The Last Chapter of Teaser. Sampai jumpa di Novel ya
hehehe ^.^ Kalau ada yang penasaran dengan kisah si Putri Kembar : Anastasia
dan Analiece, anda bisa membaca kelanjutannya di versi Novelnya. Mumpung masih
dalam masa promosi E-BOOK Akhir Tahun, tak bosannya saya mengingatkan kalau ada
promo akhir tahun dari yang awalnya seharga IDR 55.000 sekarang bisa dibeli di
Play Store/Google Play dengan hanya IDR 11.000,00. Murah kan? Kapan lagi coba bisa
beli novel seharga hanya IDR 11.000 aja?
Anastasia – Princess In Disguise ini
termasuk salah satu pemenang Wattys Awards 2016 loh. Jadi gak rugi deh dibeli,
apalagi harganya murah banget, kan? Hehehe ^.^ Jika Anda tertarik, cara
pembeliannya sudah saya jelaskan di bawah cuplikan novel ini ya... Tapi kalau
Anda pengennya GRATISAN, silakan dibaca kelanjutannya hingga Chapter 28 di
Wattpad tapi follow dulu akun penulisnya @lilianatan1708 karena ceritanya
DIKUNCI. Happy Reading...
“(Teaser) Anastasia, Princess
In Disguise : Chapter 8“
Chapter 8 : Where Am I?
Kerajaan Everla...
Anastasia membuka matanya perlahan saat menyadari dia
berada di sebuah tempat yang sama sekali asing. Dia berbaring di sebuah ranjang
yang sangat besar dan empuk, kamarnya sangat besar dan terang dan aroma di
kamar itu sangat harum bagaikan berada di sebuah taman bunga. Dengan perlahan
Anastasia mencoba duduk di ranjangnya, dia masih mencoba cari tahu apa yang
terjadi saat tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
“Anda sudah sadar, Yang Mulia?” tanya suara itu lembut
dan perhatian. Seorang pria muda tampan berambut coklat ikal dengan bola mata
berwarna hazel berdiri di samping ranjangnya.
“Jangan panggil aku Yang Mulia. Kalian sudah salah
mengenali orang. Sekarang aku ingin pulang.” ujar Anastasia lalu segera bangkit
dari ranjangnya dan berjalan pergi dengan menjinjing sepatunya seperti
sebelumnya. Tapi pria muda itu terus mengikutinya dan berusaha menghalanginya.
“Jangan ikuti aku! Sudah kubilang aku bukan dia! Aku
BUKAN Putri Analiece. Sekarang biarkan aku pergi!” ujar Anastasia kesal. Dia
benar-benar harus pulang jika tidak ingin Ibu tirinya menghukumnya.
“Tapi ini adalah rumah Anda, Yang Mulia. Anda ingin
pulang ke mana lagi?” tanya pria muda itu khawatir.
“Terserah kau mau percaya atau tidak, yang penting aku
harus segera pergi dari sini. Di mana pintu keluarnya?” tanya Anastasia
kebingungan saat menyadari tempat ini aangatlah besar.
Namun dia tetap melangkah lurus ke depan hingga tiba di sebuah
Aula yang sangat besar. Tahu bahwa dia telah salah masuk ruangan, dia ingin
bergegas pergi tapi sesuatu di tengah ruangan menahan langkahnya.
Anastasia melihat ke dinding sebelah kiri aula besar itu,
ada sebuah lukisan seorang gadis muda yang sangat cantik dengan rambut pirang
dan mata birunya, dengan Gaun berwarna Pink yang sangat indah dan mahkota di
kepalanya sedang tersenyum manis dari dalam lukisan.
Anastasia terdiam. Itu rambutnya, itu matanya, itu
senyumnya dan itu wajahnya. Tapi bagaimana bisa? Anastasia mendekati lukisan
itu, menelusuri setiap lukisan dirinya atau yang dia anggap sebagai dirinya
dengan rasa penasaran. Saat matanya menangkap sebuah tulisan di bawah lukisan
itu.
“Her Royal Highnesses Crown Princess
Analiece Elizabeth Windsor.”
“Tidak mungkin. Siapa dia?” gumannya, terlalu keras untuk
sebuah gumaman.
“Itu adalah Anda, Yang Mulia.” jawab si pria muda yang
mengikutinya sedari tadi.
“APA?” lagi, hanya itu kalimat yang mampu keluar dari
bibir mungil Anastasia.
Kerajaan
Mendroza...
Analiece terbangun dengan kaget saat seseorang menarik
rambutnya dengan kasar.
“Arrrgghh!” Analiece mengerang sakit saat rambut pirang
kesayangannya ditarik dengan kasar oleh seseorang. Dia terbangun spontan dan
mendorong siapa pun itu yang telah berani menjambak rambut pirang indah
kesayangannya.
“KURANG AJAR! BERANINYA KALIAN MENJAMBAK RAMBUTKU!” raung
Analiece murka, memandang penyerangnya dan dia melihat tiga orang wanita jahat
yang kemarin membekap mulutnya dan menculiknya sekarang berdiri di hadapannya
dengan berkacak pinggang.
“DAN BERANINYA KAU MEMBENTAK KAMI SEKARANG?” jawab Debora
dengan kemarahan yang sama.
“Lalu kenapa aku harus takut pada kalian?” tantang
Analiece dengan berani. Ini penghinaaan untuknya. Tak pernah ada seorangpun
yang berani menjambak rambutnya seperti tadi.
“Sejak kapan kau menjadi begitu berani melawan kami,
Annie? Kau sudah melakukan kesalahan besar dengan menghadiri pesta dansa itu
tanpa seijin kami, harusnya kau meminta maaf dan berlutut memohon ampun
sekarang.” ujar Debora marah.
“Hahaha...Lucu sekali. Seumur hidup ini oranglah yang
selalu berlutut padaku, bukan sebaliknya! Kalian tidak tahu siapa aku? Aku
adalah Putri Mahkota Analiece dari Kerajaan Everla dan aku adalah tunangan
Putra Mahkota William Alvan Philips Mendroza yang itu berarti aku adalah Calon
Ratu Mendroza.” ujar Analiece memperkenalkan dirinya.
Tapi ketiga wanita jahat itu hanya melongo mendengarnya
lalu tertawa terbahak-bahak sesaat kemudian, “Kau ini bicara apa? Sejak kapan
anak yatim piatu yang bahkan tidak tahu siapa ayah kandungnya menjadi seorang
Putri Mahkota? Sungguh lucu. Annie, apa kau sudah gila sekarang? Apa kau kecewa
karena pada akhirnya Pangeran tidak memilih siapa pun kemarin malam, itu
sebabnya kau berkhayal seperti ini?” Lidya bicara sambil tertawa mengejek.
“Anak yatim piatu?” ulang Analiece bingung.
“Seharusnya ayah tiri kami tak pernah mengadopsimu dari
Panti Asuhan St Paulo itu. Mengadopsimu adalah kesalahan terbesarnya.” ujar
Lidya lagi.
Sebuah fakta baru terungkap bahwa Anastasia, gadis yang
berwajah mirip dengannya itu hanyalah seorang anak angkat yang diadopsi oleh
keluarga Lockhart dari sebuah Panti Asuhan bernama St Paulo.
“Tidak usah banyak bicara. Pergi dan siapkan makanan
untuk kami sekarang! Lalu bersihkan seluruh rumah, cabut rumput di halaman,
bersihkan seluruh jendela dan pintu, dan cuci semua baju kami. Jangan malas!”
perintah Debora dengan culas.
“APA? Kalian ingin aku yang melakukannya? Kalian pikir
aku pelayan?” jawab Analiece tak percaya. Tak pernah terbayangkan dalam
hidupnya, tidak dalam mimpinya yang paling buruk sekalipun, dia akan melakukan
itu semua.
“Lalu kau pikir siapa lagi, hah? Kami? Yang benar saja?
Kau memang pelayan di sini, bukan lagi Nona Besar! Cepat kerjakan sebelum kami
mengusirmu dari sini!” ujar Debora lagi dengan kasar.
“Well, Annie, sayang, jangan lupa kalau kau masih ada di
sini karena kebaikanku. Karena jika aku mau, aku bisa menendangmu keluar ke
jalanan tepat setelah ayah angkatmu meninggal lima tahun yang lalu. Kau sudah
dewasa, kau tidak bisa kembali lagi ke Panti Asuhan itu. Kau juga tak mau tidur
di jalanan, kan? Sedang kau tak tahu di mana Ayah kandungmu berada.” ujar Ibu
tiri Anastasia, seorang wanita setengah baya dengan sanggul yang tinggi
menjulang di kepalanya dan terlihat seperti seorang wanita berkelas.
“Ibu, mungkin Annie sayang lebih suka pergi ke alam baka
bersama ibunya.” ujar Lidya dengan jahat.
“Kalian mengenakan gaun mahal, perhiasan mahal dan
berdandan seperti wanita berkelas, tapi kelakuan kalian bahkan lebih buruk dari
tikus jalanan.” sergah Analiece dingin dan tegas.
“Jadi seperti ini
hidup Anastasia? Ibunya meninggal dan ayahnya entah di mana, lalu dia diadopsi
oleh ayah angkatnya yang akhirnya menikah lagi dengan nenek sihir ini dan
meninggalkannya dengan ibu tiri dan saudara tiri yang jahat. Ya ampun,
Benar-benar seperti kisah Cinderella. Cinderella yang malang.” ujar Analiece dalam hatinya, prihatin.
“Bawa dia keluar, anak-anak. Sepertinya Annie sayang
sudah mulai belajar untuk melawan,” perintah Sang Ibu dengan dingin tanpa
perasaan.
“Hei, kalian mau apa? Lepaskan aku!” Analiece tersentak
kaget saat kedua gadis jahat itu menarik kedua lengannya dan berusaha
menyeretnya, dia mencoba memberontak dan melepaskan dirinya, tapi tentu saja,
dia takkan sanggup melawan dua orang.
“Cepat siapkan makanan untuk kami!” ujar Debora seraya
mendorongnya ke arah dapur dengan keras dan membuat kepala Analiece membentur
pinggiran meja makan dengan keras.
“Aaahhh....” Analiece memegangi keningnya yang
sakit.
“Owh, maaf kakak sayang. Siapa suruh jalan tidak
hati-hati? Coba kulihat lukamu!” ujar Lidya seraya menjambak rambut pirang
Analiece, berpura-pura melihat luka di keningnya.
PLAAAKKK... Sebuah tamparan keras terdengar. Lidya
terdorong mundur ke arah kakaknya dengan memegangi pipinya saat Analiece
menampar gadis itu keras ketika Lidya menjambak rambutnya.
“Ibu, dia berani menamparku.” raung Lidya pada Ibunya
seraya memegangi pipinya yang merah.
“Sudah kubilang aku bukan Anastasia yang bisa kalian
siksa. Aku akan mengingat penghinaan ini seumur hidupku. Aku pastikan kalian
tidak akan lepas begitu saja!” ujar Analiece murka. Dia benar-benar sudah
kehabisan kesabaran.
PLAAKKK...Tamparan lain terdengar dan Ibu tiri Anastasia
menampar Analiece untuk membalaskan sakit hati anaknya. “Pergi kau dari sini!
Aku takkan peduli jika kau tinggal di jalanan. CEPAT PERGI!” usirnya marah.
Analiece menatap mata wanita itu dengan kemarahan dalam hatinya seraya
memegangi pipinya yang merah karena tamparan.
“Aku akan mengingat ini. Aku akan kembali untuk membalas
semua ini.” ancamnya dingin lalu berjalan pergi dengan kesal.
“MINGGIR!” serunya kasar pada Debora yang menghalangi
jalannya. Dia mendorong Debora dengan kuat dan membuat gadis itu jatuh menabrak
ibunya dengan bingung.
“Dia seperti bukan Anastasia. Ada apa dengannya?” tanya
Debora bingung.
“Ibu, jika dia benar-benar pergi, lalu siapa yang akan
membersihkan seluruh rumah? Mencuci, memasak, belanja di pasar, dan yang
lainnya?” tanya Lidya panik.
“Dia benar-benar berani pergi? Kupikir tadi dia akan
berlutut dan menangis agar aku tidak mengusirnya.” jawab sang Ibu lalu berjalan
mengikuti Analiece tapi sudah tidak menemukannya di mana pun. Gadis itu merasa
sudah cukup.
Dihantui rasa penasaran, Analiece memutuskan pergi ke
Panti Asuhan St Paulo untuk mencari tahu lebih banyak tentang Anastasia.
Sebelumnya, dia kembali ke penginapan dan menyadari jika
semua pengawalnya sudah tidak ada.
“Ke mana mereka?” awalnya Analiece terlihat bingung, tapi
dia menepis semua itu dan berpikir jika sendiri lebih baik. Itu berarti dia
tidak perlu menjelaskan pada Dimitri tentang misinya kali ini.
“Setelah aku menemukan sesuatu tentang Annie, aku akan
segera pulang, Ayah.” janji Analiece saat dia mengemasi semua barang-barangnya
dan pergi menuju Panti Asuhan itu.
“Aku tak tahu Anastasia yang asli ada di mana, tapi di
manapun dia berada, aku berharap dia tidak kembali ke rumah terkutuk itu.” ujar
Analiece dalam hatinya, prihatin pada nasib gadis itu.
To be continued In NOVEL...
NOTE : WINNER OF WATTYS AWARDS 2016 for Category
“Hidden Gems” alias “Permata Yang Tersembunyi” (Cerita Kurang Dikenal). Untuk
bisa membaca hingga setengah novel, Anda bisa memfollow akun Wattpad saya :
@lilianatan1708 tapi untuk membaca hingga TAMAT, Anda harus membeli versi
novelnya hehehe ^.^
@@@@@@@
* Promo Tahun Baru E-Book Version Only IDR 11 Ribu
Hai hai hai...
Bagi yang suka dengan cerita Anastasia – Princess In Disguise, yang kantongnya
bolong tapi pengen ngebaca kelanjutannya, ada promo besar nih di akhir tahun.
Tapi hanya berlaku untuk E-Book ya. Dari yang awalnya seharga Rp 55.000
sekarang hanya jadi Rp 11.000 loh... Tunggu apalagi? Yuk buruan dibeli mumpung
lagi ada promo nih...
Harga Asli : 55.000
Harga Promo : IDR 11.000
Tinggal buka
Google Play/Play Store lalu ketik nama “Liliana Tan” ==> Pilih “Judulnya” ==> Lalu klik “Beli” dan anda bisa memilih membayar dengan
Debet/Kredit/potong pulsa.
Note : Promo HANYA
BERLAKU HINGGA AKHIR TAHUN !!!
Terima kasih