Sabtu, 27 Desember 2014

(Teaser) Autumn Rainbow : Chapter 4

“Kau adalah pria brengsek yang telah mencuri ciuman pertamaku. Aku ingin kau membayarnya suatu hari nanti.” Hhhmm...Pertemuan pertama yang tak terduga dengan pria tampan namun aneh mungkin adalah awal yang baru bagi Moon Yu Jin. Mampukah pria itu mengubah awan mendung dalam hati Yu Jin menjadi "pelangi" Musim Gugur yang indah? Ataukah kehadirannya justru akan menambah luka? Bagaimana kelanjutan kisah mereka selanjutnya? Jika kalian tertarik dengan kisah ini, kalian bisa menghubungi saya untuk membantu Anda melakukan pemesanan. So, here is the last teaser from "Autumn Rainbow" novel. Happy Reading, readers ^.^


"Chapter 4 : First Kiss"




“Dadaku sesak sekali. Tuhan, apa hari ini aku akan mati?” Yu Jin hanya bisa berdoa dengan pasrah saat kesadarannya mulai menghilang. Semuanya perlahan menjadi dingin dan gelap, dan dia pun tak ingat apa-apa lagi.

“Dia benar-benar tenggelam? Oh tidak! Apa yang sudah kulakukan? Kukira dia hanya bercanda.” Ujar Joo Wonn panik saat dia melihat gadis itu mulai tenggelam ke dasar danau. Tanpa pikir panjang lagi dia segera melepas jaketnya dan melompat ke danau menolong gadis itu. 

“Nona...Tenanglah, aku akan menyelamatkanmu.” Seru Joo Won panik, sambil terus menyelam ke dasar danau mencari gadis itu. Akhirnya dia melihat gadis itu berada diantara tanaman air yang melilit kakinya dengan erat, gadis itu terdiam, dia pingsan. Joo Won segera bergerak cepat meraih pisau lipat yang kebetulan dibawanya dalam saku celananya dan berusaha memotong tanaman yang melilit kaki Yu Jin.

“Sial. Tanamannya kuat sekali.” Maki Joo Won dalam hati saat tanaman air tak kunjung terputus juga. Akhirnya setelah berkali-kali mencoba, tanaman air itu dapat juga diputuskannya, dengan cepat, Joo Won segera memeluk tubuh Yu Jin yang sudah pingsan karena kehabisan oksigen dan membawanya naik keatas.

“Nona...Nona...Maafkan aku! Aku tidak tahu kau tidak bisa berenang. Kumohon sadarlah!” ujar Joo Won panik seraya memberikan napas buatan pada Yu Jin. Dia memompa dada gadis itu, memaksanya memuntahkan semua air yang sudah ditelannya.

Satu...Dua...Tiga...Empat. Pada pemberian napas buatan yang keempat, akhirnya gadis itu membuka matanya dan terbatuk-batuk. Joo Won segera membantunya duduk dan menyelimutkan jaketnya yang tadi tergeletak ditanah ke tubuh Yu Jin, bertanya dengan khawatir “Kau baik-baik saja kan?” suaranya terdengar cemas sekali. Dia menatap Yu Jin dengan pandangan bersalah. Yu Jin menatapnya sekilas dan menyadari satu hal. 

“Kau tadi menciumku?” Yu Jin balik bertanya, menghiraukan pertanyaan pemuda itu. Joo Won tercekat. Mencium?

“Nona, tadi itu napas buatan. Aku sedang menolongmu.” Jawab Joo Won sambil tertawa lucu. Yu Jin memandangnya marah. 

“Ini tidak lucu! Kau sudah melempar kepalaku dengan bola, lalu melemparku ke dasar danau dan sekarang menciumku saat aku pingsan. Dasar pria mesum! Kenapa aku sial sekali bertemu denganmu?” Yu Jin berteriak marah. Joo Won terpana.

“Pria mesum? Aku? Hei, apa kau tidak bisa membedakan antara ciuman dengan napas buatan?” sindir Joo Won tak terima disebut sebagai pria mesum. 

“Kau menciumku. Aku melihatnya sendiri. Kau pria mesum yang mengambil kesempatan saat ada seorang gadis sedang terbaring pingsan.” Tuduh Yu Jin makin menjadi-jadi.

Joo Won tak bisa bersabar lagi, dia tidak terima dituduh sebagai pria mesum. Tanpa pikir panjang, dia menarik tubuh Yu Jin dengan cepat, memeluknya erat dan meraih dagunya lalu mencium bibirnya dengan lembut tapi penuh gairah. 

“Gadis ini harus tahu perbedaan antara ciuman dengan napas buatan.” Pikir Joo Won saat itu. Tapi begitu bibirnya menyentuh bibir Yu Jin, sebuah kilatan listrik yang aneh seperti mengalir dalam tubuhnya. Tubuh gadis ini menggigil kedinginan tapi bibirnya begitu hangat. Hangat dan menggoda.

Ciuman yang awalnya direncanakan singkat saja, hanya sekedar untuk membuktikan perbedaan antara ciuman dan napas buatan, kini sudah berubah menjadi sebuah ciuman yang lembut tapi menuntut. Bukannya melepas pelukannya, Joo Won justru mengeratkan pelukannya di tubuh gadis itu, mengulum bibirnya dengan gairah membara yang belum pernah dirasakannya. Manis dan menggoda.

Sementara Yu Jin hanya terdiam bingung. Pria itu menciumnya lagi. Tanpa seijinnya? Beraninya. Batinnya memberontak tapi fisiknya tak berdaya. Dia merasa pelukan pria itu sudah membuatnya menjadi lemah. Bukannya menolak, Yu Jin justru memejamkan matanya. Dia mengerang lirih saat ciuman Joo Won semakin berani. Ciumannya bergerak turun dari bibir ke lehernya, saat itulah Yu Jin mulai tersadar, pria ini mulai kurang ajar. Dia mengumpulkan semua tenaganya dan mendorong pria itu dengan kuat lalu menamparnya keras-keras.

PLAKKK...
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah tampan pria itu. “Kau sudah keterlaluan.” Yu Jin menamparnya dengan airmata menetes pelan dari sudut matanya yang indah. Tubuhnya mulai menggigil lagi saat Joo Won tak lagi memeluknya.

“Celaka. Kesalahan yang memabukkan. Dia pasti benar-benar menganggapku pria mesum sekarang.” Batin Joo Won saat menyadari kesalahannya. Dia menatap Yu Jin yang mulai menangis pelan. 

“MAAF. Aku hanya ingin menunjukkan padamu perbedaan antara ciuman dan napas buatan, tapi..” kalimat Joo Won terhenti saat Yu Jin berkata dengan nada marah.

“Kau adalah pria brengsek yang telah mencuri ciuman pertamaku. Aku ingin kau membayarnya suatu hari nanti.” Ujar Yu Jin sambil menangis lalu segera berdiri dan berlari, meninggalkan Joo Won yang merasa bersalah sendirian disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar