Minggu, 25 Desember 2016

Christmas Miracle – Chapter 11 (GOT7 Christmas Edition) - END



Last Chapter for the Christmas Miracle. Lily already receive her Christmas Gift. What about you? Well yeah, If I am Lily on this story, maybe JB also will be My Ultimate Christmas Present hehehe ^.^ I don’t think I need any other gifts right now If I can have JB by my side hehehe ^.^ but sadly, it is only happened on Fiction xixixi ^.^ So, bagi yang mengikuti FF ini sejak awal dan penasaran dengan endingnya, selamat membaca. Merry Christmas everyone and this is My Present for you, for all who loves GOT7, especially JB’s stan. Happy Reading and Merry Christmas ^.^. God Bless You All...

“Christmas Miracle – Chapter 11 (GOT7 Christmas Edition) - END”






Chapter 11 : Ultimate Christmas Present

Christmas Night, 25 Desember 2016... 
Akhirnya acara Natal sekolah Ewha berakhir dengan sukses. Semua siswa dari masing-masing kelas dan tingkatan telah menampilkan pertunjukan mereka masing-masing. Ada yang menampilkan paduan suara yang merdu, ada yang menampilkan drama Natal, ada yang menampilkan atraksi sulap, dan ada pula yang menampilkan tari-tarian yang indah.

Setelah semua acara telah selesai, Lily mewakili Kepala Sekolah Maria mengucapkan terima kasih banyak karena telah mengundangnya untuk menghadiri pesta Natal yang hangat dan meriah ini. Lily menceritakan betapa dia sangat bahagia bisa kembali lagi ke tempat ini setelah bertahun-tahun berlalu.

Dia sangat senang karena para staff dan guru di sini masih mengingatnya dan memperlakukannya sehangat dulu. Dia merasa seperti merayakan Natal bersama keluarganya sendiri. Hangat dan penuh kenangan manis. Dia juga berharap agar kerja sama antara dua sekolah selamanya tetap terjalin dengan baik.

Adik sepupu JB ternyata juga bersekolah di sini, dan Ibu JB mewakili Ibu gadis itu untuk hadir dalam acara Malam Natal ini karena sang Ibu berhalangan untuk hadir. JB dan ibunya duduk di kursi paling belakang agar tidak ada yang mengenali JB.

Setelah acara tersebut berakhir, JB dan Ibunya menghampiri Lily untuk mengajaknya pulang bersama. Lily tampak sungkan namun dia tetap menerima undangan tersebut dengan sopan. Di dalam mobil JB, JB tampak berkali-kali mencuri pandang ke arah Lily yang duduk di kursi belakang bersama ibunya.

Mata Lily membulat takjub saat akhirnya JB membawanya ke sebuah rumah mewah di wilayah Gangnam.
Sebuah rumah mewah dengan desain interior yang indah dan elegan tampak menjulang tinggi di hadapannya. Dia terdiam shock sesaat.

“Benarkah aku sedang berada di depan rumah JB GOT7 yang terkenal itu?” ujar Lily dalam hatinya, masih tampak tak percaya dengan semua hal yang terjadi padanya.

“Ayo masuk. Kau tidak mungkin berdiri saja di luar, kan? Di luar sangat dingin. Kau bisa mati membeku bila terus berdiri di sana.” Ujar sebuah suara, membangunkan Lily dari lamunannya. 

JB berdiri di hadapannya dengan mantel bulu berwarna putih yang tampak manis berada di tubuhnya. 
“Ah iya...Terima kasih.” Jawab Lily lalu berjalan masuk di samping JB.

Begitu mereka berjalan masuk, Lily sudah melihat para member GOT7 sudah menunggu di sana, mengobrol sambil menonton TV dengan asyik.

“Oh...Kalian sudah datang?” tanya JB pada membernya seraya mempersilakan Lily untuk masuk. 
Member GOT7 spontan menoleh ke arah JB begitu mendengar suaranya dan mereka tampak terkejut saat melihat Lily juga ada di sana.

“Oh ya Tuhan, Lily Noona?” Bambam berseru kaget lalu berdiri menghampiri gadis itu. 
“Ini kejutan yang menyenangkan. Kapan kau sampai di Korea?” tanya Mark yang kebetulan berdiri tak jauh dari mereka. 

“Aku baru sampai kemarin.” Jawab Lily sopan. 
“Apa kabar semuanya? Selamat Natal.” Ujar Lily, menyapa yang lainnya.

“Biar kubantu melepas mantelmu.” Ujar JB seraya membantu Lily melepas mantelnya yang tadi pun hanya disampirkan di lengan kanannya. Lily hanya bisa menyampirkan mantel tersebut karena tangannya yang di gips membuatnya tidak bisa memakai mantelnya.

“Ya Tuhan, ada apa dengan lengan kananmu? Apa ini karena kejadian waktu itu?” Jin Young berdiri spontan dari kursinya saat melihat lengan kanan Lily yang digips. Dia menghampiri gadis itu dan spontan melingkarkan tangannya di pundak Lily, memeluknya hangat.

“Ayo duduk. Apa kau masih merasa sakit?” tanya Jin Young dengan penuih perhatian seraya memeluk pundak Lily dan memapahnya untuk duduk. Tangan Jin Young yang melingkar di pundaknya membuatnya merasa tidak nyaman.

JB yang melihat kejadian itu hanya menatap Jin Young dengan kesal, dan para member GOT7 yang lain tak sengaja melihatnya. 
“Oh No...Leader kita sepertinya sangat cemburu melihatnya.” Bisik Yugyeom pada Jackson. 
“Jangan sampai ada perang dunia ketiga setelah ini.” bisik Jackson pada adiknya. 
“Cinta segitiga ini sepertinya belum berakhir.” Ujar Mark, ikut nimbrung.

“Apa yang kau lakukan, anak bodoh? Hanya berdiri dan memandang kesal? Cepat ke sana dan rebut kembali wanitamu.” Ujar Sang Ibu yang mendadak muncul di belakang JB dan menyadari arti tatapan mata putranya. JB tersentak tapi kemudian menuruti ibunya. 

JB melangkah ke ruang tamu dan duduk di sofa tepat di samping Lily. 
“Jadi, sampai kapan kau akan ada di Korea?” JB memulai pembicaraan dengan memberikan sebuah pertanyaan untuk mengalihkan perhatian gadis itu. 
“Entahlah. Mungkin hingga aku mendapatkan tiket untuk pulang.” Jawab Lily menoleh singkat pada jB.

“Akan sangat menyenangkan jika kau bisa tinggal di sini selamanya.” Ujar Jin Young, tampak sedih. 
“Aku sudah memintanya untuk tinggal di sini dan menjadi putriku.” Ujar Ibu JB yang datang untuk memberitahu bahwa makan malam telah siap. 

“Oh benarkah, Eomoni? Itu bagus sekali. Bagaimana jawaban Lily?” Jin Young terlihat sangat antusias. 
“Lalu apa jawabanmu?” tanya Jin Young pada Lily. 
“Aku masih memikirkannya.” jawab Lily malu-malu. 

“Ibu dari idolamu menawarimu untuk menjadi putrinya dan tinggal bersamanya, bukankah ini kesempatan yang langka?” tanya Bambam, terdengar masuk akal.

“Apa maksud dengan menjadi putrinya?” tanya Young Jae dengan polos. 
“Aku ingin mengadopsi Lily dan menjadikannya putri angkatku.” Jawab Ibu JB menjelaskan. 
“Itu bagus sekali. Itu berarti kau dan Jae Bum Hyung akan menjadi saudara di mata hukum.” Ujar Jin Young tampak senang.

“Eomma, sudah kukatakan aku menentang keras ide itu.” protes JB pada ibunya. 
“Ah, atau kau ingin Ibu menjadikan dia menantu?” goda Ibu JB yang hanya dijawab cekikikan oleh para member GOT7, sementara JB dan Lily hanya menunduk malu. 
“Aaiisshhh jinja...” JB tampak kehabisan kata menghadapi ibunya yang selalu menggodanya. 
“Sudahlah. Ayo makan!” seru sang Ibu dan segera melangkah ke meja makan diikuti oleh yang lainnya.

“Bersulang! Merry Christmas!” ujar mereka semua di meja makan seraya membenturkan gelas di tangan mereka dan bersulang. Lily mengangkat gelasnya dengan tangan kiri dan ikut bersulang. 
“Merry Christmas All. Terima kasih sudah mengundangku.” Ujar Lily dengan gembira. 
“Merry Christmas. Semoga damai Natal menyertai kita semua.” Ujar Ibu JB seraya menatap mereka semua satu per satu.

“Semoga tahun depan GOT7 makin popular.” Ujar Bambam ceria. 
“Dan mendapatkan lebih banyak penghargaan.” Lanjut Yugyeom. 
“Mendapatkan lebih banyak cinta dari Fans.” Jackson turut mengucapkan harapannya. 
“Aku hanya ingin bersama kalian selamanya. 7 or nothing, 7 or never.” Ujar Jin Young dengan manis.
“Aku ingin lebih banyak konser keliling dunia.” Mark mengucapkan harapannya. 
“Aku ingin kita semua bahagia. Dalam banyak cara, dalam banyak kesempatan.” Ujar Young Jae, harapan yang manis. 
“Lalu kau, Jae Bum Hyung? Apa harapanmu di Hari Natal ini?” tanya Bambam penasaran.

JB tampak terdiam berpikir seraya melirik Lily dan berkata dengan lembut, “Aku hanya ingin bisa bersama orang-orang yang kucintai setiap hari. Aku ingin hidup dengan banyak cinta setiap hari, agar setiap hari terasa seperti hari Natal, hangat dan penuh cinta. Everyday is Christmas, is all that I want.” Jawab JB dengan malu-malu. Membuat semua orang tersentuh.

“Harapan yang sangat sederhana tapi mengandung arti yang dalam. Ingin bersama orang-orang yang kau cintai setiap hari. YYAAA!! Leader, sejak kapan kau bisa mengucapkan chessy line seperti ini? Bukankah dulu kau sangat benci mengucapkan kata-kata seperti itu?” sindir Mark sambil tertawa, diikuti oleh tawa para member yang lain.

“Kudengar orang bisa berubah menjadi orang lain saat sedang jatuh cinta.” Ledek Jackson, menggoda Leadernya. 

JB hanya tersenyum kesal melihat ulah membernya dan melemparkan tatapan maut pada mereka, “Cepat makan! Atau kalau tidak, aku akan membuat Natal tahun ini menjadi Natal terburuk dalam hidup kalian.” Ancam JB sambil menyantap makanannya sendiri. Sementara Lily, sang Ibu dan member yang lain hanya tertawa geli.

@@@@@@@

Lily menengadahkan tangan kirinya ke arah langit saat perlahan salju turun ke bumi. Dia tampak gembira karena ini adalah pertama kalinya dia melihat salju turun di Hari Natal. WHITE CHRITSMAS, seperti yang dia impikan selama ini.

Semua orang telah menikmati makan malam dengan gembira. Kini mereka semua sedang berpesta di dalam, bernyanyi, menari dan menikmati makanan penutup dengan gembira. Ada juga yang memilih untuk duduk santai di atas sofa sambil membuka kado Natal yang diterimanya.

Lily yang tak memiliki kesempatan untuk membeli kado untuk mereka, hanya bisa diam-diam menarik diri dari keramaian dan memilih menikmati salju yang turun di Korea. 

“Sangat dingin tapi sangat lembut.” Gumam Lily saat menggenggam sebongkah salju di tangan kirinya dan menatapnya dengan takjub.
“Apa ini pertama kalinya kau melihat salju?” tanya sebuah suara yang tiba-tiba muncul di hadapannya. 

Lily menoleh dan melihat JB sudah ada di sana, berjalan perlahan ke arahnya sambil tersenyum manis.
Lily mengangguk singkat dan menjawab pelan, “Benar. Ini pertama kalinya aku melihat salju. Aku selalu bermimpi bisa merayakan White Christmas dengan salju yang turun di hari Natal seperti ini. Siapa sangka hari ini Tuhan mewujudkan mimpiku.” Jawabnya lirih.

Dia kembali menengadahkan tangan kirinya ke atas seraya menari berputar-putar di tengah hujan salju yang turun dengan lebat di hari Natal. 

“Bukankah Tuhan itu baik?” ujar JB seraya tersenyum geli melihat tingkah Lily yang seperti anak kecil yang menemukan mainan baru.

“Sangat baik. Tuhan sangat baik padaku. Dia membuatku bertemu denganmu. Dia memberiku KEAJAIBAN NATAL ini. Dia mewujudkan mimpiku yang sebelumnya tak pernah berani aku impikan.” Jawab Lily. Dia berhenti berputar-putar dan memandang JB tanpa kata.

“Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah harusnya kau di dalam bersama teman-temanmu?” tanya Lily lagi lalu duduk di salah satu kursi di taman belakang rumah itu. 
“Aku ingin di sini bersamamu.” jawab JB lembut, lalu duduk di samping Lily.

Untuk beberapa saat suasana menjadi hening. JB dan Lily hanya duduk bersebelahan sambil memandang salju yang turun dari langit. Beberapa saat kemudian, JB mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku mantelnya dan menyerahkannya pada Lily.

“For you. My Christmas Gift.” Ujarnya malu-malu. Lily menoleh dan menatap ke arah kotak kecil di tangan JB. 
“Oh...Tapi aku tidak sempat menyiapkan hadiah Natal untukmu.” Lily tampak menyesal. 
“Kwenchana. Aku tidak memintanya.” Ujar JB, menghibur Lily. 

Lily tersenyum manis lalu meraih kotak mungil itu, “Gomawo!” ujarnya malu-malu. Dengan hati berdebar, dia membuka kotak mungil itu tapi ternyata tak ada apa pun di dalamnya.

“Kenapa kosong?” tanya Lily bingung pada JB. 
“Kau tak bisa melihatnya?” JB balik bertanya dengan penuh teka-teki. 
“Apa?” sekali lagi, Lily bertanya bingung. 
“Di dalam kotak itu tersimpan perasaanku. Sebuah cinta yang tulus untukmu.” Jawab JB romantis, membuat Lily tersentuh. 
“Jae Bumie...” Lily tampak tersentuh mendengarnya. Matanya mulai berkaca-kaca. 
“I like you, Lily and I really do...” jawab JB sungguh-sungguh.

Lily terdiam sesaat sebelum kemudian bertanya, “What do you want for Christmas?” tanya Lily malu-malu.
Dia tampak tak enak karena tidak menyiapkan hadiah Natal untuk JB. 
“Apa kau perlu menanyakan hal itu?” JB balik bertanya seraya perlahan mendekatkan duduknya. 

Lily mengangguk mantap dan menatapnya dengan polos, “Katakan apa yang kau inginkan, lalu akan mencarikannya untukmu dan aku akan memberikannya padamu sebagai Hadiah Natal walaupun terlambat. Aku merasa buruk karena tidak memberimu apa-apa.” Jawab Lily tampak sungkan.

JB tersenyum nakal seraya terus mendekatkan duduknya, “Give me your heart.” Jawabnya lirih dan penuh nada menuntut. 
“MWO?” Lily terkejut mendengar permintaan JB padanya. 

“All I want For Christmas is you.” Lanjutnya lalu meraih wajah Lily dan menciumnya lembut penuh perasaan, sangat lembut dan hati-hati seolah-olah bibir gadis itu adalah sebuah porselen yang akan pecah bila JB menciumnya terlalu keras.

Lily membeku sesaat namun tanpa sadar membalas ciuman itu. JB tersenyum menyadari Lily membalas ciumannya. 
“Will you be my girlfirend, Lily?” JB mengungkapkan keinginannya bersama gadis itu. Dia menatap gadis itu penuh harap.

“Aku tidak bisa berjanji aku akan bersamamu setiap saat, kau tahu jadwal GOT7 sangat padat. Tapi aku berjanji akan menjaga hatiku untukmu. Tidak peduli walau aku berada di ujung dunia sekalipun, tidak peduli terpisah sejauh apa pun, kau akan selalu menjadi satu-satunya dalam hatiku.” Lanjut JB dengan tatapan mata serius.

Lily terdiam sejenak lalu menatap JB sambil tersenyum menggodanya, “Haruskah aku menjawabnya sekarang?” guraunya manis. 
“Apa kau ingin membuatku menunggu lagi?” JB bertanya dengan cemberut. 
“Kau berjanji takkan marah dengan jawabanku nanti.” Goda Lily penuh arti. 
“Tergantung bagaimana kau akan menjawabnya.” JB mencoba mengerti arti tersembunyi dalam perkataan Lily.

Lily tersenyum lalu melingkarkan tangan kirinya di leher JB dan mencium bibirnya lembut sekali lagi. Sebuah jawaban. Lily memberikan sebuah jawaban. JB tersenyum penuh arti saat mendapat jawaban yang di inginkan.

“Aku tak pandai mencium.” Jawab Lily malu-malu. 
“Aku akan mengajarimu.” Jawab JB mesum. 
“Apa kau tak marah dengan jawabanku?” Lily bertanya lagi dengan wajah memerah. 
“Ini adalah jawaban yang kuinginkan.” JB menjawab dengan seringai nakal di wajahnya lalu kemudian menarik wajah Lily dan kembali menciumnya mesra.

“Kau tahu, Lily? Kau adalah hadiah Natal terindah dalam hidupku.” Ujar JB penuh arti. 
“Begitu juga dirimu. Kau adalah hadiah Natal terindah dalam hidupku. Thank you for being My Ultimate Christmas Present. Thank you for being My Christmas Miracle.” Jawab Lily dengan tersenyum bahagia.

“Even if I die tonight, I’ll go with no regret. But If I can make it through, if I lives to see the day, I know that I was blessed.” Lanjutnya lagi. JB tersenyum hangat lalu memeluk pundak Lily dan kembali mereka berdua duduk berdampingan di taman belakang rumah JB sambil memandang salju yang turun dengan indah di malam Natal.

“Kau tahu? Akhir kisah yang bahagia ini membutuhkan dua pasang tangan untuk menuliskannya. Untuk membuktikan padamu bahwa akhir yang bahagia tidak hanya muncul dalam dongeng semata.” Ujar JB dengan romantis seraya menggenggam tangan Lily saat gadis itu bersandar di bahunya.

Dari dalam ruangan, “Silent Night” terdengar mengalun lembut dan menyejukkan. 
“Tuhan, aku tak tahu ini mimpi atau reality, tapi jika ini adalah mimpi, aku tak mau segera pagi. Ijinkan aku tetap bermimpi. Tapi jika ini adalah reality, maka aku hanya bisa berterima kasih pada-Mu karena telah mewujudkan mimpiku.” Ujar Lily dalam hatinya.

“Natal tahun ini, aku tidak menginginkan hadiah apa pun. JB adalah hadiah Natal terindah dalam hidupku. For me, he is my Christmas Miracle. Thank you Jesus, for giving me so many blessing. I will never forget this Christmas. Never.” Lanjut Lily dalam hati. Perlahan, dia menyandarkan kepalanya di dada JB yang bidang seraya memandang butiran salju yang berjatuhan.

“Musim salju tahun ini tak begitu dingin, benarkan?” ujar Lily dengan perasaan hangat dalam hatinya. 
“JB, thank you for giving me a dream I never thought I would have.” Lanjutnya dalam hati.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar