Minggu, 25 Desember 2016

Christmas Miracle – Chapter 7 (GOT7 Christmas Edition)



Hmmm...Gimana ya rasanya kalau ada 2 idol cakep yang nyukain kita? Wah, ngimpi kale ye? Ya namanya juga Fanfiction, jadi ya suka-suka authornya dong hahaha =) Itulah kenapa nih FF dikasih judul “Christmas Miracle” alias “Keajaiban Natal”, karena memang sebuah Keajaiban bila ada seorang idola yang jatuh cinta pada seorang Fans.


“Christmas Miracle – Chapter 7 (GOT7 Christmas Edition)”





Chapter 7 : I Think I Like You


“Aku bisa menyuapimu.” Jawab Jin Young spontan, membuat semua mata memandangnya terkejut termasuk JB. 
“Dan apa maksudmu berkata seperti itu?” tanya JB tampak tak suka.

“Menyuapinya. Menyendokkan makanan ke mulutnya. Kau tak lihat dia kesulitan makan dengan tangan kiri? Dia bukan bertangan kidal sepertimu, Hyung. Susah baginya melakukan sesuatu dengan tangan kiri.” Jawab Jin Young santai.
“Kau...” JB ingin mengatakan sesuatu tapi Lily menghentikannya. 

“Dagingnya sangat enak dan empuk. Aku sudah kenyang walau hanya memakan dagingnya saja. Terima kasih banyak.” Potong Lily dengan tersenyum canggung, mencoba menengahi.

“Bisa makan malam bersama idolaku adalah sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Bagiku ini seperti mimpi yang jadi nyata. Terima kasih telah mewujudkan mimpiku. Ini adalah Natal terindah dalam hidupku. Tapi kurasa sekarang saatnya aku harus terbangun dari mimpi.” Lanjut Lily lagi, sorot matanya terlihat sedih.

“Kalian adalah orang-orang yang sangat baik. Semoga GOT7 semakin sukses di tahun depan. Aku berharap di tahun depan, GOT7 akan mendapatkan lebih banyak penghargaan dan pengakuan dari semua orang. Semoga Tuhan selalu memberi kalian kesehatan.” Ujarnya lagi dengan doa yang tulus dari dalam hatinya.

“Dan apa kau akan di sana saat kami mendapatkan itu semua?” tanya JB, suaranya terdengar sedih. 
“Of course. My place has always been in the audience’s stand.” Jawab Lily mantap. 
“Hanya ada di antara para penonton?” ulang JB lagi, pahit.

“Tentu. Panggung itu adalah milikmu. Tempatku selamanya hanya akan ada di antara para penonton. Aku akan mendukungmu dari sana. Aku akan duduk di barisan yang paling depan.” Jawab Lily dengan tulus, namun suaranya terdengar sedih.

“Kenapa aku merasa ini seperti kalimat perpisahan.” Gumam Bambam lirih. 
“Noona, kau bicara seperti itu seolah-olah kita takkan bisa bertemu lagi.” Lanjutnya dengan nada sedih.

“Memang seperti itu kenyataannya. Kalian adalah bintang yang bersinar terang di langit malam, sementara aku hanyalah butiran debu di tanah. Jalan kita tidak seharusnya bersinggungan.” Jawab Lily, bersadar diri, lalu menundukkan wajahnya dengan sedih.

“Kau adalah fans yang istinewa. Kami harap kita bisa bertemu lagi.” Ujar Jackson tulus. 
“Aku bertemu kalian setiap hari.” Jawab Lily, mencoba untuk ceria. 
“APA?” Yugyeom tampak bingung mendengar pernyataan Lily.

“Jika dia mengetikkan nama kita di internet, bukankah dia bisa melihat kita?” jawab JB pahit, mengulangi apa yang dikatakan Lily tadi siang padanya. 

“Ah iya, benar. Tapi hanya dia yang bisa melihat kita, sedangkan kita tidak.” Jawab Yugyeom mulai mengerti. 

“Aku hanyalah 1 dari jutaan fans di seluruh dunia. Apalah artinya aku ini di mata kalian?” jawab Lily rendah hati.

“Bagiku kau bukan hanya seorang fans. Kau memiliki arti lebih dari itu. Kau istimewa bagiku. Kau adalah seseorang yang sudah menyelamatkan nyawaku. Jika tak ada kau, aku pasti sudah tertimpa lampu hias itu. Aku, Im Jae Bum selamanya berhutang nyawa padamu.” Jawab JB tanpa memandang Lily. Hatinya mendadak kacau mendengar apa yang dikatakan gadis itu.

“JYP Entertainment juga berhutang padamu.” Jackson menimpali. 
“Dan juga GOT7.” Tambah Mark singkat namun mengandung arti yang dalam. 
“Benar. Bagaimanapun juga, terima kasih sudah menyelamatkan Leader kami.” Jin Young turut bicara.

“Kalau begitu kalian harus lakukan 1 hal lagi untukku sebagai wujud terima kasih. Setelah itu, kita impas. Jangan ungkit lagi masalah lampu hias itu. Aku hanya sedang tidak beruntung.” Jawab Lily rendah hati.

“Kau gadis yang rendah hati. Pria yang mendapatkanmu pasti adalah pria yang sangat beruntung.” Ujar Young Jae dengan spontan. 
“Apa kau sudah punya pacar, Noona?” tanya Bambam dengan mata berkilat ingin tahu. 
“APA?” Lily terkejut mendengar pertanyaan itu. JB meliriknya dengan jantung berdetak kencang, dia belum siap mendengar jawabannya.

“Itu. Aku...” Lily ingin mengatakan sesuatu tapi JB lebih dulu memotongnya. 
“Bukankah kau ingin kami melakukan sesuatu untukmu? Katakan apa itu?” ujar JB memotong kalimat Lily. 
Lily terdiam sesaat, dia mengerti pasti JB tak ingin dia menjawab pertanyaan Bambam. 

“If You Do.” Ujar Lily tiba-tiba. 
“Ada apa dengan If You Do?” tanya Jackson tak mengerti. 

“Lagu GOT7 favoritku adalah If You Do. Bisakah kalian lakukan live performance If You Do sekarang di hadapanku?” pinta Lily dengan senyum ceria, menatap semua member GOT7 satu per satu. 

“Bukan Hard Carry?” tanya Bambam ingin tahu. 
“Aku lebih suka If You Do.” Jawab Lily mantap. 
“Kenapa?” tanya Yugyeom penasaran.
“Karena JB terlihat sangat seksi dan manly saat menyanyikan lagu itu. Itu seperti lagunya Im Jae Bum.” Jawab Lily malu-malu. 

JB yang tadinya kesal mendadak tersenyum senang saat mendengar Lily memujinya.
“Ahhh...Karena Im Jae Bum. Aku mengerti.” Goda Jackson yang menyadari JB sedang tersenyum malu. 
“Im Jae Bum yang terlihat seksi saat menyanyikan lagu itu.” lanjut Jackson lagi, menggoda Leadernya. 

“Kau pasti senang mendengarnya kan, Hyung? Lihatlah bagaimana dia tersenyum girang sekarang.” Lanjut Jackson lagi, masih tetap menggoda Leadernya.

“Haruskah kita pakai kostum If You Do?” tanya Bambam penasaran. 
“Bisakah itu?” Lily tersenyum girang mendengarnya. 
“Wah, akhirnya kau tampak seperti seorang Fangirl sejati. Ini yang pertama kalinya kau tampak seperti seorang Fangirl.” Gurau Jackson. 
“Apa sebelumnya tidak?” tanya Lily tak mengerti. 

“Tidak. Kau hanya terdiam gugup dan berdiri mematung tak seperti umumnya Fangirl yang bersorak girang saat melihat kami.” Sahut Yugyeom memberi penilaian. 

“Jadi, apa kalian hanya akan duduk di sini? Bagaimana dengan If You Do-ku?” Lily tampak tak sabar melihat live solo performance dari idolanya.

“Baik. Beri kami waktu 10 menit untuk mengganti kostum.” Ujar JB seraya memberi instruksi pada membernya untuk segera berdiri dari kursi mereka. Lily melompat riang dan tersenyum senang sambil mengangguk-anggukkan kepalanya senang. 

“Aku akan menunggu.” Jawabnya sambil tak hentinya tersenyum.

Setelah 10 menit menunggu, para member GOT7 akhirnya kembali ke ruang tamu dengan kostum serba hitam khas If You Do. Lily menatap kagum mereka semua dan mengeluarkan ponselnya. 

“Boleh aku mengambil foto kalian semua?” tanyanya ragu. JB mengangguk mantap dan segera memberi tanda pada yang lain untuk merapat.

Bukan hanya foto grup, Lily juga mengambil foto semua member satu per satu dengan ponselnya. Tapi saat giliran JB, JB spontan menarik tangan Lily dan memeluk pundaknya erat. 

“Kita foto bersama.” Ujarnya dengan nada memerintah. Lily terdiam kikuk, rasa gugup itu kembali melandanya. JB menyadari bahu gadis itu gemetar ringan. 

“Jadi kau masih gugup setelah kita 2 kali berciuman?” goda JB di telinga gadis itu nakal. Seketika Lily menunduk malu dengan wajah memerah. 
“Aku akan mengambil fotomu.” Ujar Lily gugup mencoba melepaskan tangan JB di pundaknya.

“TIDAK! Young Jae yang akan melakukannya.” Ujar JB seraya merebut ponsel di tangan Lily dan menyerahkannya pada Young Jae.

“Young Jae-ah, kau ambil foto kami sebanyak mungkin.” Perintah JB pada membernya yang segera meraih ponsel itu. 
“Oke.” Jawab Young Jae ceria dan mulai mengambil gambar.

JB dengan senang mengambil banyak foto berdua dengan Lily baik melalui ponsel Lily maupun melalui ponselnya sendiri.

Dan dalam semua foto itu terlihat tangan JB yang nakal selalu menyentuh gadis itu, baik memeluk pundaknya, pinggangnya dan bahkan ada pose di mana JB memeluk gadis itu dari belakang dengan mesra, layaknya orang pacaran.

“Tidak bisakah kau singkirkan tanganmu?” Lily selalu memprotes JB yang selalu mencari kesempatan untuk menyentuhnya. 
“Kupikir kita teman.” Bisik JB ringan dan nakal di telinga Lily sambil tetap memeluk pinggangnya mesra. 
“Teman yang selalu ingin memeluk. Teman apa itu?” sindir Lily walau hatinya berbunga-bunga. 
“Teman tapi mesra.” Jawab JB nakal, tetap tidak melepaskan pelukannya di pinggang Lily.

Jantung Lily berdetak 2 kali lebih cepat, dia sangat gugup tapi dia mencoba menikmati saat-saat ini karena tahu saat-saat seperti ini takkan pernah terulang lagi selamanya. 
“Untuk sekali ini saja, ijinkan aku menjadi serakah.” Ujar Lily dalam hatinya.

Setelah sesi pemotretan selesai, Lily memandangi foto-foto itu dengan hati gembira. Dia mengambil foto bukan hanya dengan JB tapi juga dengan semua member bergantian. Bahkan ada beberapa foto mereka berdelapan.

“Apa hasil jepretanku bagus?” tanya Young Jae penasaran. 
“Sempurna, Young Jae-ssi.” Puji Lily seraya mengacungkan jempolnya. 
“Aku senang mendengarnya.” Jawab Young Jae canggung. 

“Aku takkan menyebarkan foto ini. Akan kusimpan untuk diriku sendiri. Karena aku tidak ingin membagi kenangan indah ini dengan orang lain.” Ujar Lily dengan tersenyum meyankinkan. 

“Jadi, apa kita bisa mulai menyanyi sekarang?” tanya Bambam tak sabar. 
“Tentu. Akan kuputar musiknya.” Ujar Lily lalu mulai memutar play list di ponselnya. 
“Melalui ponselmu? Apa suaranya akan keras?” tanya Bambam ragu. 

“Aku punya mini loudspeaker.” Ujar Lily seraya mengeluarkan mini loudspeaker dari dalam tasnya lalu mulai memasangnya. 
“Great! Benar-benar Fangirl.” Ujar Jackson lalu mereka semua tertawa.

“Sudah siap? Aku akan memutarnya sekarang.” Ujar Lily ceria lalu segera duduk dengan manis di atas sofa sementara member GOT7 melakukan live performance secara profesional. Lily tersenyum gembira melihat idolanya menyanyi dan menari untuknya secara live di hadapannya. Tanpa sadar, dia bertepuk tangan dengan gembira setelah mereka selesai menyanyikannya.

“Aaauwwhh...” ujarnya spontan seraya mendekap tangan kanannya di depan dada. Lily benar-benar lupa jika tangannya masih sakit dan dia justru bertepuk tangan dengan gembira. 

“Tanganmu tidak apa-apa? Coba kulihat.” JB spontan berlari dan duduk di sampingnya, memeriksa tangan gadis itu dengan seksama.

“I’m fine.” Jawab Lily singkat seraya mengernyit sakit. Berada dalam jarak sedekat ini dengan JB, kembali membuatnya menjadi gugup. 
“Kau yakin tidak apa-apa?” tanya JB lagi, masih cemas. Lily mengangguk mantap.

“Aku baik-baik saja.” Lanjutnya dengan senyum menenangkan. “Sebaiknya aku pulang sekarang. Terima kasih untuk malam yang indah ini. Aku takkan melupakannya.” Lanjut Lily seraya menatap member GOT7 yang duduk mengelilinginya.

“Aahhh...Have a safe flight for all of you. Semoga kalian tiba di Seoul tanpa kurang suatu apa pun.” Tambahnya tulus. 

“Maukah kau mengantar kami ke airport besok pagi? Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kali.” Pinta JB lirih, tampak tak rela untuk kembali. 

“Jam berapa kalian akan lepas landas?” tanya Lily. 
“Pesawat kami akan terbang pukul 6 pagi.” Jawab JB menjelaskan. 
“Itu berarti kalian harus berada di sana setidaknya pukul 5 pagi atau kurang dari itu.” ujarnya lagi dan JB mengangguk pelan. 

“Apa terlalu pagi?” tanyanya tampak sedih. 
“Akan kuusahakan.” Jawab Lily ragu. 
“Apa itu berarti kau berjanji?” Tanya JB penuh harap. 

“Aku tak suka berjanji karena aku akan merasa sangat bersalah jika tak bisa menepatinya.” Jawab Lily dengan ekspresi menyesal. 

“Aku mengerti. Sebaiknya aku mengantarmu pulang sekarang.” Jawab JB walau tampak sedih mendengarnya.  

“Tidak perlu. Sungguh. Aku juga menginap di Orchard Road. Aku bisa kembali ke hotelku sendiri.” Lily menolak halus. 
“Tapi...” JB mencoba mencari celah.

“Kalian harus istirahat untuk penerbangan besok pagi. Jadi sebaiknya aku pergi sekarang. Aku benar-benar berterima kasih untuk semuanya. Selamat tinggal.” Ujar Lily seraya membungkukkan badannya sopan, membuat member GOT7 kembali membungkuk ke arahnya karena tak enak.

Lily segera mengambil tasnya dan akan berjalan keluar saat lagi-lagi JB menghalanginya. 
“Setidaknya ijinkan aku mengantarmu ke gerbang depan.” Pintanya dengan sorot mata memohon. 

“Baiklah. Terima kasih.” Jawab Lily akhirnya. JB segera menyambar jaketnya dan memakainya lalu berjalan di samping Lily, mengantarnya keluar.

Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Masing-masing tak tahu harus bicara apa. 
“Aku masih berharap bisa melihatmu di Jakarta.” Ujarnya sedih. 
“Maaf.” Hanya satu kata dari Lily tapi cukup membuat hancur hati sedih. 
“Bisakah kita bertemu lagi?” tanya JB masih tak rela. 
“Itu semua tergantung takdir.” Jawab Lily sadar diri. 

“Bisakah aku memelukmu untuk yang terakhir kali?” tanya JB malu-malu. Lily terdiam tapi kemudian mengangguk pelan. 

“Untuk yang terakhir, ijinkan aku menjadi serakah. Maafkan aku, Tuhan.” Lily memohon ampun dalam hati untuk keserakahannya.

“Kurasa tidak masalah bila tidak ada yang melihatnya.” Jawabnya dengan gugup. JB menoleh ke arahnya dengan tersenyum gembira lalu segera menariknya ke tempat yang sepi. Jantung Lily berdegup kencang saat perlahan tapi pasti, JB mulai mendekatkan dirinya.

“Aku akan sangat merindukanmu.” Ujarnya lembut lalu menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat. JB membelai lembut rambut panjang gadis itu yang hitam dan lurus. 
“Aku menyukaimu, Lily. Aku berharap kita bisa bertemu lagi.” Tambahnya, terdengar tulus. 

“Tolong jangan buat aku semakin jatuh cinta padamu, Jae Bumie. Kau tak mungkin jadi milikku.” Jawab Lily dengan suara gemetar, tanpa sadar airmatanya menetes pelan. 

“Bila Tuhan memberi kita kesempatan untuk bertemu lagi, maukah kau memberiku kesempatan?” pinta JB dengan penuh harap.

“Jika memang ada kesempatan untuk kita bertemu lagi, aku akan mencoba untuk bersikap serakah. Aku tak peduli walau seluruh IGOT7 di seluruh dunia akan memakiku, aku ingin bersamamu.” jawab Lily malu-malu. 

JB tersenyum bahagia mendengarnya, “Maka aku akan berdoa pada Tuhan agar memberi kita kesempatan itu.” jawab JB penuh harap. 

“I think I Love You.” Ujarnya lagi dengan mesra, lalu memberi jarak pada tubuh mereka dan menarik wajah Lily mendekat.

JB memberanikan diri mencium gadis itu sekali lagi, tapi kali ini dengan lembut dan penuh perasaan. Lily menutup matanya perlahan dan tanpa sadar membalas ciuman itu. JB tersenyum menyadari gadis itu akhirnya membalas ciumannya.

Mereka berciuman selama beberapa saat dengan bintang-bintang di langit sebagai latar belakang mereka. JB tampak tak rela melepaskan gadis itu walaupun mereka berdua telah sama-sama kehabisan napas.

“Aku akan mengirim pesan padamu jika aku merasa rindu. Berjanjilah kau akan membalasnya.” Pinta JB dengan nada mengintimidasi. Lily hanya mengangguk malu tanpa kata. 

“Apa aku sedang tidak bermimpi?” tanyanya lagi. JB tersenyum lalu kembali menciumnya sekali lagi tanpa kata dan baru kembali melepaskannya setelah mereka kehabisan napas. 

“Apa ini terasa bagai mimpi untukmu?” godanya nakal. “Jika ini masih terasa bagai mimpi, aku akan...” ucapan JB terpotong karena Lily buru-buru mendorongnya lembut. 

“Sudah malam. Kau harus tidur agar besok bisa bangun pagi, kan?” ujar Lily pengertian. 
“Apa kau akan memimpikan aku?” tanya JB menggodanya. 
“Aku selalu memimpikanmu setiap malam bahkan sebelum aku bertemu denganmu.” Jawab Lily jujur. 
“Kalau begitu, kita bertemu dalam mimpi.” Jawab JB dengan tersenyum sedih. 
“Aku akan benar-benar merindukanmu.” Ujarnya lagi, kembali memeluk gadis itu. 
“Hei, jika kau terus memelukku seperti ini, lalu kapan aku akan pulang?” protes Lily bercanda.


“Tidak bisakah kau ikut aku ke Korea?” pinta JB lagi. 
“Visa koreaku sudah habis masa berlakunya.” Jawab Lily jujur. 
“Aku akan memberimu uang agar kau bisa membuatnya.” Jawab JB cepat. 
“Tidak. Aku bisa mencari uang sendiri.” Jawab Lily cepat. 
“Aku tak mau berpisah denganmu.” Lagi, JB tampak tak rela. 

“Bukankah kau bilang kau percaya takdir? Jika kita memang ditakdirkan untuk bersama, kita pasti bisa bertemu lagi.” Jawab Lily pengertian. 
“Bagaimana jika takdir tak mengijinkan kita untuk bertemu?” JB mendadak takut. 
“Berarti kau harus melupakan aku dan menganggap ini semua hanya mimpi. Aku juga akan menganggapnya seperti itu.” jawab Lily dengan berbesar hati. 
“Tidak. Aku akan selamanya menyimpanmu dalam lubuk hatiku yang paling dalam.” Ujar JB tak rela.

Member GOT7 tampak mengintip dari balik jendela ke arah mereka bicara berdua bicara dan bercuman, “Jae Bum Hyung terus mencium dan memeluk gadis itu. Dia tampak tak rela melepaskannya.” Bambam berkomentar.

“Jae Bum Hyung selalu mengambil untung setiap kali ada kesempatan. Lihat foto-foto ini! Tangan Jae Bum Hyung bergentayangan di tubuh gadis itu. Dia memeluk pinggangnya, lalu pundaknya atau kalau tidak, menggenggam tangannya.” Young Jae ikut berkomentar.

Changi Airport Terminal 1, Singapore. 
“Anak-anak, kita masuk sekarang.” Intstruksi sang manajer pada ke-6 member GOT7 yang sudah siap untuk terbang kembali ke negara mereka. Young Jae tak ikut serta karena satu dan lain hal. Dia akan menyusul keesokan harinya.

Hari ini penerbangan mereka dijadwalkan pukul 6.15 pagi jadi mereka harus berada di airport kurang lebih satu jam lebih awal. Dan karena terlalu pagi itulah jadi tak banyak Fans yang ikut mengantar ke airport dan itu sejujurnya membuat para member menjadi lebih rileks dan nyaman. Apalagi setelah insiden di USS kemarin siang.

Ke-5 member GOT7 satu per satu mulai melewati boarding gate, kecuali JB yang berdiri paling belakang dan tampak tak rela pergi dari tempat itu. Matanya terus memandang ke belakang, ke arah kerumunan Fans yang jumlahnya tak seberapa, untuk mencari seorang gadis yang dia rindukan. Dia tampak kecewa saat menyadari gadis itu tak ada di sana.

“Jae Bum-ah, ayo masuk.” Panggil sang Manajer. 

JB mengangguk pelan seraya kembali menoleh ke belakang untuk terakhir kalinya. Tapi sesaat sebelum masuk ke boarding gate, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan Whats App masuk dan dia tertegun sesaat ketika melihat nama yang muncul di layar.

“Kau bilang kau ingin mencoba memakai warna terang. Tapi apa ini? Kau tetap memakai warna gelap. Membosankan.” Bunyi pesan itu, mengindikasikan bahwa pengirim pesan itu ada di sana hingga mengetahui warna jaket yang dikenakannya.

JB menoleh spontan ke belakang sekali lagi. Dan akhirnya dia melihat seorang gadis berambut hitam panjang dan lurus berdiri di kerumunan fans paling belakang seraya melambaikan sebelah tangannya yang diperban dan tersenyum manis padanya. JB melihatnya dan hatinya menjadi sangat lega, “Setidaknya aku bisa melihatmu untuk yang terakhir kali.” Batinnya saat itu.

JB balas melambaikan tangannya ke arah Fans seraya tersenyum manis. Lily tersenyum karena JB akhirnya melihatnya, lalu dia mulai mengetik lagi dengan tangan kirinya. Ini tidak mudah. Itu sebabnya dia lebih dulu mengetikkan pesannya di sebuah note dan kemudian mencopy-nya ke What Apps.

“JB, thank you for giving me a dream I never thought I would have.” Bunyi pesan kedua yang masuk. JB ingin menulis balasan tapi pesan ketiga kembali masuk. 

“Goodbyes are not forever. Goodbye are not the end. They simply mean I’ll Miss you until we meet again.” JB tersenyum membaca kalimat “Until we meet again” yang ditulis Lily dalam pesannya. 

“Have a safe flight. See you on Taipei. And for Bambam question last night, I have no boyfriend.” Lagi, pesan keempat masuk sebelum JB sempat menulis balasannya.

“See You On Taipei.” Kalimat yang membuatnya girang bukan kepalang. Lily akan melihatnya di Taipei. Dia akan datang ke Taipei. 

Dan kalimat terakhir yang berbunyi “I have no boyfriend.” Benar-benar membuat JB bersorak girang dalam hati.

“Jae Bum-ah, apa yang kau lakukan? Cepat masuk.” Lagi, Sang Manajer memberi instruksi. JB mengangguk lalu menuliskan sebuah balasan sebelum mulai kemudian mematikan ponselnya dan naik ke dalam pesawat.

“Let’s Meet on Taipei. Until we meet again, please keep on loving me. I’ll miss you, Lily.” Tulis JB di pesannya. 

“I’ll be loving you forever.” Tulis Lily di pesannya seraya melambaikan tangannya saat JB perlahan melangkah masuk ke dalam boarding gate.

“Finally, I decide to send you away, back up to where you belong, in the galaxy, to be the shining star. In the galaxy, you are destined to be the speck of sparkling dust in the night sky while I am fated to be the speck dust on the ground. Our paths were never be across, just like how we were never meant for one another. Everything merely went back to where it was supposed to be and where everyone expected to be. My place has always been in the audience’s stand.” Ujar Lily dalam hati, tanpa sadar airmatanya menetes pelan. Mimpi indahnya sudah berakhir dan sekarang saatnya dia kembali ke alam nyata.

“I guess it is time I woke up from this beautiful dream already. JB, thank you for giving me a dream I never thought I would have. For me, you are like My CHRISTMAS MIRACLE. Thank you for being My Ultimate Present Christmas. Dear Jesus, thank you for Your Ultimate Blessing.” Lanjut Lily dalam hati seraya melangkah pergi dari sana.

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar