The Bloody Lily, mungkin tidak salah jika saya memberi judul lain dari Novel ini dengan "The Bloody Lily", karena memang bunga Lily putih yang cantik itu kini berubah menjadi bunga yang melambangkan kematian. Siapapun penerimanya, dialah korban berikutnya! Hhhmm...apakah kini bunga Lily putih tersebut ada disekitar anda? Jika iya, maka berhati-hatilah, karena mungkin pembunuh itu sedang mengincar Anda sekarang hehehe =)
"Chapter 2 : You Are Next!"
Nathalie Jung mencengkeram kotak
hadiahnya dengan gemetar, dia masih belum membukanya.
“Aku ingin lihat.” Tiba-tiba
seseorang dari mereka berkata lalu segera berlari meninggalkan kelas itu
diikuti yang lain. Dalam sekejap ruangan kelas itu menjadi kosong, semua orang berlari
ke tempat kejadian perkara untuk mencari tahu yang sebenarnya.
Semua, kecuali Nathalie Jung yang
tetap terdiam di tempatnya. Semua temannya berlari keluar tapi dia justru
terdiam disini, mencengkeram erat kotak yang diletakkan diatas mejanya dengan
keringat dingin meluncur dari keningnya.
Perlahan dia membuka kotak itu
untuk melihat apa isinya. Dia memasukkan tangannya ke dalam kotak itu dan
segera, sebuah boneka porselin lengket menyambutnya. Nathalie menarik kepala
boneka itu keluar dan dia menyadari bahwa kepala boneka itu hampir terputus,
cairan merah merambat dari kepala boneka yang hampir terputus itu.
“AAARRGGHHH!” Nathalie terpekik
ngeri lalu spontan menjatuhkan bonekanya ke lantai dengan keras. Sebuah
suara muncul dari dalam boneka itu, sebuah kalimat singkat yang terdengar
begitu mengerikan.
“YOU ARE NEXT! YOU ARE NEXT! YOU
ARE NEXT!” terus dan berulang-ulang, seolah-olah boneka itu sudah diprogram.
Boneka bersimbah darah yang mengucapkan kalimat ancaman itu terlihat begitu
mengerikan.
Nathalie terpekik ngeri dan tak
sengaja menyenggol kotaknya. Kotak itu terjatuh dan setangkai bunga Lily putih
terlihat terjatuh di samping kotaknya.
Sebuah foto seorang gadis muda
bersimbah darah diikatkan di tangkai bunga Lily itu, dengan sebuah kalimat
ancaman yang ditulis dengan tinta merah ada dibelakang fotonya. Dengan tangan
gemetar Nathalie memungutnya dan membaca isinya dengan ragu.
“Dear Bullies, she was died because of you. Are you
happy about that? YOU ARE
NEXT!” kembali, kalimat yang sama
dikumandangkan.
“TIDAK! TIDAK! TIDAK! KENAPA
HARUS AKU?” jeritnya ketakutan, dia berlari keluar ketakutan meninggalkan kelas
itu. Entah kemana yang penting jauh dari kelas itu.
Saat itulah dia mendengar suara
seorang gadis yang memanggilnya dari dalam Gedung Olahraga yang sekarang sedang
kosong.
“NATHALIE...NATHALIE...” suara
itu terdengar sangat lembut dan lirih, terus memanggil. Antara takut dan
penasaran, dengan perlahan dia memasuki gedung olahraga itu dan mencari sosok
yang terus memanggilnya.
BLLLAAAMMMM...
Pintu gedung olahraga terbanting
keras menutup. Nathalie tersentak. Dia menyesali kebodohannya karena
terperangkap masuk kesana.
“Siapa kau?” tanyanya gemetar
sambil memicingkan matanya, berusaha beradaptasi dengan kegelapan di
sekelilingnya.
Namun dalam sekejap lampu
mendadak menyala serentak dan seorang gadis cantik berambut panjang dan bergaun
putih muncul dari balik pilar penyangga.
“Halo, Nathalie!” sapanya lembut
dan ramah, tapi meninggalkan kesan mistis dari balik suaranya. Nathalie
memandang penyapanya dengan kaget. Gadis itu tersenyum manis, dia terlihat
sangat tenang dan ramah, tapi entah kenapa Nathalie justru merasa
ketakutan.
Wajahnya cantik tapi sangat
pucat, kecantikannya tak seperti gadis pada umumnya, Nathalie seperti merasa
pernah melihatnya disuatu tempat, tapi dia tidak ingat dimana, suaranya begitu
lembut dan pelan, langkahnya begitu ringan, seolah gadis itu melayang dan bukan
berjalan, sekejap kemudian Nathalie menyadari bahwa gadis ini tak memiliki
bayangan.
Nathalie tersentak, karena dia
melihat gadis itu jelas berdiri di bawah lampu tapi tak nampak bayangan dari
sosoknya.
“Tak ada manusia yang tidak
memiliki bayangan.” batinnya tercekat.
“SIAPA KAU? Kau manusia atau
hantu?” Nathalie bertanya dengan waspada.
“Kau tak ingat aku?” tanyanya
lirih sambil terus berjalan mendekat.
“Di atas atap... Setahun yang
lalu.” jawabnya lembut dan pelan tapi terdengar sangat mengintimidasi.
“Setahun yang lalu?” ingatan
Nathalie bekerja, kembali ke saat dia dan teman-temannya menyiksa Ketua Klub
Kesenian, Lily Kim hingga terjatuh dan tewas. Bayangan mengerikan terlintas
dalam otaknya, bagaikan potongan film yang dipercepat.
Nathalie memandang gadis
didepannya dengan ketakutan, wajah mereka memang mirip. Benar. Sangat mirip.
“KAU? Tidak mungkin. Bukankah kau
sudah...” Nathalie tak berani melanjutkan kalimatnya, gadis itu memang mirip
dengan gadis yang terjatuh setahun yang lalu, dia terdiam ketakutan saat
perlahan gadis misterius itu mendekatinya.
“Apa kau sudah lupa wajahku?”
tanya gadis itu lagi seraya mendekap setangkai bunga Lily putih di dadanya dan
mengacungkan sebuah pisau yang tergenggam erat di tangan kanannya sambil terus
berjalan mendekati Nathalie yang gemetar ketakutan.
To be continued...
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar