Chapter 1 is coming =) Hhhmm, mungkin akan ada perbedaan yang signifikan antara setting di dalam Novel dengan setting yang ada di Gramedia Writing Project Batch 2. Jika di #GWP2 kisah ini bersetting di Salem, Massachusets maka di dalam novel sebenarnya kisah ini bersetting di New Orleans di abad pertengahan.
Mungkin akan ada beberapa selipan bahasa inggris di dalam novel ini jadi jika anda tipe pembaca yang agak...maaf, cerewet dan selalu meributkan hal-hal kecil seperti itu, dan bukan berfokus pada inti dari cerita dan pesan dalam cerita yang ingin saya sampaikan, maka sepertinya Novel ini tak cocok untuk Anda. Saya tidak menyarankan Anda untuk membelinya. Juga jika Anda seorang pembaca yang terlalu memikirkan hal-hal rumit seperti kenapa bahasa inggrisnya bukan bahasa inggris abad ke 17 saja?
Well, jawaban saya cukup sederhana : Novel ini hanya sekedar untuk bersenang-senang jadi saya hanya menulis apa yang ingin saya tulis, dan saya juga tidak bisa dan tidak merasa perlu mendalami bahasa inggris abad ke 17. Kenapa? Karena untuk apa saya menulis sesuatu yang pembaca mayoritas saya tidak bisa memahaminya? Dari sekian banyak pembaca saya yang sudah membaca testernya di ##GWP2, mayoritas dari mereka sama sekali TIDAK PEDULI dengan penggunaan selipan bahasa inggris, mereka juga tak ambil pusing kenapa bahasa inggrisnya tidak memakai bahasa inggris abad ke 17.
Kenapa? Karena mayoritas dari mereka bukanlah anak sastra melainkan hanya seorang penikmat novel, dan selama mereka menyukai ceritanya, mereka tidak akan peduli dengan adanya selipan bahasa inggris, atau kenapa bukan bahasa inggris abad ke 17? Kenyataannya mayoritas dari mereka tidak peduli.
Jadi jika anda termasuk tipe pembaca yang cerewet yang selalu memikirkan segala tetek bengek yang mungkin sebenarnya bagi mayoritas orang tidak mengganggu, maka Novel ini TIDAK COCOK UNTUK ANDA !!! Seorang penulis punya gaya mereka sendiri, what you read is what you get !! Simple right? Hehehe =) Tapi bagi Anda yang tertarik dengan Novel ini, you know how to contact me =) Happy Reading...
"Chapter 1 : The Medallion"
New Orleans Village, Oktober 1817...
Seorang wanita muda berusia sekitar 28 tahunan, berambut panjang lurus dan berwarna
coklat terang, dengan jubah hitam yang membalut kulit putihnya yang pucat
sedang duduk bersimpuh ditengah ruangan kamarnya yang gelap gulita, di
sekelilingnya belasan lilin menyala dan dia tampak memegang sebuah bola
kristal, di lehernya sebuah amulet tergantung dengan indahnya.
Awalnya semua baik-baik saja,
tapi sesaat kemudian nyala lilin-lilin itu mulai bergoyang dan tampak tirai
jendela kamar itu perlahan tersingkap, pintu balkon mendadak terbuka dan
sesosok tubuh berjubah hitam dengan sepasang sayap hitam di punggungnya
melayang masuk dari sana.
Sosok itu terlihat sangat tampan,
dia memiliki kesempurnaan Malaikat Surga, tetapi juga memiliki aura misterius
yang tidak biasa. Tubuhnya seperti manusia, berwajah tampan seperti Malaikat
Surga pada umumnya, dengan bola mata yang berwarna biru terang, raut ketegasan
tergambar jelas di wajahnya, rambutnya berwarna hitam lekat sangat kontras
dengan kulitnya yang putih pucat bagaikan salju, dia memiliki sayap serupa
dengan Michael dan Gabriel, dan para Malaikat Tuhan yang lain, tetapi sayap itu
berwarna hitam dan pada saat sayapnya terbuka, terlihat bulu-bulunya bagaikan
anak pedang yang tajam.
“Aku tahu kau pasti akan
datang.” ujar gadis itu tenang, seolah bisa menebak kedatangan “tamunya”.
“Juliana La Faye, apa yang kau
inginkan dariku?” tanya sosok hitam itu dengan dingin dan angkuh.
“Aku yang
seharusnya terbaring didalam pusara itu kan?” ujar wanita itu menerawang, tidak mempedulikan pertanyaan pria bersayap
itu.
“Aku tak punya pilihan. Kaulah
satu-satunya yang bisa membantuku. Gadis itu. Betsheba Sherman. Dia yang telah mengkhianatiku dan membakarku
hidup-hidup ditiang pembakaran sebelas tahun yang lalu. Harusnya itu makamku, tapi
kakak menukar hidupnya dengan hidupku agar aku bisa bangkit dari kematian. Ini tidak adil untuknya...” serunya sambil menangis pelan, mengingat detik-detik terakhir
ketika kakaknya, Liliana La Faye harus terbakar hidup-hidup di dalam gudang
sebagai harga yang harus dibayarnya untuk pertukaran nyawa adiknya.
“Kakakku orang yang
baik. Aku tak percaya dia membunuh orang hanya demi aku.” ujarnya menyesal, airmata masih menetes pelan di wajahnya yang cantik. Sosok itu masih terdiam.
“Amulet ini telah memberitahuku semuanya. Kakakku menggunakan tubuh dan jiwa Betsheba Sherman sebagai persembahan dan
pertukaran agar aku hidup kembali. Dia menyihir semua penduduk kota dan
memanipulasi ingatan mereka soal siapa yang mati dibakar hari itu. Bukan hanya itu, Kakak juga membantai seluruh Keluarga Sherman dan untuk semua pembantaian yang telah dia lakukan, dia harus membayarnya
dengan nyawanya. Kenapa harus
membangkitkanku dari kematian? Karena aku, banyak orang yang mati sia-sia.” ujarnya sedih dan menyesal, masih tetap bersimpuh di dalam
formasi berbentuk pentagram yang penuh lilin tanpa menoleh pada ‘tamunya’.
“Kurasa Kakakmu sangat mencintaimu, demi kau, dia rela lakukan
apapun. Tapi sayang sekali aku tak punya waktu untuk mendengarkan curahan hatimu.”
Jawab sosok itu tetap dengan dingin dan angkuh.
Perlahan Julia berdiri, dengan menggenggam amuletnya dia menatap pria bersayap itu dan berkata dingin “Tolonglah aku! Apa yang harus kulakukan agar kau
mau menolongku? Hanya kau yang bisa, Lucifer. Aku mempelajari sihir di buku itu, aku ingin membawa Kakakku kembali dari kematian dan aku butuh bantuanmu.” Ujar Julia,
merendahkan suaranya, memohon pelan.
“Apa kau yakin kau akan melakukannya? Kau bukan Penyihir. Kemampuanmu takkan cukup untuk
melakukannya. Tanpa amulet itu, kau tak punya kemampuan apa-apa. Kau kuat
karena amulet itu tergantung dilehermu, karena kekuatan kakakmu ada dalam
amulet itu. Lagipula, bersekutu dengan
Iblis, harga yang harus kau bayar sangatlah mahal. Lupakan saja keinginanmu! Jangan lakukan hal yang sia-sia. Kau takkan
sanggup melakukannya!” sosok itu
memperingatkan, seolah tak berniat mengabulkan
permintaanya.
“TIDAK! AKU PASTI BISA! AKU HARUS
BISA!” Julia bersikeras, dia tidak akan menyerah begitu saja.
“Dulu kakakmu menjual jiwanya
pada Hades agar bisa membangkitkanmu dari kematian. Sekarang, kau ingin menjual
jiwamu padaku agar dia bisa bangkit kembali dari kematian. Kalian berdua
sungguh sangat membingungkan.” Cibir sosok hitam itu, Lucifer sang Malaikat
Kegelapan.
“Jika itu memang perlu, aku rela
menjual jiwaku padamu. Katakan apa yang kau inginkan dariku?” jawab Julia tegas
dan tak ada keraguan dalam suaranya.
“Aku tak pernah berselisih dengan
Hades sebelumnya. Dan aku pun tak punya alasan untuk berselisih dengannya saat
ini. Hanya demi kau, pantaskah aku melakukannya? Apa yang bisa kau berikan
padaku sebagai imbalan untuk menerobos masuk Neraka dan menculik Ratu Dunia
Bawah?” Lucifer balik bertanya.
“Kau tahu siapa aku, aku tak mau
membantu manusia secara cuma-cuma. Pikirkan apa yang bisa kau berikan padaku
sebagai pertukarannya. Datanglah padaku jika kau sudah tahu jawabannya.” Ujar
Lucifer lalu menghilang dalam kepulan asap hitam dalam detik berikutnya.
“Aku tak peduli apapun
persyaratannya. AKU PASTI BISA! NECROMANCY. Aku akan pakai cara yang sama
seperti kakakku melakukannya. SEGERA!! AKU AKAN MEMBAWA KAKAKKU KEMBALI DARI KEMATIAN!” Julia bertekad, sambil menangis pelan mengingat Lily yang
tewas dalam kebakaran.
Julia tenggelam dalam kenangan
kematian kakaknya yang menyakitkan hingga dia tidak sadar saat pintu kamar itu
terbuka dan seorang pria lain masuk kedalam ruangan dengan wajah yang terlihat
cemas. Dia memiliki raut wajah yang tegas, dengan rambut ombak berwarna coklat
gelap pendek, hidung mancung dan bola mata berwarna biru terang, pria itu
terlihat sangat tampan, tapi kini kecemasan terlihat jelas di wajahnya yang
tampan.
“Kau melakukannya lagi? Tolong
hentikan, Julie! Ini tak ada gunanya untukmu. Kau bukan Penyihir! Kau takkan
mampu melakukannya. Tolong jangan membuat tragedi yang sama terulang. Jika kau
menyayangi kakakmu, jangan buat semua pengorbanannya sia-sia.” Ujar pria itu
terlihat putus asa karena istrinya tidak mau menuruti kata-katanya.
“TIDAK! AKU PASTI BISA! Jika
kakakku bisa, aku juga pasti bisa. Aku punya amulet ini. Kekuatan kakakku ada
didalamnya.” Jawab gadis muda itu bersikeras seraya menggenggam erat amulet
bertuah yang tergantung di lehernya yang jenjang.
“JULIANA LA FAYE!” bentak pria
itu dengan nada putus asa.
“ALEXANDER FLETCHER, jika kau
mencintaiku, kau harus mendukungku. Aku tak bisa hidup dengan rasa bersalah
atas kematian kakakku. Please, biarkan aku mencobanya.” Pinta Julia memelas,
sambil berjalan keluar dari dalam formasi pentagram api, tempat tadi dia
bersimpuh dan melakukan ritual.
“Apa kau tahu aku sangat putus
asa? Aku sudah mencoba ke semua nama, ke semua kekuatan kegelapan yang pernah
ada di dunia : Setan, Beelzebub, Abbadon, Asmodeus, Lucifer. Dan hanya Lucifer
yang bisa menolongku. Hanya Lucifer yang bisa membawa kakakku kembali dari
kematian. Biarkan aku mencobanya.” Julia kembali meminta ijin pada suaminya
dengan ekspresi putus asa, perlahan berjalan mendekati suaminya dan berusaha
membujuknya.
“Tapi ini gila! Kau tahu siapa
itu Lucifer. He is The Great Demon Lord. Dia Malaikat Yang Terbuang, dia Raja
Iblis yang sangat kejam, dia Penguasa Kegelapan. Dan kau memohon padanya? Aku
tak mau kau main-main dengan kuasa kegelapan. Itu sangat berbahaya Julia.” Alex
terlihat tak kalah putus asa saat menasehati isterinya, dia menyadari bahwa
Julia takkan berhenti sebelum melihat kakaknya hidup kembali.
“Justru karena dia adalah
Penguasa Kegelapan, jadi hanya dialah yang bisa membantuku sekarang. Jika Bala
Tentara Surga saja berani dilawannya, apalagi hanya seorang Dewa Kematian?
Dialah yang paling kuat diantara yang lainnya.” Julia pasrah saja, karena
memang hanya itulah satu-satunya jalan.
Lucifer yang terkuat, dia adalah
Malaikat Kesayangan Tuhan sebelum akhirnya Tuhan melemparnya dari Surga ke
bumi. Hanya Michael dan Tuhan sendirilah yang bisa mengalahkannya. Hanya
Lucifer yang bisa menolongnya saat ini, hanya dia yang mampu membebaskan Lily
dari jerat Sang Dewa Kematian, Hades.
“Tapi tak ada sesuatu yang gratis
di dunia ini. Apalagi untuk pertukaran sebuah nyawa. Lucifer pasti meminta
imbalan.” Ujar Alex tak suka. Julia mengangguk pelan, mengingat bahwa memang
Lucifer dengan jelas mengatakan bahwa tak ada sesuatu di dunia ini yang
cuma-cuma.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar