Sabtu, 27 Desember 2014

(Teaser) Autumn Rainbow : Chapter 2

“Happiest City. Banyak yang menjuluki kota Hangzhou sebagai The Happiest City in the world.” Kota yang paling bahagia di dunia tapi justru bagaikan Neraka bagi Moon Yu Jin. Pantaskah Hangzhou disebut sebagai the Happiest City? Well, kurasa tidak bagi Moon Yu Jin...


"Chapter 2 : Goodbye My Love"




“Yu Jin, tunggu!” seru si pria padanya. Ia berbalik, meninggalkan si wanita yang bersandar pada dinding itu.

“Seung Gi Oppa, teganya kau...” Yu Jin tak sanggup berkata-kata. Ketika Seung Gi mendekatinya, dia melihat wajah si wanita. Wajahnya yang bulat, rambutnya yang berwarna coklat sebahu dan lipstiknya yang merah menyala.

“Hwang Chae Won!” serunya sakit. Ternyata itu Seung Gi dan Chae Won. 
“Yu Jin, dengar...” kata Seung Gi, napasnya terengah-engah.

“Kenapa? Karena mencium Chae Won atau karena mengejarku?” Yu Jin hanya menatapnya sinis tanpa bisa mengatakan apa-apa.

Pria itu menarik napas dalam-dalam dan mencoba bicara lagi.
“Yu Jin, aku harus memberitahumu...” ujarnya dengan terengah-engah. 

“AKU TAK MAU DENGAR!” ujar Yu Jin terluka, dia memotong kalimatnya sebelum Seung Gi sanggup berkata banyak, lalu segera berlari masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya keras-keras.

Dia sengaja membiarkan kamar dalam keadaan gelap. Benar. Malam ini adalah malam paling gelap dalam hidupnya. Yu Jin serasa memasuki kegelapan yang dingin. Karena selama ini dia percaya sepenuhnya pada Seung Gi, dia percaya pria itu mencintainya, dan bukan Chae Won. 

“Sekarang apa yang bisa kupercaya? APA? Bahkan orang yang sudah kuanggap sahabat tega menikamku dari belakang. INIKAH PENGKHIANATAN? Seperti inikah rasanya di khianati oleh orang yang kau sayang? Park Seung Gi dan Hwang Chae Won, kenapa mereka berciuman di balik punggungku sementara aku begitu mempercayai mereka. Apa lagi yang bisa kupercaya sekarang?” Yu Jin terdiam dan berpikir, sejak kapan mereka mulai berhubungan.

Otaknya mulai mengingat satu per satu kenangannya bersama mereka. Akhirnya dia menyadari memang ada beberapa waktu saat dia melihat Chae Won dan Seung Gi begitu dekat. 

Dia ingat saat mereka bertiga menonton bioskop bersama. Saat itu dia datang agak terlambat, dia segera mencari Seung Gi dan akhirnya dia melihat Seung Gi berdiri didepan penjual popcorn. Yu Jin terkejut saat melihat Chae Won berdiri disisi pria itu.

Gadis itu merangkul bahu Seung Gi dengan santai. Mereka tertawa bersama, mereka bercanda begitu akrab, kepala mereka hampir beradu. 

“Apa-apaan ini?” Yu Jin ingat berkata begitu dalam hatinya saat melihat kedekatan mereka. Chae Won selalu menggoda Seung Gi meski Yu Jin ada di sampingnya. Mereka selalu saling mengganggu dan menggoda. Tapi tak pernah disangkanya gadis itu berani menggoda Seung Gi saat Yu Jin tak ada disana.

Melihat mereka tertawa berdua, sementara lengan Chae Won dengan santainya memeluk pundak Seung Gi seolah-olah ia memilikinya benar-benar membuat Yu Jin muak. 

Tapi Chae Won sahabatnya, Yu Jin tidak mau punya pikiran buruk tentangnya. Akhirnya dia hanya berjalan menerobos kerumunan dan bergegas mendatangi mereka. Begitu melihat Yu Jin, Chae Won spontan melepaskan pelukannya dan mundur selangkah. Memandang Yu Jin dengan tatapan gugup dan berkata pelan “Kau sudah datang?” tanyanya tanpa dosa, walau tampak kegugupan dalam nada suaranya. Kenangan Yu Jin berputar kembali ke saat sekarang.

“Mungkinkah sejak itu mereka sudah berhubungan di belakangku secara diam-diam?” batinnya  menjerit sakit. 

Lalu ucapan Seung Gi tadi siang seketika terulang lagi dalam benak Yu Jin. “Happiest City. Banyak yang menjuluki kota Hangzhou sebagai The Happiest City in the world. Itu sebabnya aku mengajakmu kemari. Aku berharap bisa memberikanmu kebahagiaan yang mungkin setelah ini tak bisa lagi kuberikan. Aku ingin kau mengingat kebahagiaan saat bersamaku, walau mungkin saat itu kita tak lagi bersama.” Ujarnya dengan lirih dan tampak keragu-raguan dari caranya bicara.

Yu Jin terhenyak dan diam. Airmatanya terus mengalir pelan. Dia juga ingat kalimat yang dia ucapkan pada Seung Gi tadi siang. 

“Danau Sihu, The Broken Bridge, Pagoda Lei Feng, semuanya sangat indah tapi sayang menyimpan banyak sekali kisah sedih yang membuat siapapun yang mendengarnya ingin menangis. Kenapa dua orang yang saling mencintai tidak bisa bersama? Bukankah itu sangat tidak adil?” ujar Yu Jin saat itu.

“Karena takdir tidak mengizinkan mereka bersama. Karena jodoh mereka sudah selesai dan tidak ada gunanya lagi diteruskan.” Jawab Seung Gi pelan dan dalam. Airmata Yu Jin turun semakin deras, saat menyadari kalau saat itu, dia sama sekali tidak bicara soal legenda siluman ular itu tapi tentang hubungan mereka. 

“Apa karena mereka siluman dan manusia? Jika memang takdir tidak mengizinkan mereka bersama, kenapa mereka harus dipertemukan?” Yu Jin ingat bagaimana dengan naifnya dia masih berpikir bahwa mereka sedang membicarakan tentang legenda.

“Karena cinta tidak selamanya harus saling memiliki. Kadang kala melepaskan adalah hal yang terbaik.” Jawab Seung Gi lagi,  menerawang dan baru dia sadari inilah maksud sebenarnya Seung Gi membawanya kemari. 

Yu Jin menghapus airmatanya dan melangkah kearah lemari pakaian, dia mengambil koper dan mulai mengemasi semua barang-barangnya. Tapi sebelum pergi, dia ingin memastikan satu hal sekali lagi. Gadis itu meraih ponselnya dan meminta Seung Gi bertemu dengannya di Jembatan itu, saat ini juga.

The Broken Bridge, Hangzhou – China terlihat semakin indah di malam hari. Sinar bulan dan kelap kelip bintang terpantul dengan sempurna di air danau itu. Di sekeliling gadis itu, daun-daun maple mulai berjatuhan ke tanah namun ada pula yang tertiup angin dan jatuh di atas danau dan perlahan bergerak menjauh seiring pergerakan air di danau itu. 

“Apa kau sudah menunggu lama?” tanya seorang pria dari arah belakang, dengan perlahan Yu Jin menoleh dan melihat mereka berdua disana, bergandengan tangan.

Dia merasakan hatinya merasakan sakit sekali lagi, bagaikan ditusuk ribuan pedang. Tapi Yu Jin berusaha menahannya, walau bulir-bulir air mulai menggenang tapi dia berusaha menahannya agar tidak jatuh disana. Tidak didepan mereka. 

Yu Jin menatap mereka dengan pandangan dingin. Saat itu dia sadar perasaannya terhadap Seung Gi sudah tak sama lagi, dia mungkin masih mencintainya tapi dia tak percaya lagi padanya.

“Aku ingin menjelaskan.” Ulang Seung Gi lirih. Dia mulai melepaskan tangan Chae Won dan melangkah mendekati Yu Jin tapi gadis itu berjalan mundur, tak ingin pria itu mendekatinya.

“Well, bicaralah!” kata Yu Jin menantang. Dia ingin terlihat dingin dan kuat tapi suaranya justru terdengar gemetar. 

“Aku dan Chae Won capek sembunyi-sembunyi. Boleh dibilang, aku senang kau memergoki kami.” kata Seung Gi, Yu Jin tak percaya kalimat yang tak berperasaan itu muncul dari dalam mulut Seung Gi sendiri.

“Kau dan Chae Won pacaran diam-diam di belakangku?” Yu Jin terlihat tidak bisa menyembunyikan perasaan sakit hatinya. Tapi kata-kata Seung Gi serasa menusuknya, lebih tajam dari hembusan angin musim gugur yang dingin ini. 

Sekilas, dia menangkap senyum tipis penuh kemenangan dari sudut bibir gadis itu. Hwang Chae Won tersenyum. Dia tak tampak menyesal sama sekali.

“Apa dia merasa bahagia karena berhasil mengalahkan aku dan merebut kekasihku di depan mataku?” batin Yu Jin kesal dan marah, tapi dia berpura-pura seolah baik-baik saja. 

“Chae Won dan aku tidak ingin menyakitimu, Yu Jin. Tapi kami memang pacaran, sudah setahun ini.” Jawab Seung Gi tanpa merasa bersalah sedikitpun. Yu Jin tidak tahu harus mengatakan apa. Hatinya merasa sangat sakit. Dan perasaan itu dengan cepat berubah menjadi kemarahan.

“Pernahkah... sekali saja, kau mencintaiku?” tanya Yu Jin dengan suara gemetar padanya. Dia ingin mendengarnya sekali saja dari mulut pria itu.

Lama Seung Gi terdiam dan akhirnya dia berkata pelan. “Aku minta maaf, Yu Jin. Aku benar-benar menyesal.” Ujar Seung Gi, tampak menyesal. 

“Menyesal karena apa? Menyesal karena mengkhianatiku atau menyesal karena tak pernah mencintaiku? Jika kau tak mencintaiku kenapa dulu kau mengejarku?” seru Yu Jin marah, hatinya sangat terluka. Sebuah luka yang mungkin takkan pernah bisa disembuhkan lagi selamanya.

“Terima kasih untuk semuanya. Khususnya padamu, Hwang Chae Won. Kau sudah menunjukkan padaku pria seperti apa Park Seung Gi itu. Juga sudah menunjukkan padaku wajahmu yang sesungguhnya. Pengkhianat. Kalian berdua memang pasangan serasi, sama-sama seorang pengkhianat. Semoga dia tidak pernah mengkhianatimu seperti dia mengkhianatiku.” Ujar Yu Jin tegas dan dingin, lalu segera melangkah pergi meninggalkan mereka. 

“Musim gugur yang menyakitkan. Aku benci Musim Gugur!” Ujar Yu Jin dalam hati seraya meninggalkan tempat itu dengan berlinang airmata.

End Of Flashback...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar