“Kau adalah pria brengsek yang telah mencuri ciuman pertamaku. Aku ingin kau membayarnya suatu hari nanti.” Hhhmm...Pertemuan pertama yang tak terduga dengan pria tampan namun aneh mungkin adalah awal yang baru bagi Moon Yu Jin. Mampukah pria itu mengubah awan mendung dalam hati Yu Jin menjadi "pelangi" Musim Gugur yang indah? Ataukah kehadirannya justru akan menambah luka? Bagaimana kelanjutan kisah mereka selanjutnya? Jika kalian tertarik dengan kisah ini, kalian bisa menghubungi saya untuk membantu Anda melakukan pemesanan. So, here is the last teaser from "Autumn Rainbow" novel. Happy Reading, readers ^.^
"Chapter 4 : First Kiss"
“Dadaku sesak sekali. Tuhan, apa
hari ini aku akan mati?” Yu Jin hanya bisa berdoa dengan pasrah saat
kesadarannya mulai menghilang. Semuanya perlahan menjadi dingin dan gelap, dan
dia pun tak ingat apa-apa lagi.
“Dia benar-benar tenggelam? Oh
tidak! Apa yang sudah kulakukan? Kukira dia hanya bercanda.” Ujar Joo Wonn
panik saat dia melihat gadis itu mulai tenggelam ke dasar danau. Tanpa pikir
panjang lagi dia segera melepas jaketnya dan melompat ke danau menolong gadis
itu.
“Nona...Tenanglah, aku akan
menyelamatkanmu.” Seru Joo Won panik, sambil terus menyelam ke dasar danau
mencari gadis itu. Akhirnya dia melihat gadis itu berada diantara tanaman air
yang melilit kakinya dengan erat, gadis itu terdiam, dia pingsan. Joo Won
segera bergerak cepat meraih pisau lipat yang kebetulan dibawanya dalam saku
celananya dan berusaha memotong tanaman yang melilit kaki Yu Jin.
“Sial. Tanamannya kuat sekali.”
Maki Joo Won dalam hati saat tanaman air tak kunjung terputus juga. Akhirnya
setelah berkali-kali mencoba, tanaman air itu dapat juga diputuskannya, dengan
cepat, Joo Won segera memeluk tubuh Yu Jin yang sudah pingsan karena kehabisan
oksigen dan membawanya naik keatas.
“Nona...Nona...Maafkan aku! Aku
tidak tahu kau tidak bisa berenang. Kumohon sadarlah!” ujar Joo Won panik
seraya memberikan napas buatan pada Yu Jin. Dia memompa dada gadis itu,
memaksanya memuntahkan semua air yang sudah ditelannya.
Satu...Dua...Tiga...Empat. Pada
pemberian napas buatan yang keempat, akhirnya gadis itu membuka matanya dan
terbatuk-batuk. Joo Won segera membantunya duduk dan menyelimutkan jaketnya
yang tadi tergeletak ditanah ke tubuh Yu Jin, bertanya dengan khawatir “Kau
baik-baik saja kan?” suaranya terdengar cemas sekali. Dia menatap Yu Jin dengan
pandangan bersalah. Yu Jin menatapnya sekilas dan menyadari satu hal.
“Kau tadi menciumku?” Yu Jin
balik bertanya, menghiraukan pertanyaan pemuda itu. Joo Won tercekat. Mencium?
“Nona, tadi itu napas buatan. Aku
sedang menolongmu.” Jawab Joo Won sambil tertawa lucu. Yu Jin memandangnya
marah.
“Ini tidak lucu! Kau sudah
melempar kepalaku dengan bola, lalu melemparku ke dasar danau dan sekarang
menciumku saat aku pingsan. Dasar pria mesum! Kenapa aku sial sekali bertemu
denganmu?” Yu Jin berteriak marah. Joo Won terpana.
“Pria mesum? Aku? Hei, apa kau
tidak bisa membedakan antara ciuman dengan napas buatan?” sindir Joo Won tak
terima disebut sebagai pria mesum.
“Kau menciumku. Aku melihatnya
sendiri. Kau pria mesum yang mengambil kesempatan saat ada seorang gadis sedang
terbaring pingsan.” Tuduh Yu Jin makin menjadi-jadi.
Joo Won tak bisa bersabar lagi,
dia tidak terima dituduh sebagai pria mesum. Tanpa pikir panjang, dia menarik
tubuh Yu Jin dengan cepat, memeluknya erat dan meraih dagunya lalu mencium
bibirnya dengan lembut tapi penuh gairah.
“Gadis ini harus tahu perbedaan
antara ciuman dengan napas buatan.” Pikir Joo Won saat itu. Tapi begitu
bibirnya menyentuh bibir Yu Jin, sebuah kilatan listrik yang aneh seperti
mengalir dalam tubuhnya. Tubuh gadis ini menggigil kedinginan tapi bibirnya
begitu hangat. Hangat dan menggoda.
Ciuman yang awalnya direncanakan
singkat saja, hanya sekedar untuk membuktikan perbedaan antara ciuman dan napas
buatan, kini sudah berubah menjadi sebuah ciuman yang lembut tapi menuntut.
Bukannya melepas pelukannya, Joo Won justru mengeratkan pelukannya di tubuh
gadis itu, mengulum bibirnya dengan gairah membara yang belum pernah
dirasakannya. Manis dan menggoda.
Sementara Yu Jin hanya terdiam
bingung. Pria itu menciumnya lagi. Tanpa seijinnya? Beraninya. Batinnya
memberontak tapi fisiknya tak berdaya. Dia merasa pelukan pria itu sudah
membuatnya menjadi lemah. Bukannya menolak, Yu Jin justru memejamkan matanya.
Dia mengerang lirih saat ciuman Joo Won semakin berani. Ciumannya bergerak
turun dari bibir ke lehernya, saat itulah Yu Jin mulai tersadar, pria ini mulai
kurang ajar. Dia mengumpulkan semua tenaganya dan mendorong pria itu dengan
kuat lalu menamparnya keras-keras.
PLAKKK...
Sebuah tamparan keras mendarat di
wajah tampan pria itu. “Kau sudah keterlaluan.” Yu Jin menamparnya dengan
airmata menetes pelan dari sudut matanya yang indah. Tubuhnya mulai menggigil
lagi saat Joo Won tak lagi memeluknya.
“Celaka. Kesalahan yang
memabukkan. Dia pasti benar-benar menganggapku pria mesum sekarang.” Batin Joo
Won saat menyadari kesalahannya. Dia menatap Yu Jin yang mulai menangis
pelan.
“MAAF. Aku hanya ingin
menunjukkan padamu perbedaan antara ciuman dan napas buatan, tapi..” kalimat
Joo Won terhenti saat Yu Jin berkata dengan nada marah.
“Kau adalah pria brengsek yang
telah mencuri ciuman pertamaku. Aku ingin kau membayarnya suatu hari nanti.”
Ujar Yu Jin sambil menangis lalu segera berdiri dan berlari, meninggalkan Joo
Won yang merasa bersalah sendirian disini.