya dari balik pintu kamar itu.
“Pesta dansa Kerajaan
besok malam. Semua gadis yang belum menikah diundang. Itu berarti termasuk aku,
kan?” ujar Anastasia dalam hatinya.
“Pangeran? Pesta
dansa? Aku tak pernah ke pesta sebelumnya, sepertinya ini menarik.” batin
Anastasia lalu bergegas menuju kamarnya dan mengambil sebuah kotak kecil yang
disimpannya di bawah ranjang.
Di dalam kotak itu dia telah menyimpan sedikit uang yang
didapatkannya dari uang sisa belanja selama ini. Dengan gembira Anastasia
memeluk uang itu dan berpikir akan menggunakannya untuk membeli sebuah gaun
yang indah.
Kerajaan Everla...
Putri
Analiece Elizabeth Windsor, tumbuh di balik tembok Istana dengan segala kemewahan dan kasih sayang dari orang tuanya. Karena ketiga kakak Sang Putri telah gugur saat melawan
pemberontakan, Raja dan Permaisuri
menganggap Putri Analiece adalah satu-satunya harapan mereka dan curahan kasih
sayang orang tuanya. Segala yang dia minta selalu dikabulkan. Namun tak seorangpun pernah melihat wajah Sang Putri karena wajahnya selalu tertutup cadar, kecuali beberapa Dayang Istana, pengawal dan Pengasuh
yang paling terpercaya di Istana.
Kenapa? Karena Raja dan Permaisuri takut Sang Putri
akan menjadi sasaran pembunuhan para pemberontak seperti kakak-kakaknya saat itu. Putri Analiece bagaikan burung yang terkurung dalam sangkar emas,
dia sangat ingin merasakan kebebasan yang tak pernah dia rasakan, tapi dia tahu dia tidak
bisa melakukannya karena para pemberontak yang telah
membunuh kakak-kakaknya bisa mengincar
nyawanya kapan saja.
Hingga pada suatu hari, Putri Analiece yang
tidak ingin dijodohkan dengan seseorang yang tidak dikenalnya, memutuskan
untuk melarikan diri dari istana selama beberapa saat untuk merasakan udara kebebasan.
“Aku akan kembali secepatnya, Baginda. Aku hanya ingin mencari tahu calon
tunanganku itu orang seperti apa. Jika kami berkenalan saat dia datang ke
Istana, dia pasti akan bersikap baik padaku karena tata krama Kerajaan yang
mengharuskannya seperti itu, tapi dengan begitu aku takkan pernah tahu
kepribadiannya yang sebenarnya. Aku ingin menyamar menjadi rakyat biasa dan
melihat secara langsung Pangeran itu, dengan begitu aku akan mengetahui sifat
aslinya. Ijinkan aku pergi! Tak perlu khawatirkan para pemberontak itu, mereka
tak tahu wajahku. Aku akan segera kembali.” tulis Putri Analiece dalam suratnya sebelum akhirnya dia menyamar menjadi
seorang Pelayan dan pergi dari Istana dengan didampingi oleh Pengawal setianya,
Dimitri.
To be continued...
NOTE : WINNER OF WATTYS AWARDS 2016 for Category
“Hidden Gems” alias “Permata Yang Tersembunyi” (Cerita Kurang Dikenal). Untuk
bisa membaca hingga setengah novel, Anda bisa memfollow akun Wattpad saya :
@lilianatan1708 tapi untuk membaca hingga TAMAT, Anda harus membeli versi
novelnya hehehe ^.^
@@@@@@@
* Promo Tahun Baru E-Book Version Only IDR 11 Ribu
Hai hai hai... Bagi yang suka dengan cerita Anastasia –
Princess In Disguise, yang kantongnya bolong tapi pengen ngebaca kelanjutannya,
ada promo besar nih di akhir tahun. Tapi hanya berlaku untuk E-Book ya. Dari
yang awalnya seharga Rp 55.000 sekarang hanya jadi Rp 11.000 loh... Tunggu
apalagi? Yuk buruan dibeli mumpung lagi ada promo nih...
Harga asli : IDR 55.000
Harga Promo : IDR 11.000
Tinggal buka
Google Play/Play Store lalu ketik nama “Liliana Tan” ==> Pilih “Judulnya” ==> Lalu klik “Beli” dan anda bisa memilih membayar dengan
Debet/Kredit/potong pulsa.
Note : Promo HANYA BERLAKU HINGGA AKHIR TAHUN !!!
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar