Hmmm...Gimana ya
rasanya kalau ada 2 idol cakep yang nyukain kita? Wah, ngimpi kale ye? Ya
namanya juga Fanfiction, jadi ya suka-suka authornya dong hahaha =) Itulah
kenapa nih FF dikasih judul “Christmas Miracle” alias “Keajaiban Natal”, karena
memang sebuah Keajaiban bila ada seorang idola yang jatuh cinta pada seorang
Fans.
“Christmas Miracle – Chapter 7 (GOT7 Christmas Edition)”
Chapter 7 : I Think I Like You
“Aku bisa
menyuapimu.” Jawab Jin Young spontan, membuat semua mata memandangnya terkejut
termasuk JB.
“Dan apa maksudmu
berkata seperti itu?” tanya JB tampak tak suka.
“Menyuapinya.
Menyendokkan makanan ke mulutnya. Kau tak lihat dia kesulitan makan dengan
tangan kiri? Dia bukan bertangan kidal sepertimu, Hyung. Susah baginya
melakukan sesuatu dengan tangan kiri.” Jawab Jin Young santai.
“Kau...” JB ingin
mengatakan sesuatu tapi Lily menghentikannya.
“Dagingnya sangat
enak dan empuk. Aku sudah kenyang walau hanya memakan dagingnya saja. Terima
kasih banyak.” Potong Lily dengan tersenyum canggung, mencoba menengahi.
“Bisa makan malam
bersama idolaku adalah sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Bagiku
ini seperti mimpi yang jadi nyata. Terima kasih telah mewujudkan mimpiku. Ini
adalah Natal terindah dalam hidupku. Tapi kurasa sekarang saatnya aku harus
terbangun dari mimpi.” Lanjut Lily lagi, sorot matanya terlihat sedih.
“Kalian adalah
orang-orang yang sangat baik. Semoga GOT7 semakin sukses di tahun depan. Aku
berharap di tahun depan, GOT7 akan mendapatkan lebih banyak penghargaan dan
pengakuan dari semua orang. Semoga Tuhan selalu memberi kalian kesehatan.”
Ujarnya lagi dengan doa yang tulus dari dalam hatinya.
“Dan apa kau akan
di sana saat kami mendapatkan itu semua?” tanya JB, suaranya terdengar sedih.
“Of course. My
place has always been in the audience’s stand.” Jawab Lily mantap.
“Hanya ada di
antara para penonton?” ulang JB lagi, pahit.
“Tentu. Panggung
itu adalah milikmu. Tempatku selamanya hanya akan ada di antara para penonton.
Aku akan mendukungmu dari sana. Aku akan duduk di barisan yang paling depan.”
Jawab Lily dengan tulus, namun suaranya terdengar sedih.
“Kenapa aku merasa
ini seperti kalimat perpisahan.” Gumam Bambam lirih.
“Noona, kau bicara
seperti itu seolah-olah kita takkan bisa bertemu lagi.” Lanjutnya dengan nada
sedih.
“Memang seperti
itu kenyataannya. Kalian adalah bintang yang bersinar terang di langit malam,
sementara aku hanyalah butiran debu di tanah. Jalan kita tidak seharusnya
bersinggungan.” Jawab Lily, bersadar diri, lalu menundukkan wajahnya dengan
sedih.
“Kau adalah fans
yang istinewa. Kami harap kita bisa bertemu lagi.” Ujar Jackson tulus.
“Aku bertemu
kalian setiap hari.” Jawab Lily, mencoba untuk ceria.
“APA?” Yugyeom
tampak bingung mendengar pernyataan Lily.
“Jika dia
mengetikkan nama kita di internet, bukankah dia bisa melihat kita?” jawab JB
pahit, mengulangi apa yang dikatakan Lily tadi siang padanya.
“Ah iya, benar.
Tapi hanya dia yang bisa melihat kita, sedangkan kita tidak.” Jawab Yugyeom
mulai mengerti.
“Aku hanyalah 1
dari jutaan fans di seluruh dunia. Apalah artinya aku ini di mata kalian?”
jawab Lily rendah hati.
“Bagiku kau bukan
hanya seorang fans. Kau memiliki arti lebih dari itu. Kau istimewa bagiku. Kau
adalah seseorang yang sudah menyelamatkan nyawaku. Jika tak ada kau, aku pasti
sudah tertimpa lampu hias itu. Aku, Im Jae Bum selamanya berhutang nyawa
padamu.” Jawab JB tanpa memandang Lily. Hatinya mendadak kacau mendengar apa
yang dikatakan gadis itu.
“JYP Entertainment
juga berhutang padamu.” Jackson menimpali.
“Dan juga GOT7.”
Tambah Mark singkat namun mengandung arti yang dalam.
“Benar.
Bagaimanapun juga, terima kasih sudah menyelamatkan Leader kami.” Jin Young
turut bicara.
“Kalau begitu
kalian harus lakukan 1 hal lagi untukku sebagai wujud terima kasih. Setelah
itu, kita impas. Jangan ungkit lagi masalah lampu hias itu. Aku hanya sedang
tidak beruntung.” Jawab Lily rendah hati.
“Kau gadis yang
rendah hati. Pria yang mendapatkanmu pasti adalah pria yang sangat beruntung.”
Ujar Young Jae dengan spontan.
“Apa kau sudah
punya pacar, Noona?” tanya Bambam dengan mata berkilat ingin tahu.
“APA?” Lily
terkejut mendengar pertanyaan itu. JB meliriknya dengan jantung berdetak
kencang, dia belum siap mendengar jawabannya.
“Itu. Aku...” Lily
ingin mengatakan sesuatu tapi JB lebih dulu memotongnya.
“Bukankah kau
ingin kami melakukan sesuatu untukmu? Katakan apa itu?” ujar JB memotong
kalimat Lily.
Lily terdiam sesaat, dia mengerti pasti JB tak ingin dia menjawab
pertanyaan Bambam.
“If You Do.” Ujar Lily tiba-tiba.
“Ada apa dengan If
You Do?” tanya Jackson tak mengerti.
“Lagu GOT7
favoritku adalah If You Do. Bisakah kalian lakukan live performance If You Do
sekarang di hadapanku?” pinta Lily dengan senyum ceria, menatap semua member
GOT7 satu per satu.
“Bukan Hard
Carry?” tanya Bambam ingin tahu.
“Aku lebih suka If
You Do.” Jawab Lily mantap.
“Kenapa?” tanya
Yugyeom penasaran.
“Karena JB
terlihat sangat seksi dan manly saat menyanyikan lagu itu. Itu seperti lagunya
Im Jae Bum.” Jawab Lily malu-malu.
JB yang tadinya kesal mendadak tersenyum senang saat mendengar Lily memujinya.
JB yang tadinya kesal mendadak tersenyum senang saat mendengar Lily memujinya.
“Ahhh...Karena Im
Jae Bum. Aku mengerti.” Goda Jackson yang menyadari JB sedang tersenyum malu.
“Im Jae Bum yang terlihat
seksi saat menyanyikan lagu itu.” lanjut Jackson lagi, menggoda Leadernya.
“Kau pasti senang
mendengarnya kan, Hyung? Lihatlah bagaimana dia tersenyum girang sekarang.”
Lanjut Jackson lagi, masih tetap menggoda Leadernya.
“Haruskah kita
pakai kostum If You Do?” tanya Bambam penasaran.
“Bisakah itu?”
Lily tersenyum girang mendengarnya.
“Wah, akhirnya kau
tampak seperti seorang Fangirl sejati. Ini yang pertama kalinya kau tampak
seperti seorang Fangirl.” Gurau Jackson.
“Apa sebelumnya
tidak?” tanya Lily tak mengerti.
“Tidak. Kau hanya
terdiam gugup dan berdiri mematung tak seperti umumnya Fangirl yang bersorak
girang saat melihat kami.” Sahut Yugyeom memberi penilaian.
“Jadi, apa kalian
hanya akan duduk di sini? Bagaimana dengan If You Do-ku?” Lily tampak tak sabar
melihat live solo performance dari idolanya.
“Baik. Beri kami
waktu 10 menit untuk mengganti kostum.” Ujar JB seraya memberi instruksi pada
membernya untuk segera berdiri dari kursi mereka. Lily melompat riang dan
tersenyum senang sambil mengangguk-anggukkan kepalanya senang.
“Aku akan
menunggu.” Jawabnya sambil tak hentinya tersenyum.
Setelah 10 menit
menunggu, para member GOT7 akhirnya kembali ke ruang tamu dengan kostum serba
hitam khas If You Do. Lily menatap kagum mereka semua dan mengeluarkan
ponselnya.
“Boleh aku
mengambil foto kalian semua?” tanyanya ragu. JB mengangguk mantap dan segera
memberi tanda pada yang lain untuk merapat.
Bukan hanya foto
grup, Lily juga mengambil foto semua member satu per satu dengan ponselnya.
Tapi saat giliran JB, JB spontan menarik tangan Lily dan memeluk pundaknya
erat.
“Kita foto
bersama.” Ujarnya dengan nada memerintah. Lily terdiam kikuk, rasa gugup itu
kembali melandanya. JB menyadari bahu gadis itu gemetar ringan.
“Jadi kau masih
gugup setelah kita 2 kali berciuman?” goda JB di telinga gadis itu nakal.
Seketika Lily menunduk malu dengan wajah memerah.
“Aku akan
mengambil fotomu.” Ujar Lily gugup mencoba melepaskan tangan JB di pundaknya.
“TIDAK! Young Jae
yang akan melakukannya.” Ujar JB seraya merebut ponsel di tangan Lily dan
menyerahkannya pada Young Jae.
“Young Jae-ah, kau
ambil foto kami sebanyak mungkin.” Perintah JB pada membernya yang segera
meraih ponsel itu.
“Oke.” Jawab Young
Jae ceria dan mulai mengambil gambar.
JB dengan senang mengambil
banyak foto berdua dengan Lily baik melalui ponsel Lily maupun melalui
ponselnya sendiri.
Dan dalam semua
foto itu terlihat tangan JB yang nakal selalu menyentuh gadis itu, baik memeluk
pundaknya, pinggangnya dan bahkan ada pose di mana JB memeluk gadis itu dari
belakang dengan mesra, layaknya orang pacaran.
“Tidak bisakah kau
singkirkan tanganmu?” Lily selalu memprotes JB yang selalu mencari kesempatan
untuk menyentuhnya.
“Kupikir kita
teman.” Bisik JB ringan dan nakal di telinga Lily sambil tetap memeluk
pinggangnya mesra.
“Teman yang selalu
ingin memeluk. Teman apa itu?” sindir Lily walau hatinya berbunga-bunga.
“Teman tapi
mesra.” Jawab JB nakal, tetap tidak melepaskan pelukannya di pinggang Lily.
Jantung Lily
berdetak 2 kali lebih cepat, dia sangat gugup tapi dia mencoba menikmati
saat-saat ini karena tahu saat-saat seperti ini takkan pernah terulang lagi
selamanya.
“Untuk sekali ini
saja, ijinkan aku menjadi serakah.” Ujar Lily dalam hatinya.
Setelah sesi
pemotretan selesai, Lily memandangi foto-foto itu dengan hati gembira. Dia
mengambil foto bukan hanya dengan JB tapi juga dengan semua member bergantian.
Bahkan ada beberapa foto mereka berdelapan.
“Apa hasil
jepretanku bagus?” tanya Young Jae penasaran.
“Sempurna, Young
Jae-ssi.” Puji Lily seraya mengacungkan jempolnya.
“Aku senang
mendengarnya.” Jawab Young Jae canggung.
“Aku takkan
menyebarkan foto ini. Akan kusimpan untuk diriku sendiri. Karena aku tidak
ingin membagi kenangan indah ini dengan orang lain.” Ujar Lily dengan tersenyum
meyankinkan.
“Jadi, apa kita bisa mulai menyanyi sekarang?” tanya Bambam tak sabar.
“Tentu. Akan
kuputar musiknya.” Ujar Lily lalu mulai memutar play list di ponselnya.
“Melalui ponselmu?
Apa suaranya akan keras?” tanya Bambam ragu.
“Aku punya mini
loudspeaker.” Ujar Lily seraya mengeluarkan mini loudspeaker dari dalam tasnya
lalu mulai memasangnya.
“Great!
Benar-benar Fangirl.” Ujar Jackson lalu mereka semua tertawa.
“Sudah siap? Aku
akan memutarnya sekarang.” Ujar Lily ceria lalu segera duduk dengan manis di
atas sofa sementara member GOT7 melakukan live performance secara profesional.
Lily tersenyum gembira melihat idolanya menyanyi dan menari untuknya secara
live di hadapannya. Tanpa sadar, dia bertepuk tangan dengan gembira setelah
mereka selesai menyanyikannya.
“Aaauwwhh...”
ujarnya spontan seraya mendekap tangan kanannya di depan dada. Lily benar-benar
lupa jika tangannya masih sakit dan dia justru bertepuk tangan dengan gembira.
“Tanganmu tidak
apa-apa? Coba kulihat.” JB spontan berlari dan duduk di sampingnya, memeriksa
tangan gadis itu dengan seksama.
“I’m fine.” Jawab
Lily singkat seraya mengernyit sakit. Berada dalam jarak sedekat ini dengan JB,
kembali membuatnya menjadi gugup.
“Kau yakin tidak
apa-apa?” tanya JB lagi, masih cemas. Lily mengangguk mantap.
“Aku baik-baik
saja.” Lanjutnya dengan senyum menenangkan. “Sebaiknya aku pulang sekarang.
Terima kasih untuk malam yang indah ini. Aku takkan melupakannya.” Lanjut Lily
seraya menatap member GOT7 yang duduk mengelilinginya.
“Aahhh...Have a safe
flight for all of you. Semoga kalian tiba di Seoul tanpa kurang suatu apa pun.”
Tambahnya tulus.
“Maukah kau
mengantar kami ke airport besok pagi? Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir
kali.” Pinta JB lirih, tampak tak rela untuk kembali.
“Jam berapa kalian
akan lepas landas?” tanya Lily.
“Pesawat kami akan
terbang pukul 6 pagi.” Jawab JB menjelaskan.
“Itu berarti
kalian harus berada di sana setidaknya pukul 5 pagi atau kurang dari itu.”
ujarnya lagi dan JB mengangguk pelan.
“Apa terlalu
pagi?” tanyanya tampak sedih.
“Akan kuusahakan.”
Jawab Lily ragu.
“Apa itu berarti
kau berjanji?” Tanya JB penuh harap.
“Aku tak suka
berjanji karena aku akan merasa sangat bersalah jika tak bisa menepatinya.”
Jawab Lily dengan ekspresi menyesal.
“Aku mengerti.
Sebaiknya aku mengantarmu pulang sekarang.” Jawab JB walau tampak sedih
mendengarnya.
“Tidak perlu.
Sungguh. Aku juga menginap di Orchard Road. Aku bisa kembali ke hotelku
sendiri.” Lily menolak halus.
“Tapi...” JB
mencoba mencari celah.
“Kalian harus
istirahat untuk penerbangan besok pagi. Jadi sebaiknya aku pergi sekarang. Aku
benar-benar berterima kasih untuk semuanya. Selamat tinggal.” Ujar Lily seraya
membungkukkan badannya sopan, membuat member GOT7 kembali membungkuk ke arahnya
karena tak enak.
Lily segera
mengambil tasnya dan akan berjalan keluar saat lagi-lagi JB menghalanginya.
“Setidaknya
ijinkan aku mengantarmu ke gerbang depan.” Pintanya dengan sorot mata memohon.
“Baiklah. Terima
kasih.” Jawab Lily akhirnya. JB segera menyambar jaketnya dan memakainya lalu
berjalan di samping Lily, mengantarnya keluar.
Sepanjang
perjalanan mereka hanya terdiam. Masing-masing tak tahu harus bicara apa.
“Aku masih
berharap bisa melihatmu di Jakarta.” Ujarnya sedih.
“Maaf.” Hanya satu
kata dari Lily tapi cukup membuat hancur hati sedih.
“Bisakah kita
bertemu lagi?” tanya JB masih tak rela.
“Itu semua
tergantung takdir.” Jawab Lily sadar diri.
“Bisakah aku
memelukmu untuk yang terakhir kali?” tanya JB malu-malu. Lily terdiam tapi
kemudian mengangguk pelan.
“Untuk yang terakhir,
ijinkan aku menjadi serakah. Maafkan aku, Tuhan.” Lily memohon ampun dalam hati
untuk keserakahannya.
“Kurasa tidak
masalah bila tidak ada yang melihatnya.” Jawabnya dengan gugup. JB menoleh ke
arahnya dengan tersenyum gembira lalu segera menariknya ke tempat yang sepi.
Jantung Lily berdegup kencang saat perlahan tapi pasti, JB mulai mendekatkan
dirinya.
“Aku akan sangat
merindukanmu.” Ujarnya lembut lalu menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat.
JB membelai lembut rambut panjang gadis itu yang hitam dan lurus.
“Aku menyukaimu,
Lily. Aku berharap kita bisa bertemu lagi.” Tambahnya, terdengar tulus.
“Tolong jangan
buat aku semakin jatuh cinta padamu, Jae Bumie. Kau tak mungkin jadi milikku.”
Jawab Lily dengan suara gemetar, tanpa sadar airmatanya menetes pelan.
“Bila Tuhan
memberi kita kesempatan untuk bertemu lagi, maukah kau memberiku kesempatan?”
pinta JB dengan penuh harap.
“Jika memang ada
kesempatan untuk kita bertemu lagi, aku akan mencoba untuk bersikap serakah.
Aku tak peduli walau seluruh IGOT7 di seluruh dunia akan memakiku, aku ingin
bersamamu.” jawab Lily malu-malu.
JB tersenyum
bahagia mendengarnya, “Maka aku akan berdoa pada Tuhan agar memberi kita
kesempatan itu.” jawab JB penuh harap.
“I think I Love
You.” Ujarnya lagi dengan mesra, lalu memberi jarak pada tubuh mereka dan
menarik wajah Lily mendekat.
JB memberanikan
diri mencium gadis itu sekali lagi, tapi kali ini dengan lembut dan penuh
perasaan. Lily menutup matanya perlahan dan tanpa sadar membalas ciuman itu. JB
tersenyum menyadari gadis itu akhirnya membalas ciumannya.
Mereka berciuman
selama beberapa saat dengan bintang-bintang di langit sebagai latar belakang
mereka. JB tampak tak rela melepaskan gadis itu walaupun mereka berdua telah
sama-sama kehabisan napas.
“Aku akan mengirim
pesan padamu jika aku merasa rindu. Berjanjilah kau akan membalasnya.” Pinta JB
dengan nada mengintimidasi. Lily hanya mengangguk malu tanpa kata.
“Apa aku sedang
tidak bermimpi?” tanyanya lagi. JB tersenyum lalu kembali menciumnya sekali
lagi tanpa kata dan baru kembali melepaskannya setelah mereka kehabisan napas.
“Apa ini terasa
bagai mimpi untukmu?” godanya nakal. “Jika ini masih terasa bagai mimpi, aku
akan...” ucapan JB terpotong karena Lily buru-buru mendorongnya lembut.
“Sudah malam. Kau
harus tidur agar besok bisa bangun pagi, kan?” ujar Lily pengertian.
“Apa kau akan
memimpikan aku?” tanya JB menggodanya.
“Aku selalu
memimpikanmu setiap malam bahkan sebelum aku bertemu denganmu.” Jawab Lily
jujur.
“Kalau begitu,
kita bertemu dalam mimpi.” Jawab JB dengan tersenyum sedih.
“Aku akan
benar-benar merindukanmu.” Ujarnya lagi, kembali memeluk gadis itu.
“Hei, jika kau
terus memelukku seperti ini, lalu kapan aku akan pulang?” protes Lily bercanda.
“Tidak bisakah kau
ikut aku ke Korea?” pinta JB lagi.
“Visa koreaku sudah habis masa berlakunya.” Jawab Lily jujur.
“Aku akan
memberimu uang agar kau bisa membuatnya.” Jawab JB cepat.
“Tidak. Aku bisa
mencari uang sendiri.” Jawab Lily cepat.
“Aku tak mau
berpisah denganmu.” Lagi, JB tampak tak rela.
“Bukankah kau bilang
kau percaya takdir? Jika kita memang ditakdirkan untuk bersama, kita pasti bisa
bertemu lagi.” Jawab Lily pengertian.
“Bagaimana jika
takdir tak mengijinkan kita untuk bertemu?” JB mendadak takut.
“Berarti kau harus
melupakan aku dan menganggap ini semua hanya mimpi. Aku juga akan menganggapnya
seperti itu.” jawab Lily dengan berbesar hati.
“Tidak. Aku akan
selamanya menyimpanmu dalam lubuk hatiku yang paling dalam.” Ujar JB tak rela.
Member GOT7 tampak
mengintip dari balik jendela ke arah mereka bicara berdua bicara dan bercuman,
“Jae Bum Hyung terus mencium dan memeluk gadis itu. Dia tampak tak rela
melepaskannya.” Bambam berkomentar.
“Jae Bum Hyung
selalu mengambil untung setiap kali ada kesempatan. Lihat foto-foto ini! Tangan
Jae Bum Hyung bergentayangan di tubuh gadis itu. Dia memeluk pinggangnya, lalu
pundaknya atau kalau tidak, menggenggam tangannya.” Young Jae ikut berkomentar.
Changi Airport Terminal 1, Singapore.
“Anak-anak, kita
masuk sekarang.” Intstruksi sang manajer pada ke-6 member GOT7 yang sudah siap
untuk terbang kembali ke negara mereka. Young Jae tak ikut serta karena satu
dan lain hal. Dia akan menyusul keesokan harinya.
Hari ini
penerbangan mereka dijadwalkan pukul 6.15 pagi jadi mereka harus berada di
airport kurang lebih satu jam lebih awal. Dan karena terlalu pagi itulah jadi
tak banyak Fans yang ikut mengantar ke airport dan itu sejujurnya membuat para
member menjadi lebih rileks dan nyaman. Apalagi setelah insiden di USS kemarin
siang.
Ke-5 member GOT7
satu per satu mulai melewati boarding gate, kecuali JB yang berdiri paling
belakang dan tampak tak rela pergi dari tempat itu. Matanya terus memandang ke
belakang, ke arah kerumunan Fans yang jumlahnya tak seberapa, untuk mencari
seorang gadis yang dia rindukan. Dia tampak kecewa saat menyadari gadis itu tak
ada di sana.
“Jae Bum-ah, ayo
masuk.” Panggil sang Manajer.
JB mengangguk pelan seraya kembali menoleh ke
belakang untuk terakhir kalinya. Tapi sesaat sebelum masuk ke boarding gate,
tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan Whats App masuk dan dia tertegun
sesaat ketika melihat nama yang muncul di layar.
“Kau bilang kau
ingin mencoba memakai warna terang. Tapi apa ini? Kau tetap memakai warna
gelap. Membosankan.” Bunyi pesan itu, mengindikasikan bahwa pengirim pesan itu
ada di sana hingga mengetahui warna jaket yang dikenakannya.
JB menoleh spontan
ke belakang sekali lagi. Dan akhirnya dia melihat seorang gadis berambut hitam
panjang dan lurus berdiri di kerumunan fans paling belakang seraya melambaikan
sebelah tangannya yang diperban dan tersenyum manis padanya. JB melihatnya dan
hatinya menjadi sangat lega, “Setidaknya aku bisa melihatmu untuk yang terakhir
kali.” Batinnya saat itu.
JB balas
melambaikan tangannya ke arah Fans seraya tersenyum manis. Lily tersenyum
karena JB akhirnya melihatnya, lalu dia mulai mengetik lagi dengan tangan
kirinya. Ini tidak mudah. Itu sebabnya dia lebih dulu mengetikkan pesannya di
sebuah note dan kemudian mencopy-nya ke What Apps.
“JB, thank you for
giving me a dream I never thought I would have.” Bunyi pesan kedua yang masuk.
JB ingin menulis balasan tapi pesan ketiga kembali masuk.
“Goodbyes are not
forever. Goodbye are not the end. They simply mean I’ll Miss you until we meet
again.” JB tersenyum membaca kalimat “Until we meet again” yang ditulis Lily
dalam pesannya.
“Have a safe
flight. See you on Taipei. And for Bambam question last night, I have no
boyfriend.” Lagi, pesan keempat masuk sebelum JB sempat menulis balasannya.
“See You On
Taipei.” Kalimat yang membuatnya girang bukan kepalang. Lily akan melihatnya di
Taipei. Dia akan datang ke Taipei.
Dan kalimat
terakhir yang berbunyi “I have no boyfriend.” Benar-benar membuat JB bersorak
girang dalam hati.
“Jae Bum-ah, apa
yang kau lakukan? Cepat masuk.” Lagi, Sang Manajer memberi instruksi. JB
mengangguk lalu menuliskan sebuah balasan sebelum mulai kemudian mematikan
ponselnya dan naik ke dalam pesawat.
“Let’s Meet on
Taipei. Until we meet again, please keep on loving me. I’ll miss you, Lily.”
Tulis JB di pesannya.
“I’ll be loving you
forever.” Tulis Lily di pesannya seraya melambaikan tangannya saat JB perlahan
melangkah masuk ke dalam boarding gate.
“Finally, I decide
to send you away, back up to where you belong, in the galaxy, to be the shining
star. In the galaxy, you are destined to be the speck of sparkling dust in the
night sky while I am fated to be the speck dust on the ground. Our paths were
never be across, just like how we were never meant for one another. Everything
merely went back to where it was supposed to be and where everyone expected to
be. My place has always been in the audience’s stand.” Ujar Lily dalam hati,
tanpa sadar airmatanya menetes pelan. Mimpi indahnya sudah berakhir dan
sekarang saatnya dia kembali ke alam nyata.
“I guess it is
time I woke up from this beautiful dream already. JB, thank you for giving me a
dream I never thought I would have. For me, you are like My CHRISTMAS MIRACLE.
Thank you for being My Ultimate Present Christmas. Dear Jesus, thank you for
Your Ultimate Blessing.” Lanjut Lily dalam hati seraya melangkah pergi dari
sana.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar