Mari mulai dengan prolog...Seperti biasa, saya selalu memulai suatu kisah dengan prolognya lebih dulu hehehe =) Hhhhmmm, kali ini setting dimulai di Hangzhou, China sebelum akhirnya balik kandang ke Korea Selatan hahaha =) Kita mulai dengan pemandangan musim gugur yang indah di Danau SiHu di Hangzhou, China... Pernah dengar legenda Siluman Uar Putih yang dihukum dikurung dalam Pagoda Lei Feng karena kesalahannya mencintai manusia? Well, diadaptasi dari dongeng itu, kisah ini dimulai... Eits, tapi Moon Yu Jin bukan siluman ular loh ya? Hahaha,, maksudku settingnya diawali disana. So, kita jalan-jalan lebih dulu di Hangzhou, China sebelum masuk ke kisah yang sebenarnya. Diawali dengan tragedi dan pengkhianatan, entah bagaimana kisah ini akan diakhiri nantinya. Well, saya rasa anda akan tahu jika membeli novelnya hehehe =) Lets, start readers ^.^
"Prolog : The Broken Bridge"
Aku ingat betul hari itu. Hari
yang paling indah dalam hidupku. Dia mengajakku berlibur ke China, tepatnya ke
Kota Hangzhou, Propinsi Zhejiang, China. Selama dua minggu lamanya kami berdua
bergembira bersama. Aku dan dia pergi melihat banyak tempat wisata yang
indah.
Pagoda Lei Feng, The Dragon Well
Tea atau Long Qing yaitu tempat asal teh Long Qing yang terkenal itu, Kuil Ling
Yin, Xi Xhi Wet Land yaitu sebuah tempat dengan keadaan alam yang sangat indah,
bagaikan sebuah suaka margasatwa atau cagar alam, Danau Sihu dan jembatan patah
hati atau yang terkenal dengan nama The Broken Bridge atau Thuan Qiao.
Konon di jembatan inilah menurut
legenda, sang siluman ular putih berpisah dengan suaminya, Xu Xian untuk
selamanya. Kisah cinta dua dunia antara siluman ular dan manusia adalah kisah
cinta yang terlarang, dan Pai Shu Chen yang malang harus menghabiskan sepanjang
hayatnya terkurung di Pagoda Leifeng sebagai hukuman atas kesalahannya
mencintai manusia.
Kesalahan? Apakah mencintai
seseorang adalah sebuah kejahatan yang harus mendapat hukuman yang begitu
kejam? Bukankah Tuhan menciptakan sepasang manusia untuk saling mencintai dan
memiliki? Kenapa dua orang yang saling mencintai tidak bisa bersama? Lama aku
memikirkan hal ini dan akhirnya sekarang aku mengerti bahwa tidak selamanya
cinta itu harus saling memiliki.
Jembatan Patah Hati atau The
Broken Bridge, memang sesuai dengan namanya, karena di jembatan inilah aku
harus kehilangan orang yang kucintai karena sebuah pengkhianatan keji yang
dilakukan oleh sahabatku sendiri. Benar. Sahabatku sendiri. Dan semua itu
terjadi di musim gugur yang indah di sebuah tempat yang sarat akan sebuah
legenda yang romantis namun berakhir duka.
Hangzhou adalah Surga Dunia,
itulah yang dikatakan semua orang, tapi bagiku Hangzhou bagaikan Neraka. Selama
dua minggu lamanya aku merasa bagaikan hidup dalam mimpi, dia membawaku ke
semua tempat yang indah dan mengabulkan apapun yang kuinginkan. Bagaikan mimpi
aku bisa menghabiskan liburan kelulusanku dengan seseorang yang kucintai ke
sebuah tempat yang begitu indah. Tapi mimpi tetaplah mimpi, begitu aku bangun
semuanya akan berakhir.
Bagaikan kisah Cinderella... Gaun
indah, sepatu kaca dan kereta kuda akan hilang dalam sekejap mata saat jam dua
belas malam telah tiba. Surga Dunia, Hangzhou seketika menjadi sebuah Neraka
bagiku saat kekasihku mencampakkan aku dan pergi dengan sahabatku sendiri.
Aku menarik napas pasrah setiap
kali aku mengingat kenangan pahit itu. Sejak itulah aku membenci musim gugur.
Di musim gugur itu aku pertama kali bertemu dengannya, cinta pertamaku.
Musim gugur adalah musim yang
membuatku jatuh cinta untuk pertama kali, namun aku tak pernah menyangka bahwa
di musim gugur juga aku akan merasakan sakitnya dikhianati, musim yang
membuatku ingin berhenti mencintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar