Rabu, 24 Desember 2014

(Teaser) Lucifer : Chapter 1

Chapter 1 is coming =) Hhhmm, mungkin akan ada perbedaan yang signifikan antara setting di dalam Novel dengan setting yang ada di Gramedia Writing Project Batch 2. Jika di #GWP2 kisah ini bersetting di Salem, Massachusets maka di dalam novel sebenarnya kisah ini bersetting di New Orleans di abad pertengahan. 

Mungkin akan ada beberapa selipan bahasa inggris di dalam novel ini jadi jika anda tipe pembaca yang agak...maaf, cerewet dan selalu meributkan hal-hal kecil seperti itu, dan bukan berfokus pada inti dari cerita dan pesan dalam cerita yang ingin saya sampaikan, maka sepertinya Novel ini tak cocok untuk Anda. Saya tidak menyarankan Anda untuk membelinya. Juga jika Anda seorang pembaca yang terlalu memikirkan hal-hal rumit seperti kenapa bahasa inggrisnya bukan bahasa inggris abad ke 17 saja? 

Well, jawaban saya cukup sederhana : Novel ini hanya sekedar untuk bersenang-senang jadi saya hanya menulis apa yang ingin saya tulis, dan saya juga tidak bisa dan tidak merasa perlu mendalami bahasa inggris abad ke 17. Kenapa? Karena untuk apa saya menulis sesuatu yang pembaca mayoritas saya tidak bisa memahaminya? Dari sekian banyak pembaca saya yang sudah membaca testernya di ##GWP2, mayoritas dari mereka sama sekali TIDAK PEDULI dengan penggunaan selipan bahasa inggris, mereka juga tak ambil pusing kenapa bahasa inggrisnya tidak memakai bahasa inggris abad ke 17. 

Kenapa? Karena mayoritas dari mereka bukanlah anak sastra melainkan hanya seorang penikmat novel, dan selama mereka menyukai ceritanya, mereka tidak akan peduli dengan adanya selipan bahasa inggris, atau kenapa bukan bahasa inggris abad ke 17? Kenyataannya mayoritas dari mereka tidak peduli. 

Jadi jika anda termasuk tipe pembaca yang cerewet yang selalu memikirkan segala tetek bengek yang mungkin sebenarnya bagi mayoritas orang tidak mengganggu, maka Novel ini TIDAK COCOK UNTUK ANDA !!! Seorang penulis punya gaya mereka sendiri, what you read is what you get !! Simple right? Hehehe =) Tapi bagi Anda yang tertarik dengan Novel ini, you know how to contact me =) Happy Reading...

"Chapter 1 : The Medallion"



New Orleans Village, Oktober 1817...
Seorang wanita muda berusia sekitar 28 tahunan, berambut panjang lurus dan berwarna coklat terang, dengan jubah hitam yang membalut kulit putihnya yang pucat sedang duduk bersimpuh ditengah ruangan kamarnya yang gelap gulita, di sekelilingnya belasan lilin menyala dan dia tampak memegang sebuah bola kristal, di lehernya  sebuah amulet tergantung dengan indahnya.

Awalnya semua baik-baik saja, tapi sesaat kemudian nyala lilin-lilin itu mulai bergoyang dan tampak tirai jendela kamar itu perlahan tersingkap, pintu balkon mendadak terbuka dan sesosok tubuh berjubah hitam dengan sepasang sayap hitam di punggungnya melayang masuk dari sana.

Sosok itu terlihat sangat tampan, dia memiliki kesempurnaan Malaikat Surga, tetapi juga memiliki aura misterius yang tidak biasa. Tubuhnya seperti manusia, berwajah tampan seperti Malaikat Surga pada umumnya, dengan bola mata yang berwarna biru terang, raut ketegasan tergambar jelas di wajahnya, rambutnya berwarna hitam lekat sangat kontras dengan kulitnya yang putih pucat bagaikan salju, dia memiliki sayap serupa dengan Michael dan Gabriel, dan para Malaikat Tuhan yang lain, tetapi sayap itu berwarna hitam dan pada saat sayapnya terbuka, terlihat bulu-bulunya bagaikan anak pedang yang tajam.

 “Aku tahu kau pasti akan datang.” ujar gadis itu tenang, seolah bisa menebak kedatangan “tamunya”.

“Juliana La Faye, apa yang kau inginkan dariku?” tanya sosok hitam itu dengan dingin dan angkuh. 

“Aku yang seharusnya terbaring didalam pusara itu kan?” ujar wanita itu menerawang, tidak mempedulikan pertanyaan pria bersayap itu.

Aku tak punya pilihan. Kaulah satu-satunya yang bisa membantuku. Gadis itu. Betsheba Sherman. Dia yang telah mengkhianatiku dan membakarku hidup-hidup ditiang pembakaran sebelas tahun yang lalu. Harusnya itu makamku, tapi kakak menukar hidupnya dengan hidupku agar aku bisa bangkit dari kematian. Ini tidak adil untuknya...” serunya sambil menangis pelan, mengingat detik-detik terakhir ketika kakaknya, Liliana La Faye harus terbakar hidup-hidup di dalam gudang sebagai harga yang harus dibayarnya untuk pertukaran nyawa adiknya. 

“Kakakku orang yang baik. Aku tak percaya dia membunuh orang hanya demi aku.” ujarnya menyesal, airmata masih menetes pelan di wajahnya yang cantik. Sosok itu masih terdiam.

Amulet ini telah memberitahuku semuanya. Kakakku menggunakan tubuh dan jiwa Betsheba Sherman sebagai persembahan dan pertukaran agar aku hidup kembali. Dia menyihir semua penduduk kota dan memanipulasi ingatan mereka soal siapa yang mati dibakar hari itu. Bukan hanya itu, Kakak juga membantai seluruh Keluarga Sherman dan untuk semua pembantaian yang telah dia lakukan, dia harus membayarnya dengan nyawanya. Kenapa harus membangkitkanku dari kematian? Karena aku, banyak orang yang mati sia-sia.” ujarnya sedih dan menyesal, masih tetap bersimpuh di dalam formasi berbentuk pentagram yang penuh lilin tanpa menoleh pada ‘tamunya’.               

Kurasa Kakakmu sangat mencintaimu, demi kau, dia rela lakukan apapun. Tapi sayang sekali aku tak punya waktu untuk mendengarkan curahan hatimu.” Jawab sosok itu tetap dengan dingin dan angkuh.

Perlahan Julia berdiri, dengan menggenggam amuletnya dia menatap pria bersayap itu dan berkata dingin “Tolonglah aku! Apa yang harus kulakukan agar kau mau menolongku? Hanya kau yang bisa, Lucifer. Aku mempelajari sihir di buku itu, aku ingin membawa Kakakku kembali dari kematian dan aku butuh bantuanmu.” Ujar Julia, merendahkan suaranya, memohon pelan. 

“Apa kau yakin kau akan melakukannya? Kau bukan Penyihir. Kemampuanmu takkan cukup untuk melakukannya. Tanpa amulet itu, kau tak punya kemampuan apa-apa. Kau kuat karena amulet itu tergantung dilehermu, karena kekuatan kakakmu ada dalam amulet itu. Lagipula, bersekutu dengan Iblis, harga yang harus kau bayar sangatlah mahal. Lupakan saja keinginanmu! Jangan lakukan hal yang sia-sia. Kau takkan sanggup melakukannya! sosok itu memperingatkan, seolah tak berniat mengabulkan permintaanya.

“TIDAK! AKU PASTI BISA! AKU HARUS BISA!” Julia bersikeras, dia tidak akan menyerah begitu saja. 

“Dulu kakakmu menjual jiwanya pada Hades agar bisa membangkitkanmu dari kematian. Sekarang, kau ingin menjual jiwamu padaku agar dia bisa bangkit kembali dari kematian. Kalian berdua sungguh sangat membingungkan.” Cibir sosok hitam itu, Lucifer sang Malaikat Kegelapan.

“Jika itu memang perlu, aku rela menjual jiwaku padamu. Katakan apa yang kau inginkan dariku?” jawab Julia tegas dan tak ada keraguan dalam suaranya. 

“Aku tak pernah berselisih dengan Hades sebelumnya. Dan aku pun tak punya alasan untuk berselisih dengannya saat ini. Hanya demi kau, pantaskah aku melakukannya? Apa yang bisa kau berikan padaku sebagai imbalan untuk menerobos masuk Neraka dan menculik Ratu Dunia Bawah?” Lucifer balik bertanya.

“Kau tahu siapa aku, aku tak mau membantu manusia secara cuma-cuma. Pikirkan apa yang bisa kau berikan padaku sebagai pertukarannya. Datanglah padaku jika kau sudah tahu jawabannya.” Ujar Lucifer lalu menghilang dalam kepulan asap hitam dalam detik berikutnya. 

Aku tak peduli apapun persyaratannya. AKU PASTI BISA! NECROMANCY. Aku akan pakai cara yang sama seperti kakakku melakukannya. SEGERA!! AKU AKAN MEMBAWA KAKAKKU KEMBALI DARI KEMATIAN!” Julia bertekad, sambil menangis pelan mengingat Lily yang tewas dalam kebakaran.

Julia tenggelam dalam kenangan kematian kakaknya yang menyakitkan hingga dia tidak sadar saat pintu kamar itu terbuka dan seorang pria lain masuk kedalam ruangan dengan wajah yang terlihat cemas. Dia memiliki raut wajah yang tegas, dengan rambut ombak berwarna coklat gelap pendek, hidung mancung dan bola mata berwarna biru terang, pria itu terlihat sangat tampan, tapi kini kecemasan terlihat jelas di wajahnya yang tampan. 

“Kau melakukannya lagi? Tolong hentikan, Julie! Ini tak ada gunanya untukmu. Kau bukan Penyihir! Kau takkan mampu melakukannya. Tolong jangan membuat tragedi yang sama terulang. Jika kau menyayangi kakakmu, jangan buat semua pengorbanannya sia-sia.” Ujar pria itu terlihat putus asa karena istrinya tidak mau menuruti kata-katanya.

“TIDAK! AKU PASTI BISA! Jika kakakku bisa, aku juga pasti bisa. Aku punya amulet ini. Kekuatan kakakku ada didalamnya.” Jawab gadis muda itu bersikeras seraya menggenggam erat amulet bertuah yang tergantung di lehernya yang jenjang.

“JULIANA LA FAYE!” bentak pria itu dengan nada putus asa.

“ALEXANDER FLETCHER, jika kau mencintaiku, kau harus mendukungku. Aku tak bisa hidup dengan rasa bersalah atas kematian kakakku. Please, biarkan aku mencobanya.” Pinta Julia memelas, sambil berjalan keluar dari dalam formasi pentagram api, tempat tadi dia bersimpuh dan melakukan ritual. 

“Apa kau tahu aku sangat putus asa? Aku sudah mencoba ke semua nama, ke semua kekuatan kegelapan yang pernah ada di dunia : Setan, Beelzebub, Abbadon, Asmodeus, Lucifer. Dan hanya Lucifer yang bisa menolongku. Hanya Lucifer yang bisa membawa kakakku kembali dari kematian. Biarkan aku mencobanya.” Julia kembali meminta ijin pada suaminya dengan ekspresi putus asa, perlahan berjalan mendekati suaminya dan berusaha membujuknya.

“Tapi ini gila! Kau tahu siapa itu Lucifer. He is The Great Demon Lord. Dia Malaikat Yang Terbuang, dia Raja Iblis yang sangat kejam, dia Penguasa Kegelapan. Dan kau memohon padanya? Aku tak mau kau main-main dengan kuasa kegelapan. Itu sangat berbahaya Julia.” Alex terlihat tak kalah putus asa saat menasehati isterinya, dia menyadari bahwa Julia takkan berhenti sebelum melihat kakaknya hidup kembali. 

“Justru karena dia adalah Penguasa Kegelapan, jadi hanya dialah yang bisa membantuku sekarang. Jika Bala Tentara Surga saja berani dilawannya, apalagi hanya seorang Dewa Kematian? Dialah yang paling kuat diantara yang lainnya.” Julia pasrah saja, karena memang hanya itulah satu-satunya jalan.

Lucifer yang terkuat, dia adalah Malaikat Kesayangan Tuhan sebelum akhirnya Tuhan melemparnya dari Surga ke bumi. Hanya Michael dan Tuhan sendirilah yang bisa mengalahkannya. Hanya Lucifer yang bisa menolongnya saat ini, hanya dia yang mampu membebaskan Lily dari jerat Sang Dewa Kematian, Hades. 


“Tapi tak ada sesuatu yang gratis di dunia ini. Apalagi untuk pertukaran sebuah nyawa. Lucifer pasti meminta imbalan.” Ujar Alex tak suka. Julia mengangguk pelan, mengingat bahwa memang Lucifer dengan jelas mengatakan bahwa tak ada sesuatu di dunia ini yang cuma-cuma.


To be continued...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar