Last Chapter for
the Christmas Miracle. Lily already receive her Christmas Gift. What about you?
Well yeah, If I am Lily on this story, maybe JB also will be My Ultimate
Christmas Present hehehe ^.^ I don’t think I need any other gifts right now If
I can have JB by my side hehehe ^.^ but sadly, it is only happened on Fiction
xixixi ^.^ So, bagi yang mengikuti FF ini sejak awal dan penasaran dengan endingnya,
selamat membaca. Merry Christmas everyone and this is My Present for you, for
all who loves GOT7, especially JB’s stan. Happy Reading and Merry Christmas
^.^. God Bless You All...
“Christmas Miracle – Chapter 11 (GOT7 Christmas Edition) - END”
Chapter 11 : Ultimate Christmas Present
Christmas Night, 25 Desember 2016...
Akhirnya acara
Natal sekolah Ewha berakhir dengan sukses. Semua siswa dari masing-masing kelas
dan tingkatan telah menampilkan pertunjukan mereka masing-masing. Ada yang
menampilkan paduan suara yang merdu, ada yang menampilkan drama Natal, ada yang
menampilkan atraksi sulap, dan ada pula yang menampilkan tari-tarian yang
indah.
Setelah semua
acara telah selesai, Lily mewakili Kepala Sekolah Maria mengucapkan terima
kasih banyak karena telah mengundangnya untuk menghadiri pesta Natal yang
hangat dan meriah ini. Lily menceritakan betapa dia sangat bahagia bisa kembali
lagi ke tempat ini setelah bertahun-tahun berlalu.
Dia sangat senang
karena para staff dan guru di sini masih mengingatnya dan memperlakukannya
sehangat dulu. Dia merasa seperti merayakan Natal bersama keluarganya sendiri.
Hangat dan penuh kenangan manis. Dia juga berharap agar kerja sama antara dua
sekolah selamanya tetap terjalin dengan baik.
Adik sepupu JB
ternyata juga bersekolah di sini, dan Ibu JB mewakili Ibu gadis itu untuk hadir
dalam acara Malam Natal ini karena sang Ibu berhalangan untuk hadir. JB dan
ibunya duduk di kursi paling belakang agar tidak ada yang mengenali JB.
Setelah acara
tersebut berakhir, JB dan Ibunya menghampiri Lily untuk mengajaknya pulang
bersama. Lily tampak sungkan namun dia tetap menerima undangan tersebut dengan
sopan. Di dalam mobil JB, JB tampak berkali-kali mencuri pandang ke arah Lily
yang duduk di kursi belakang bersama ibunya.
Mata Lily membulat
takjub saat akhirnya JB membawanya ke sebuah rumah mewah di wilayah Gangnam.
Sebuah rumah mewah dengan desain interior yang indah dan elegan tampak
menjulang tinggi di hadapannya. Dia terdiam shock sesaat.
“Benarkah aku
sedang berada di depan rumah JB GOT7 yang terkenal itu?” ujar Lily dalam
hatinya, masih tampak tak percaya dengan semua hal yang terjadi padanya.
“Ayo masuk. Kau
tidak mungkin berdiri saja di luar, kan? Di luar sangat dingin. Kau bisa mati
membeku bila terus berdiri di sana.” Ujar sebuah suara, membangunkan Lily dari
lamunannya.
JB berdiri di hadapannya dengan mantel bulu berwarna putih yang
tampak manis berada di tubuhnya.
“Ah iya...Terima
kasih.” Jawab Lily lalu berjalan masuk di samping JB.
Begitu mereka
berjalan masuk, Lily sudah melihat para member GOT7 sudah menunggu di sana,
mengobrol sambil menonton TV dengan asyik.
“Oh...Kalian sudah
datang?” tanya JB pada membernya seraya mempersilakan Lily untuk masuk.
Member
GOT7 spontan menoleh ke arah JB begitu mendengar suaranya dan mereka tampak
terkejut saat melihat Lily juga ada di sana.
“Oh ya Tuhan, Lily
Noona?” Bambam berseru kaget lalu berdiri menghampiri gadis itu.
“Ini kejutan yang
menyenangkan. Kapan kau sampai di Korea?” tanya Mark yang kebetulan berdiri tak
jauh dari mereka.
“Aku baru sampai
kemarin.” Jawab Lily sopan.
“Apa kabar
semuanya? Selamat Natal.” Ujar Lily, menyapa yang lainnya.
“Biar kubantu
melepas mantelmu.” Ujar JB seraya membantu Lily melepas mantelnya yang tadi pun
hanya disampirkan di lengan kanannya. Lily hanya bisa menyampirkan mantel
tersebut karena tangannya yang di gips membuatnya tidak bisa memakai mantelnya.
“Ya Tuhan, ada apa
dengan lengan kananmu? Apa ini karena kejadian waktu itu?” Jin Young berdiri
spontan dari kursinya saat melihat lengan kanan Lily yang digips. Dia
menghampiri gadis itu dan spontan melingkarkan tangannya di pundak Lily,
memeluknya hangat.
“Ayo duduk. Apa
kau masih merasa sakit?” tanya Jin Young dengan penuih perhatian seraya memeluk
pundak Lily dan memapahnya untuk duduk. Tangan Jin Young yang melingkar di
pundaknya membuatnya merasa tidak nyaman.
JB yang melihat
kejadian itu hanya menatap Jin Young dengan kesal, dan para member GOT7 yang
lain tak sengaja melihatnya.
“Oh No...Leader
kita sepertinya sangat cemburu melihatnya.” Bisik Yugyeom pada Jackson.
“Jangan sampai ada
perang dunia ketiga setelah ini.” bisik Jackson pada adiknya.
“Cinta segitiga
ini sepertinya belum berakhir.” Ujar Mark, ikut nimbrung.
“Apa yang kau
lakukan, anak bodoh? Hanya berdiri dan memandang kesal? Cepat ke sana dan rebut
kembali wanitamu.” Ujar Sang Ibu yang mendadak muncul di belakang JB dan
menyadari arti tatapan mata putranya. JB tersentak tapi
kemudian menuruti ibunya.
JB melangkah ke ruang tamu dan duduk di sofa tepat di
samping Lily.
“Jadi, sampai
kapan kau akan ada di Korea?” JB memulai pembicaraan dengan memberikan sebuah
pertanyaan untuk mengalihkan perhatian gadis itu.
“Entahlah. Mungkin
hingga aku mendapatkan tiket untuk pulang.” Jawab Lily menoleh singkat pada jB.
“Akan sangat
menyenangkan jika kau bisa tinggal di sini selamanya.” Ujar Jin Young, tampak
sedih.
“Aku sudah
memintanya untuk tinggal di sini dan menjadi putriku.” Ujar Ibu JB yang datang
untuk memberitahu bahwa makan malam telah siap.
“Oh benarkah,
Eomoni? Itu bagus sekali. Bagaimana jawaban Lily?” Jin Young terlihat sangat
antusias.
“Lalu apa
jawabanmu?” tanya Jin Young pada Lily.
“Aku masih
memikirkannya.” jawab Lily malu-malu.
“Ibu dari idolamu
menawarimu untuk menjadi putrinya dan tinggal bersamanya, bukankah ini
kesempatan yang langka?” tanya Bambam, terdengar masuk akal.
“Apa maksud dengan
menjadi putrinya?” tanya Young Jae dengan polos.
“Aku ingin
mengadopsi Lily dan menjadikannya putri angkatku.” Jawab Ibu JB menjelaskan.
“Itu bagus sekali.
Itu berarti kau dan Jae Bum Hyung akan menjadi saudara di mata hukum.” Ujar Jin
Young tampak senang.
“Eomma, sudah
kukatakan aku menentang keras ide itu.” protes JB pada ibunya.
“Ah, atau kau
ingin Ibu menjadikan dia menantu?” goda Ibu JB yang hanya dijawab cekikikan
oleh para member GOT7, sementara JB dan Lily hanya menunduk malu.
“Aaiisshhh
jinja...” JB tampak kehabisan kata menghadapi ibunya yang selalu menggodanya.
“Sudahlah. Ayo
makan!” seru sang Ibu dan segera melangkah ke meja makan diikuti oleh yang
lainnya.
“Bersulang! Merry
Christmas!” ujar mereka semua di meja makan seraya membenturkan gelas di tangan
mereka dan bersulang. Lily mengangkat gelasnya dengan tangan kiri dan ikut
bersulang.
“Merry Christmas
All. Terima kasih sudah mengundangku.” Ujar Lily dengan gembira.
“Merry Christmas.
Semoga damai Natal menyertai kita semua.” Ujar Ibu JB seraya menatap mereka
semua satu per satu.
“Semoga tahun
depan GOT7 makin popular.” Ujar Bambam ceria.
“Dan mendapatkan
lebih banyak penghargaan.” Lanjut Yugyeom.
“Mendapatkan lebih
banyak cinta dari Fans.” Jackson turut mengucapkan harapannya.
“Aku hanya ingin
bersama kalian selamanya. 7 or nothing, 7 or never.” Ujar Jin Young dengan
manis.
“Aku ingin lebih
banyak konser keliling dunia.” Mark mengucapkan harapannya.
“Aku ingin kita
semua bahagia. Dalam banyak cara, dalam banyak kesempatan.” Ujar Young Jae,
harapan yang manis.
“Lalu kau, Jae Bum
Hyung? Apa harapanmu di Hari Natal ini?” tanya Bambam penasaran.
JB tampak terdiam
berpikir seraya melirik Lily dan berkata dengan lembut, “Aku hanya ingin bisa
bersama orang-orang yang kucintai setiap hari. Aku ingin hidup dengan banyak
cinta setiap hari, agar setiap hari terasa seperti hari Natal, hangat dan penuh
cinta. Everyday is Christmas, is all that I want.” Jawab JB dengan malu-malu.
Membuat semua orang tersentuh.
“Harapan yang
sangat sederhana tapi mengandung arti yang dalam. Ingin bersama orang-orang
yang kau cintai setiap hari. YYAAA!! Leader, sejak kapan kau bisa mengucapkan
chessy line seperti ini? Bukankah dulu kau sangat benci mengucapkan kata-kata
seperti itu?” sindir Mark sambil tertawa, diikuti oleh tawa para member yang
lain.
“Kudengar orang
bisa berubah menjadi orang lain saat sedang jatuh cinta.” Ledek Jackson,
menggoda Leadernya.
JB hanya tersenyum kesal melihat ulah membernya dan
melemparkan tatapan maut pada mereka, “Cepat makan! Atau kalau tidak, aku akan
membuat Natal tahun ini menjadi Natal terburuk dalam hidup kalian.” Ancam JB
sambil menyantap makanannya sendiri. Sementara Lily, sang Ibu dan member yang
lain hanya tertawa geli.
@@@@@@@
Lily menengadahkan
tangan kirinya ke arah langit saat perlahan salju turun ke bumi. Dia tampak
gembira karena ini adalah pertama kalinya dia melihat salju turun di Hari
Natal. WHITE CHRITSMAS, seperti yang dia impikan selama ini.
Semua orang telah
menikmati makan malam dengan gembira. Kini mereka semua sedang berpesta di
dalam, bernyanyi, menari dan menikmati makanan penutup dengan gembira. Ada juga
yang memilih untuk duduk santai di atas sofa sambil membuka kado Natal yang
diterimanya.
Lily yang tak
memiliki kesempatan untuk membeli kado untuk mereka, hanya bisa diam-diam
menarik diri dari keramaian dan memilih menikmati salju yang turun di Korea.
“Sangat dingin
tapi sangat lembut.” Gumam Lily saat menggenggam sebongkah salju di tangan
kirinya dan menatapnya dengan takjub.
“Apa ini pertama
kalinya kau melihat salju?” tanya sebuah suara yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Lily menoleh dan
melihat JB sudah ada di sana, berjalan perlahan ke arahnya sambil tersenyum
manis.
Lily mengangguk
singkat dan menjawab pelan, “Benar. Ini pertama kalinya aku melihat salju. Aku
selalu bermimpi bisa merayakan White Christmas dengan salju yang turun di hari
Natal seperti ini. Siapa sangka hari ini Tuhan mewujudkan mimpiku.” Jawabnya
lirih.
Dia kembali
menengadahkan tangan kirinya ke atas seraya menari berputar-putar di tengah
hujan salju yang turun dengan lebat di hari Natal.
“Bukankah Tuhan
itu baik?” ujar JB seraya tersenyum geli melihat tingkah Lily yang seperti anak
kecil yang menemukan mainan baru.
“Sangat baik.
Tuhan sangat baik padaku. Dia membuatku bertemu denganmu. Dia memberiku
KEAJAIBAN NATAL ini. Dia mewujudkan mimpiku yang sebelumnya tak pernah berani
aku impikan.” Jawab Lily. Dia berhenti berputar-putar dan memandang JB tanpa
kata.
“Apa yang kau
lakukan di sini? Bukankah harusnya kau di dalam bersama teman-temanmu?” tanya
Lily lagi lalu duduk di salah satu kursi di taman belakang rumah itu.
“Aku ingin di sini
bersamamu.” jawab JB lembut, lalu duduk di samping Lily.
Untuk beberapa
saat suasana menjadi hening. JB dan Lily hanya duduk bersebelahan sambil
memandang salju yang turun dari langit. Beberapa saat kemudian, JB mengeluarkan
sebuah kotak kecil dari saku mantelnya dan menyerahkannya pada Lily.
“For you. My
Christmas Gift.” Ujarnya malu-malu. Lily menoleh dan menatap ke arah kotak
kecil di tangan JB.
“Oh...Tapi aku
tidak sempat menyiapkan hadiah Natal untukmu.” Lily tampak menyesal.
“Kwenchana. Aku
tidak memintanya.” Ujar JB, menghibur Lily.
Lily tersenyum
manis lalu meraih kotak mungil itu, “Gomawo!” ujarnya malu-malu. Dengan hati
berdebar, dia membuka kotak mungil itu tapi ternyata tak ada apa pun di
dalamnya.
“Kenapa kosong?”
tanya Lily bingung pada JB.
“Kau tak bisa
melihatnya?” JB balik bertanya dengan penuh teka-teki.
“Apa?” sekali
lagi, Lily bertanya bingung.
“Di dalam kotak
itu tersimpan perasaanku. Sebuah cinta yang tulus untukmu.” Jawab JB romantis,
membuat Lily tersentuh.
“Jae Bumie...”
Lily tampak tersentuh mendengarnya. Matanya mulai berkaca-kaca.
“I like you, Lily
and I really do...” jawab JB sungguh-sungguh.
Lily terdiam
sesaat sebelum kemudian bertanya, “What do you want for Christmas?” tanya Lily
malu-malu.
Dia tampak tak enak karena tidak menyiapkan hadiah Natal untuk JB.
“Apa kau perlu
menanyakan hal itu?” JB balik bertanya seraya perlahan mendekatkan duduknya.
Lily mengangguk
mantap dan menatapnya dengan polos, “Katakan apa yang kau inginkan, lalu akan
mencarikannya untukmu dan aku akan memberikannya padamu sebagai Hadiah Natal
walaupun terlambat. Aku merasa buruk karena tidak memberimu apa-apa.” Jawab
Lily tampak sungkan.
JB tersenyum nakal
seraya terus mendekatkan duduknya, “Give me your heart.” Jawabnya lirih dan
penuh nada menuntut.
“MWO?” Lily
terkejut mendengar permintaan JB padanya.
“All I want For
Christmas is you.” Lanjutnya lalu meraih wajah Lily dan menciumnya lembut penuh
perasaan, sangat lembut dan hati-hati seolah-olah bibir gadis itu adalah sebuah
porselen yang akan pecah bila JB menciumnya terlalu keras.
Lily membeku
sesaat namun tanpa sadar membalas ciuman itu. JB tersenyum menyadari Lily
membalas ciumannya.
“Will you be my
girlfirend, Lily?” JB mengungkapkan keinginannya bersama gadis itu. Dia menatap
gadis itu penuh harap.
“Aku tidak bisa
berjanji aku akan bersamamu setiap saat, kau tahu jadwal GOT7 sangat padat.
Tapi aku berjanji akan menjaga hatiku untukmu. Tidak peduli walau aku berada di
ujung dunia sekalipun, tidak peduli terpisah sejauh apa pun, kau akan selalu menjadi
satu-satunya dalam hatiku.” Lanjut JB dengan tatapan mata serius.
Lily terdiam
sejenak lalu menatap JB sambil tersenyum menggodanya, “Haruskah aku menjawabnya
sekarang?” guraunya manis.
“Apa kau ingin
membuatku menunggu lagi?” JB bertanya dengan cemberut.
“Kau berjanji
takkan marah dengan jawabanku nanti.” Goda Lily penuh arti.
“Tergantung
bagaimana kau akan menjawabnya.” JB mencoba mengerti arti tersembunyi dalam
perkataan Lily.
Lily tersenyum
lalu melingkarkan tangan kirinya di leher JB dan mencium bibirnya lembut sekali
lagi. Sebuah jawaban. Lily memberikan sebuah jawaban. JB tersenyum penuh arti
saat mendapat jawaban yang di inginkan.
“Aku tak pandai
mencium.” Jawab Lily malu-malu.
“Aku akan
mengajarimu.” Jawab JB mesum.
“Apa kau tak marah
dengan jawabanku?” Lily bertanya lagi dengan wajah memerah.
“Ini adalah
jawaban yang kuinginkan.” JB menjawab dengan seringai nakal di wajahnya lalu
kemudian menarik wajah Lily dan kembali menciumnya mesra.
“Kau tahu, Lily?
Kau adalah hadiah Natal terindah dalam hidupku.” Ujar JB penuh arti.
“Begitu juga
dirimu. Kau adalah hadiah Natal terindah dalam hidupku. Thank you for being My
Ultimate Christmas Present. Thank you for being My Christmas Miracle.” Jawab
Lily dengan tersenyum bahagia.
“Even if I die
tonight, I’ll go with no regret. But If I can make it through, if I lives to
see the day, I know that I was blessed.” Lanjutnya lagi. JB tersenyum hangat
lalu memeluk pundak Lily dan kembali mereka berdua duduk berdampingan di taman
belakang rumah JB sambil memandang salju yang turun dengan indah di malam
Natal.
“Kau tahu? Akhir
kisah yang bahagia ini membutuhkan dua pasang tangan untuk menuliskannya. Untuk
membuktikan padamu bahwa akhir yang bahagia tidak hanya muncul dalam dongeng
semata.” Ujar JB dengan romantis seraya menggenggam tangan Lily saat gadis itu
bersandar di bahunya.
Dari dalam
ruangan, “Silent Night” terdengar mengalun lembut dan menyejukkan.
“Tuhan, aku tak
tahu ini mimpi atau reality, tapi jika ini adalah mimpi, aku tak mau segera
pagi. Ijinkan aku tetap bermimpi. Tapi jika ini adalah reality, maka aku hanya
bisa berterima kasih pada-Mu karena telah mewujudkan mimpiku.” Ujar Lily dalam
hatinya.
“Natal tahun ini,
aku tidak menginginkan hadiah apa pun. JB adalah hadiah Natal terindah dalam
hidupku. For me, he is my Christmas Miracle. Thank you Jesus, for giving me so
many blessing. I will never forget this Christmas. Never.” Lanjut Lily dalam
hati. Perlahan, dia menyandarkan kepalanya di dada JB yang bidang seraya
memandang butiran salju yang berjatuhan.
“Musim salju tahun
ini tak begitu dingin, benarkan?” ujar Lily dengan perasaan hangat dalam
hatinya.
“JB, thank you for
giving me a dream I never thought I would have.” Lanjutnya dalam hati.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar